Saat Su Wan mendengar ucapan Yan Xi, dia langsung memarahinya dengan nada tinggi.
"Zhang Ming sudah melakukan begitu banyak hal untukmu. Dia sangat mencintaimu hingga tidak takut untuk mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungimu. Tapi kamu justru mau meninggalkannya!"
Yan Xi melirik Su Wan acuh tak acuh. Kata-katanya sungguh bagus.
Tapi setelah ini, bahkan setelah Su Wan mengetahui bahwa Zhang Ming telah membunuh Yan Xi, pemilik asli tubuh ini, dia tetap masih mau bersama Zhang Ming dan menghabiskan uang pemilik asli tubuh ini.
Kenapa dia tidak berpikir untuk meninggalkan Zhang Ming?
"Zhang Ming menuai apa yang dia tanam. Aku tidak peduli padanya." Yan Xi mengusir tamunya ini dengan dingin, "Aku mau istirahat, silahkan kamu keluar."
"Bagaimana kamu bisa sedingin ini?" Su Wan mengeluh lalu duduk di samping Yan Xi. Tanpa memperdulikan perbannya, Su Wan mencengkram bahu Yan Xi dengan erat. Kukunya yang panjang menancap di luka Yan Xi, seolah dia tidak menyadarinya.
"Zhang Ming akan dipenjara, tapi kamu masih bisa beristirahat!"
Su Wan merasa tidak senang. Dia menekan jarinya yang menancap di luka Yan Xi.
Luka itu terbuka kembali. Rasa sakitnya membuat Yan Xi lemas hingga hampir jatuh ke lantai.
"Lepas!" Suara Yan Xi yang sebelumnya sudah serak menjadi lebih kecil seperti dengung nyamuk karena rasa sakit itu. Hampir tak terdengar.
Su Wan pura-pura tidak mendengarnya. Tangannya terus menekan luka Yan Xi, setengah memohon, setengah mengancam.
"Yan Xi, Zhang Ming tak bisa melakukan apa-apa. Pergilah dan memohon pada Gu Shen, biarkan dia melepaskan Zhang Ming."
Lukanya mengembung, nyeri dan bengkak. Dahi Yan Xi dipenuhi keringat dingin. Dia mengulurkan tangannya untuk mendorong Su Wan. Tapi sayangnya dia tidak punya kekuatan.
Melihat hal ini, jari-jari Su Wan menusuk luka Yan Xi semakin erat.
"Zhang Ming sangat baik padamu. Kamu harus menyelamatkannya."
Orang gila ini!
Yan Xi memiringkan kepalanya. Matanya menatap gelas kaca yang ada di sampingnya.
Tanpa ragu, dia mengambil gelas kaca itu dan menghantamkannya ke kepala Su Wan.
Setelah suara hantaman gelas di kepalanya, Su Wan berteriak. Su Wan melepaskan Yan Xi kemudian dengan panik membersihkan pecahan kaca di kepalanya.
"Tolong!" Yan Xi seperti mendengar suara kursi roda dan segera mengerahkan sisa kekuatannya untuk berteriak, "Gu Shen, tolong aku!"
Pintu terbuka lebar. Gu Shen didorong masuk oleh Gu Yi.
Dia menatap Yan Xi, yang terbaring lemah di tempat tidur, dengan sedikit darah mengalir dari perban di bahunya dan matanya memerah. Dia tampak menyedihkan.
Begitu Gu Shen muncul, dia langsung menjadi objek keluh kesah Yan Xi.
"Suamiku." Suara Yan Xi sangat lembut, berbeda dari yang sebelumnya. Suaranya penuh dengan kesedihan dan sikap manja, "Dia sengaja membuat lukaku terbuka. Aku tidak mau melihatnya lagi. Tolong usir dia keluar secepatnya!"
"Yan Xi, kamu mau mengusirku?! Apa kamu gila?!"
Meski Yan Xi selalu diperlakukan tidak baik, tapi dia tetap mematuhi perintah Su Wan. Tapi hari ini dia marah pada Su Wan.
Su Wan membuka mulutnya dan ingin mengatakan sesuatu.
Namun Gu Yi sudah berjalan ke arahnya atas perintah dari Gu Shen, kemudian berkata dengan sopan tapi tegas, "Nona Su, silahkan."
Su Wan tetap tidak bergeming. Akhhirnya Gu Yi memegang tangannya kemudian menariknya keluar.
Setelah suara berisiknya menghilang ruangan menjadi hening.
Yan Xi melihat bahunya dan menemukan darah telah menembus kain kasa, meninggalkan tanda merah yang samar.
"Suamiku, lukaku sakit sekali."
Setelah Yan Xi mengatakan itu, dia menunggu dihibur oleh Gu Shen dengan penuh semangat, seperti anak kucing yang menunggu pemiliknya menyentuh kepalanya.
Gu Shen mengernyitkan keningnya, tak tahu apa yang mengganggunya, "Gu Yi sudah pergi memanggil dokter."
"Tapi dokternya belum datang." Mata Yan Xi berkabut, "Aku benar-benar kesakitan, ada darah keluar dari lukaku."
Gu Shen menatapnya dengan tajam, setelah beberapa saat dia berkata dengan penuh perhatian, "Apa yang kamu inginkan?"
Yan Xi berkata, "Suamiku, peluk aku."