Chereads / HAIKAL / Chapter 21 - PART : KENAPA HARUS HAIKAL?

Chapter 21 - PART : KENAPA HARUS HAIKAL?

5 hari berlalu.

Andhika berada dikediamannya, tepatnya berada dikamarnya.

Pria itu tengah menatap kosong jendela samping kasurnya, pikirannya penuh, tampak penuh.

Andhika kembali mengingat kejadian tadi, saat Ayahnya memarahinya.

Sejujurnya bukan sekali dua kali, tapi hampir setiap hari, Andhika selalu membuat Ayahnya naik darah.

'Sudah cukup kamu bikin malu keluarga Andhika!'

'Sampai kapan kamu kayak gini terus sama Haikal?'

'Coba kamu lihat Haikal sebentar lagi lulus! Sementara kamu masih foya foya, balapan sana sini!'

'Kamu belum cukup dewasa, bahkan Haikal lebih dewasa dibanding kamu!'

Pria itu meremas selimut dengan kuat, rasanya ingin sekali berteriak, memanggil kakeknya.

'Peralihan Kampus akan dialihkan oleh Haikal!'

'Selamat! Semoga Haikal bisa memegang kampus ini dengan baik'.

'Kamu harus bisa kayak Haikal! Lihat dia, kalo Haikal aja bisa kamu harusnya bisa Andhika!'

"Anjing!"

Andhika mengumpat pelan, pikirannya selalu saja dipenuhi Haikal, Haikal & Haikal.

Pria itu menggeram, lalu berdiri mengusak surainya acak acakan.

"Kenapa harus lo Haikal!"

"Kenapa harus lo!" Gumam Andhika pelan.

"Kenapa gue harus benci sama lo Haikal! Kenapa?"

Ia menangis pilu, sejujurnya dari lubuk hatinya, Andhika tak ingin membenci Haikal, tapi lagi dan lagi sikap Ayahnya yang selalu membanding bandingkan diringa dengan Haikal membuat Andhika semakin membenci Haikal.

"Gue gak bisa benci sama lo! Tapi kenapa gue harus dibanding bandingin sama lo Haikal!"

"Dan kenapa bokap lo harus gagal menyelamatkan kakek gue?"

"Gue menderita selama kakek gue gak ada! Gue benci Ayah gue!"

Pria itu terus terusan bergumam, sembari meringis pelan.

"KENAPA LO BISA DISEKELILINGI ORANG ORANG BAIK, SEMENTARA GUE MENDERITA HAIKAL!"

"GUE BENCI LO! GUE MAU LO MATI!"

"AARRGHHHH!!"

...

Dua pria kecil itu tengah bermain dipantai, mereka sedang membuat istana pasir, tampak asyik berdua.

"Haikal mana benderanya?" Tanya pria kecil berusia 5 tahun itu.

"Ayah belum selesai bikinnya, kita bikin istana lagi aja, biar banyak!!" Seru Haikal kecil.

"Aku mau bikin disini!! Kamu gak boleh kesini, nanti istana kamu aku hancurin!" Ucap Andhika kecil.

Haikal kecil tersenyum, mengangguk, ia berjalan mengambil ranting pohon lalu membuat garis perbatasan.

"Ini batasan! Kamu gak boleh lewat sini!" Ujar Haikal.

"Tapi aku mau ke kakek, aku gak bisa lewat Haikal!"

Lalu Haikal kecil berlari, membuat garis lagi.

"Kamu bisa lewat sana.."

Andhika kecil itu tersenyum, lalu berlari menemui kakeknya.

"Duar!!"

Haikal terkejut setelah melihat istana buatannya hancur, Andhika melempar bola pasir ke arahnya.

"Istana aku hancur Andhika!"

"Mari kita mulai perang!! Duar!!" Seru Andhika, lalu Haikal tertawa kecil ia berlari mengejar Andhika membalas lemparannya.

Sampai akhirnya Nindy memanggil mereka untuk menyantap makan siang.

Andhika memegang foto masa kecilnya bersama Haikal dulu.

"Dhika kangen kakek, Dhika mau ikut kakek.." lirihnya pelan.

Setelahnya Andhika terlelap dalam mimpinya, dengan posisi tangannya sembari memegang foto.