Pagi itu terdengar bunyi alarm di kamar Naya,menunjukkan pukul 04.00,gadis cantik itu perlahan membuka kedua kelopak matanya sembari menguceknya dan tak lama matanya terbuka lebar Dia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke kamar mandi yang ada di kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap menjalankan kewajibannya.
Setelah selesai menjalankan ibadah gadis cantik itu berjalan menuju ke dapur,Dia masih mengenakan piyama yang sama yang dia pakai semalam,Dia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Seperti biasa pagi harinya Dia awali dengan ibadah dan menyiapkan sarapan untuk keluarganya dan di bantu oleh Ibunya,Naya dan ibunya sangat dekat seperti sahabat,mereka selalu berbagi suka dan duka,namun tidak semua duka gadis itu Ia bagi dengan ibunya.
di sela-sela kebersamaan mereka tiba-tiba Dea bertanya sesuatu kepada Putrinya
"Sayang semalam Gabriel pulang jam berapa?kok Ibu enggak tahu Dia pulang?"tanya Dea.
"Semalam Dia pulang sekitar pukul 01.00 Bu,tadinya Dia mau berpamitan sama Ibu dan Ayah tapi sudah terlalu malam,Dia tidak ingin mengganggu istirahat Ayah sama Ibu,makanya Dia tidak pamit."jawabnya dengan santai
"Kenapa Kamu tidak suruh Gabriel menginap saja,kan kasihan Dia pulangnya jauh, Dia kemana saja Nay selama ini kenapa baru datang lagi menemui Kamu?hubungan Kalian baik-baik saja kan?terus bos Kamu gimana?"Dea kembali bertanya dengan beberapa pertanyaan.
"Iya Bu,hubungan Kami baik-baik saja,tidak ada masalah apa-apa kok,kalau Pak Rama dia baik kok Bu,dan antara Aku sama Pak Rama tidak ada apa-apa,hanya sekedar bos saja,"Naya menjawab kembali pertanyaan ibunya dengan nada santai sambil terus menyiapkan sarapan.
Dea terus memperhatikan wajah putrinya,Dia merasa putrinya menyembunyikan sesuatu.
'sepertinya Naya berbohong,mana mungkin Rama hanya menganggapnya karyawan biasa,sedangkan dia begitu baik dan perhatian terhadap naya' gumam Dea dalam hati,sambil terus menatap wajah putrinya yang sedang menata piring di meja makan.
"Bu,Ibu kenapa kok ngeliatin Aku aneh gitu sih Bu?"tanya Naya seraya melambaikan tangannya di hadapan wajah Dea.
"T-tidak apa-apa Nak,"jawab Dea dengan nada lembut.
Mereka segera menyelesaikan pekerjaan mereka,tidak lama kemudian Dimas dan Darma datang menghampiri mereka.
"Ayo Kita sarapan, Ayah sama Adik Kamu sudah datang,"ajak Dea kepada Naya sambil menggeser kursi yang ada di hadapannya untuk duduk.
Naya hanya tersenyum Dan mengangguk kan kepalanya,mereka sekeluarga sarapan bersama-sama dengan penuh kehangatan dan kebersamaan.
Di tengah-tengah kebersamaan mereka, tiba-tiba Naya melihat jam dinding yang tergantung di dinding ruang makan, menunjukkan waktu pukul 06.30,dengan tergesa-gesa Ia meneguk segelas air putih yang ada di atas meja makan di samping tangan kanannya.
"Ya ampun ini udah siang Bu,Naya ada meeting sama Pak Rama jam 08,00 Aku belum siap-siap,Naya siap-siap ke kantor ya" Ia bergegas berjalan menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap.
Sesampainya di kamar Naya mendengar panggilan masuk dari ponselnya Ia pun buru-buru mengambil ponselnya dan menjawab panggilan itu, ternyata Rama yang menelpon.
"Halo Mas,"Naya menjawab telponnya sambil membuka lemarinya hendak mengambil baju yang akan dia pakai.
"Nay,Kamu sudah berangkat apa masih di rumah?"tanya Rama dari ponselnya.
"Saya masih di rumah Mas."kembali Ia menjawab
"Saya jemput Kamu ya Nay!"tanya Rama dari ponselnya.
"Boleh Mas,Saya siap-siap sekarang selamat pagi Mas,"Naya mengakhiri telponnya.
Naya pun kembali bersiap-siap,dengan cepat Dia mengganti piyamnya dengan celana panjang bahan berwarna Lilac dengan atasan kaos putih di lapisi dengan outher berwarna senada dengan celananya dan pagi ini Ia mengenakan hijab segi empat yang senada juga dengan outher dan celananya.
Setelah selesai berganti pakaian Naya memoleskan sedikit lip cream di bibirnya dan memakai pensil alis coklat yang tidak terlalu tebal,Ia pun segera mengambil arloji dan sepatu hils yang berwarna hitam dan memakainya tidak lupa ponselnya Ia masukan ke dalam tas dan membawa serta berkas-berkas juga laptop yang setiap harinya Dia bawa.
Tidak lama kemudian terdengar suara klakson mobil dari luar rumahnya,Rama sudah sampai di halaman rumah Naya,Dia pun segera keluar kamar dan menuju ke halaman untuk berangkat ke kantor bersama Rama,saat Naya berpamitan kepada Ayah dan ibunya tiba-tiba kedua orang tuanya terkejut melihat penampilan putri mereka yang terlihat berbeda pagi itu.
Sebelumnya Naya memang tidak pernah memakai hijab,setiap kali ke kantor Naya selalu memakai pakaian yang sedikit sexy,namun pagi ini dia berdandan beda dari biasanya,dengan memakai hijab.
"Yah,Bu,, Naya berangkat ke kantor dulu."Dia berpamitan sambil mencium punggung tangan Ayah dan ibunya.
"Masya Allah,ini Naya anak Ibu sama Ayah?"Dea memuji putrinya
"Masya Allah Nak,Kamu terlihat cantik dengan pakaian seperti itu"sambung sang Ayah.
Kedua orang tua Naya sangat bahagia melihat perubahan putrinya,dengan mata yang berkaca-kaca,mereka berdua memeluk putri mereka bersamaan,saat momen mengharukan itu terjadi tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekati mereka.
"Ada apa sih pagi-pagi kok pada berpelukan, Aku enggak di ajak"ucap Dimas sambil berjalan mendekati mereka.
Dimas tiba-tiba tercengang melihat kakaknya dengan penampilan yang sangat berbeda dengan mulut yang menganga dan mata membulat sempurna menatap kakaknya yang berada tepat di hadapannya.
Dengan senyum di bibirnya Naya menghampiri Adik kesayangannya dan melambaikan tangan tepat di wajah adiknya.
"Kamu kenapa dek, sampai segitunya melihat Kakak?"Naya bertanya kepada Adiknya
"I-ini Kak Naya kan?ini Kakakku?Ade tidak sedang bermimpi kan?coba cubit Adek?"perintahnya kepada kakaknya.
Naya mencubit pelan pipi Adik laki-laki nya itu.
"Aduh sakit, Kakak kenapa aku di cubit?"Dimas melepaskan tangan kakaknya dari pipinya.
"Kan Kamu yang minta buat di cubit, Kenapa marah sama Kakak?"Naya tersenyum kepada adiknya.
"Ya sudah, Ibu, Ayah,Aku pergi dulu ya, Pak Rama sudah menungguku di mobil dari tadi,Kamu mau bareng sama Kakak enggak Dek?"Naya berpamitan seraya berjalan menuju halaman.
Sedangkan kedua orang tuanya hanya menatap anak mereka dengan penuh senyum kebahagiaan di wajah kedua orang tua itu.
"Iya Kak,Aku ikut bareng kakak boleh kan?"Dimas berlari menghampiri kakaknya yang sudah berada di depan pintu utama.
Kakaknya hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
Sesampainya di gerbang tepat di samping mobil Rama,Naya mengetuk jendela mobilnya,jendela mobil pun di buka oleh Rama yang berada di dalam mobil.
"Pak,Adik saya boleh ikut tidak? kebetulan sekolahnya searah dengan kantor Kita?"Naya meminta ijin mengajak Dimas.
"Boleh Nay,Dimas duduk di depan saja ya sama Pak supir! Kamu duduk di sebelah Saya." ucapnya sambil membuka pintu mobil bagian tengah.
Naya menganggukan kepalanya dan tersenyum kepada Rama,Ia menyuruh Adiknya duduk di depan sedangkan Dia duduk di kursi tengah bersama Rama.
Saat Naya masuk ke dalam mobil,Rama terus menatap Naya dengan penuh cinta,Rama pun merasa ada yang berbeda dengan kekasihnya itu,namun Rama hanya tersenyum tidak mengatakan apapun.