Janji Kimmy untuk menemani Erlynn ke supermarket jadi tertunda sampai malam. Karena kebanjiran pembeli, Kimmy yang biasa menutup kios bukunya jam lima sore, hari ini terpaksa lembur sampai jam tujuh malam. Setelah mandi dan makan seadanya, ia dan Erlynn bergegas ke supermarket. Untung, tempatnya nggak jauh. Mereka tinggal berjalan kaki dan menyeberang.
Waktu Kimmy dan Erlynn sampai, 365 Days Supermarket --yang lebih cocok disebut Hypermarket-- masih ramai pengunjung. Lantai satu penuh sama ibu-ibu yang sibuk mencari sayur, buah, ikan, dan makanan atau minuman kaleng buat persediaan. Sedangkan lantai dua, kebanyakan mereka yang ingin melihat-lihat barang elektronik, baju, kaset, dan perlengkapan rumah tangga.
"Bener kan, apelnya lagi murah," ucap Erlynn begitu melihat papan harga diatas rak buah yang konon dari New Zealand. "Cuma sepuluh ribu satu kilo nya. Gue mesti beli agak banyak, nih."
Kimmy nggak begitu memperhatikan apa yang di ucapkan Erlynn. Ia berdiri di dekat rak yang penuh dengan jeruk sunkist. Matanya memperhatikan buah orange segar itu, sambil sekali-sekali menoleh ke kanan-kiri. Tahu, kan? Betul! Kimmy lagi mencari wajah keren yang dilihatnya kemarin, di tempat itu juga. Wajah yang membuatnya sering nggak bisa tidur semalaman karena memikirkannya.
Moga-moga aja, cowok itu tiba-tiba sadar, sunkist- nya di kulkas tinggal satu atau dua biji. Dia harus kesini sekarang. Beli sunkist yang banyak dan ketemu ama gue!
Kimmy mengambil salah satu buah sunkist yang ada di bagian paling atas. Di dekatnya buah bulat itu ke hidungnya.
"Hmmm... wangi," ucapnya lirih. Ketika mencium aroma khas buah sunkist, nggak tahu kenapa, lagi-lagi wajah cowok itu muncul kembali di benak Kimmy. Wajah putih, cool, sedikit tanpa ekspresi, tapi bener-bener enak dilihat! Semua gambar itu menari-nari di pikirannya. Kimmy menarik nafasnya dalam-dalam.
Kenapa gue bisa terobsesi ama cowok itu? I event don't know what's his name!
"Heh, bengong aje?! Udah belum?" tanya Erlynn yang trolley- nya udah penuh dengan macam-macam buah.
" Oh...,eh...,gue mau nyobain sunkist, nih, " sahut Kimmy agak malu ketangkap basah lagi melamun, Ia memasukkan beberapa buah sunkist ke dalam plastik yang sudah tersedia, "Segini cukup kali, ya?" Kimmy mencoba mengangkat plastik nya.
"Eh, Kim, sini!" Tiba-tiba, Erlynn menarik tangannya. "Tolongin gue bentar."
Erlynn membawa Kimmy ke rak buah-buahan paling ujung. Disana, khusus dipajang buah-buahan impor yang harganya relatif mahal. Ada kiwi, durian montong, apel Jepang, dan yang lain.
"Pilihin gue beberapa buah kiwi, dong," ucap Erlynn begitu sampai di depan tumpukan kiwi. "Gue nggak tau, kiwi yang manis itu yang kayak gimana. Kalo salah beli, sayang lagi. Harga nya mahal banget..."
****************
"Blendernya, elo mau pake punya gue atau mau beli yang baru?" tanya Kimmy melihat Erlynn bingung mau membeli apa lagi.
"Kalo beli blender baru, mahal, kan? Boleh nggak, sementara ini gue pinjem blender elo dulu?"
"Boleh aja,tapi nggak begitu bagus. Kalo elo mau hasil jus buah elo bagus, elo mesti beli yang baru "
"Kalo nggak, kita liat dulu harganya, yuk! Siapa tau ada yang rada murah," ajak Erlynn lagi-lagi menarik tangan Kimmy.
Mereka beranjak ke lantai dua, tepatnya ke bagian perlengkapan dapur, seperti blender, mixer, kompor elpiji, dan lain-lain. Di sana tersedia lengkap peralatan memasak, dari yang buatan dalam negeri sampai produk impor. Dari yang murah, tapi bahannya kurang bermutu, sampai yang harganya selangit.
****************
Sementara Erlynn memilih Blender yang mau di beli....
"Oh ya, sunkist gue tadi mana,ya?" tanya Kimmy tiba-tiba teringat. Ia mencari di trolley yang ada di dekat Erlynn. "Nggak ada, Lynn. Wah, ketinggalan! Kayaknya abis milih-milih tadi, gue lupa bawa. Gara-gara elo sih, narik-narik tangan gue melulu. Gue kebawah dulu, ya?" ucap Kimmy sambil ninggalin Erlynn yang sibuk mengamati blender pilihannya.
Kimmy turun lewat eskalator menuju bagian buah-buahan. Ia sempat terhalang seorang ibu yang lagi memborong susu bayi sampai trolley- nya nggak muat lagi. Dari sana, ia berputar ke bagian makanan dingin, sayuran organik, lalu sampai ke rak buah-buahan.
Deg! Jantung Kimmy serasa mau keluar ketika dari agak jauh dilihatnya seorang cowok dengan kaus biru muda bergaris putih, berdiri di dekat rak sunkist. Langkahnya tiba-tiba terhenti, kira-kira tiga meter dari tempat cowok itu.
Is that really you ? Tangan Kimmy mendadak terasa dingin sekali dan detak jantungnya berpacu tak beraturan. A....apa gue nggak salah liat? Oh, Tuhan. That's him! seru Kimmy dalam hati. Oh no...what am I going to do?
Cowok berbadan tegap dan tinggi itu sedang asyik memilih sunkist. Karena badannya yang sedikit membelakangi, ia nggak sadar ada Kimmy yang dari tadi menatapnya.
Cool down, Kimmy! Cool down! Don't be panic! Hibur Kimmy pada diri sendiri. Elo jangan panik, Kimmy! Jangan panik! Biasanya, kalo panik, elo malu-maluin. Tenang, Kimmy! Tenang!
Kimmy menarik nafasnya dalam-dalam sebelum memberanikan diri melangkah perlahan mendekati cowok itu. Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh, ... Kimmy menghitung langkahnya yang semakin dekat. *Enam, lima, empat, tiga, dua...
Manusia yang satu ini harum banget*! seru Kimmy dalam hati begitu berada pada disebelah cowok itu. Bukan. Bukan aroma yang pernah Kimmy hirup waktu pertama kali bertemu. Hm...aroma blackcurrant, tebak Kimmy. Ada berapa macem sih, parfumnya?
Cowok itu nggak menoleh. Ia sedang menghitung berapa buah sunkist yang sudah ia masukkan ke dalam plastik. Kimmy yang di sebelahnya kebingungan, benar-benar nggak tahu harus berbuat apa. Untungnya, mata Kimmy sempat melihat plastik berisi sunkist miliknya yang tergeletak di atas tumpukan buah, tepat di depan cowok itu berdiri. Tanpa pikir panjang lagi, ia mengulurkan tangannya untuk mengambilnya.
Cowok itu menoleh waktu melihat tangan Kimmy melintasi matanya. Ia melihat ke Kimmy sebentar dan tertegun. Sepertinya cowok itu sadar, ia pernah melihat Kimmy sebelumnya. "itu punyamu?" tanyanya.
Spontan mata Kimmy terbelalak mendengar suara cowok itu. Dia tadi ngomong ama gue atau ama yang laen? tanyanya dalam hati nggak percaya. Ditatapnya mata cowok itu tanpa bisa menjawab apa-apa.
" Ketinggalan, ya?" tanya cowok itu lagi ramah walaupun tanpa senyum.
Lidah Kimmy benar-benar tersekat. Tampangnya mirip orang bego. Bukan hanya bego, tapi juga bisu dan tuli. Habisnya, ditanya seperti itu bukannya menjawab malah melotot tanpa satu kata pun keluar dari mulutnya.
Terdengar nada dering. Rupanya, HP cowok itu berbunyi. "Halo," sahutnya begitu membuka flip. "Elo di mana, Nis?"
Sementara itu, Kimmy masih berdiri di tempatnya. Walaupun mata cowok itu sudah nggak bertatapan lagi dengannya, jantung Kimmy masih deg-degan. Ia memperhatikan gerak-gerik cowok itu sambil mencuri dengar apa yang lagi dibicarakan cowok itu ditelepon.
"Elo tungguin gue, ya! Bentar lagi gue jemput elo," sambung cowok itu. "Jangan ke mana-mana! Tungguin gue, oke! Bye." Cowok itu mengakhiri pembicaraannya, Lalu menyimpan HP-nya.
Kimmy sedikit sedih, waktu cowok itu mengambil plastik buah sunkist- nya, bergegas menimbangnya di bagian timbangan, lalu berlalu begitu saja meninggalkan Kimmy. Kimmy mengantar kepergian cowok tadi dengan matanya sampai nggak kelihatan lagi.
Kayaknya, dia punya urusan penting ama...siapa...,tadi? Nis...,siapa Nis itu? Yang jelas, itu nama cewek. Mungkin nama pacarnya. Of course, masa cowok sekeren dia nggak punya cewek? Aaah, hilang deh, kesempatan kedua!
----------------