"Aliceeee!" suara teriakan terdengar setelah gadis yang hari-harinya berkuncir kuda itu membuka pintu belakang sebuah restoran.
"Ada cerita menarik apa hari ini Vio cantik?" Alice yang sudah tau jika temannya seexcited ini pasti ada hal yang menarik.
"Kau tahu? baru saja ada keributan di restoran ini, seperti biasa kalangan atas. Ah tidak-tidak! kau tahu model Iriana Brown?! Nah tad-" Violet belum menyelesaikan ucapannya, Manager sekaligus pemilik restoran Maya masuk memanggil Alice.
"Lanjutkan nanti okay" Alice mengedipkan sebelah matanya kepada Violet agar Ia tak bersedih. Alice mengikuti Maya keruangannya.
"Baru datang?" Maya berbasi-basi dan menyuruh Alice duduk.
"Ya, ada apa Boss? ada hal yang serius?" Tidak biasanya Maya berbasi-basi dengannya, jika ada perlu Ia langsung ke intinya. Sepertinya hal ini serius, mungkin.
"Ah tak apa, hanya lama kita tidak berbicara seperti ini, sayangnya tidak ada Willy." Maya mengambil camilan di lemari dan menaruh didepan Alice.
"Willy orang sibuk, tidak heran Ia ada dimana-mana" Alice mengunyah baby macaron yang disajikan Maya.
"Ingatkan aku untuk membawanya pulang, May!" Alice mengerlingkan matanya kepada Maya.
Maya menghela nafas dan tertawa ringan. "Baiklah bawa sesukamu, besok akan aku kirimkan ke alamatmu."
"Okay Boss." Alice memamerkan gigi putihnya.
"Alice, bagaimana kamu menjadi manager menggantikanku?" Maya menatap penuh harap ke Alice.
Alice tersedak remahan baby macaron itu. "Uhuk! jangan bercanda Maya, kau membantuku memberi pekerjaan paruh waktu disini aku sudah beruntung sekali! lagi pula jika aku menjadi manager, aku tidak bisa terus-terusan memantau restoran mewah ini. Ada anak-anak lucu yang menungguku tiap harinya." Alice menatap Maya tersenyum.
"Baiklah, selalu seperti itu." Maya tahu Alice bukan orang yang serakah.
Maya sangat beruntung pernah ditolong oleh Alice saat hampir di perkosa oleh preman jalanan. Dengan tangan kosong, Alice remaja yang ingin pulang ke panti mengikutinya dan memukul kepala 2 orang preman itu dengan batu. Willy kekasihnya pun pernah ditolong Alice, saat itu Willy mencuri roti disebuah minimarket, lalu Alice yang waktu masih kecil usia 8 tahun dengan berani dan sigap memeluk Willy agar tidak dipukuli oleh orang-orang yang mengerubungi Willy. Kemudian, Alice kecil membayar roti yang dicuri oleh Willy.
Setelah kejadian itu, Willy dan Maya tidak akan melupakan jasa Alice, dan siapa yang sangka juga Willy dan Maya saat ini sepasang kekasih.
Mereka bertemu kembali dengan malaikat kecil mereka tepatnya 1 tahun lalu, saat berita kematian kakak Alice, Kathrine muncul. Mereka berdua tidak sengaja lewat depan rumah sakit melihat Alice yang tertunduk lesu, Maya yang mengenalinya langsung menyuruh Willy berheti dan menghampiri Alice.
Alice yang ditepuk pelan bahunya mendongak dan melihat seorang wanita dengan pakaian mahal di depannya, "hai, malaikat pemberaniku!" Alice kaget ketika Maya mengatakan itu Ia dengan mata sembab meneliti Maya dan teringat itu orang pernah Ia selamatkan.
"Oh, Hai." Jawab Alice kikuk.
"Mau segelas kopi hangat?" tanya Maya kepada Alice. "Tentu" Balas Alice mengikuti Maya.
"Lihat siapa disini Willy, aku menemukan malaikat penyelamatku!" Ucap Maya gembira setelah membuka pintu belakang mobil. Willy menoleh dan tidak menyangka akan bertemu gadis kuncir kuda yang pernah Ia temui.
"Hai kacamata? kau ingat aku? minimarket?" Alice mengigat kejadian diusianya yang kedelapa tahun. "Si pencuri?" Ucap Alice ragu.
"Kalian?" Tanya Maya ingin tahu.
"Sama sepertimu, honey. Gadis yang dulunya berkacamata ini menyelamatkanku. Kebetulan sekali bukan?" Jawab Willy.
"Ah, Tuhan memberkati kita untuk dipertemukan kembali dengan dirimu!" Ucap Maya memeluk Alice, Alice yang bingung merasa kikuk.
Itu awal mereka bertemu kembali setelah kejadian lama. Alice yang memang butuh pekerjaan setelah tahu tidak bisa bergantung hidup kepada kakaknya lagi, meminta bantuan mereka agar mencarikan pekerjaan. Lalu tanpa Alice sangka mereka ingin memberikan posisi manager kepadanya. Namun, Alice yang memang tidak serakah menolak mentah-mentah dan hanya ingin menjadi pelayan restoran milik mereka.
Willy dan Maya tahu kehidupan Alice yang sebenarnya, Alice memutuskan bercerita dan memercayai mereka. Alice sudah menganggap kedua Bossnya adalah kakak seperti Kathrine. Dan tentu saja Willy juga Maya menyambut hangat itu. Siapa yang tidak ingin menjadi kakak untuk si pintar Alice? sayang sekali sejak setahun lalu Alice memutuskan untuk berhenti kuliah dan bekerja untuk menghidupi dirinya, kedua orang tuanya dan jika ada sisa uang Ia akan memberika kepada Madam Briana untuk keperluan panti asuhan.
Alice gadis yang pintar, buktinya Ia mendapat beasiswa di Kampus terkenal di Kota ini, dan jurusan yang Ia ambil juga tidak main-main. Alice ingin menjadi Dokter yang bisa membantu masyarakat kecil tanpa sepeserpun. Tapi itu hanya angan saja, Alice harus bekerja keras agar tetap hidup saat ini. Gadis dengan kulit kecoklatan dan mata sipit itu harus melawan kerasnya hidup, tidak lagi Ia harus mencari tahu sendiri penyebab kematian kakaknya.
Ia yakin kematian Kate tidak murni bunuh diri, Kath memiliki segalanya namun tidak mungkin wanita yang dulunya sederhana itu mudah menyerah begitu saja. Dan Alice saat ini berpacaran dengan seorang detektif karena hanya ingin kekasihnya itu membantu menyelidiki kematian Kath yang kasusnya langsung ditutup setelah 1 bulan penyelidikan karena mereka menyatakan itu murni bunuh diri.
Kekasihnya juga tidak banyak membantu, 6 bulan berpacaran terbuang sia-sia menurut Alice. Yang ada dipikiran kekasihnya hanya ingin menyentuh Alice, tentu Alice bukan gadis sembarangan. Ketika kekasihnya ingin menciumnya, Alice langsung menendang selangkangan Pria itu. Tetapi hubungan mereka tetap berjalan sampai saat ini. Entah hubungan macam apa yang mereka jalani.
Jika dilihat Alice tidak buruk, warna kulit eksotis kecoklataan miliknya, mata sipit berwana hitam dengan tatapan tajam. Hanya saja rambut yang selalu Ia kuncir dan pakaian oversize miliknya ah tidak lupa celana jeans yang sehari-hari Ia pakai. Berbanding terbalik dengan kekasih detektifnya itu, pakaian selalu rapi, rambut seperti model-model pria dan wajah yang tentu membuat kaum hawa berteriak histeris. Tapi, siapa sangka dengan setianya si detektif muda itu berada disamping Alice si itik menurut penggemar Gerrard.
"Bagaimana kabar si detektif itu?" Tanya Maya duduk disebelah Alice. Maya selalu memanggil Gerrard dengan sebutan itu karena kekasih Alice tidak bisa membantunya.
"Huh. Seperti biasa sibuk dengan kasus-kasusnya." Alice merasa bodo amat.
"Hubungan yang romantis, aku hanya mengingatkanmu untuk berhati-hati jangan sampai membongkar identitasmu sebagai adik Kathrine. Kamu gadis pintar, paham kan ucapan kakakmu ini?" Maya melihat Alice yang masih terus saja mengunyah baby macaron itu.
"Tentu, aku tidak seyakin saat mempercayai kalian. Aku tahu kalian tidak akan menghianati aku, sekalipun kalian menghianatiku tak apa jika nyawa kalian terancam. Ingat nyawa kalian penting okay dan aku tak ingin kalian kehilangan nyawa karena diriku. Janji?" Alice menatap memperingatkan kepada Maya. Alice tahu Maya dan Willy akan selalu melindunginya.
Maya langsung memeluk Alice, Ia menangis dibahu Alice. "Ya, aku berjanji. Tapi kamu harus tetap aman, okay. Aku tidak yakin kepada Gerrard." Maya melepaskan pelukan itu dan menangkup wajah Alice.
"Doakan saja keselamatanku May. Sudah cukup, hapus air matamu dan aku akan kembali bekerja. Sampai jumpa Boss." Setelah menghapus air mata Maya, Alice keluar dari ruangan itu dan mendapati Violet yang ingin menguping pembicaraan mereka, sayangnya ruangan Maya kedap udara.