Chereads / The Bastard's Crazy Desire / Chapter 17 - Part 17. Just Because of Adalyn

Chapter 17 - Part 17. Just Because of Adalyn

Ellard seolah merasa panas saat Harold mendekati Adalyn, semua berawal saat Ellard memergoki Harold dan Adalyn di perpustakaan yang gelap. Semenjak saat itu pula, Ellard menjadi guru Adalyn.

"Kenapa tulisanmu seperti tulisan tangan Alien, Adalyn," gerutu Ellard seraya meremas kertas yang sudah Adalyn pakai untuk menulis.

Adalyn merengut, gadis cantik itu memukul lengan Ellard dengan pena yang berada di tangannya.

Selama mengajari Adalyn, Ellard selalu menggerutu, memprotes bahkan mengejek Adalyn yang menurutnya sangat sulit untuk diajari. Pria itu sering membandingkan Adalyn dengan anak kecil di taman kanak-kanak yang menurutnya bisa lebih pintar dari Adalyn.

'Kenapa Anda selalu menggerutu dan mengejek saya, Tuan. Saya tidak meminta Anda untuk mengajari saya, Anda sendiri yang tiba-tiba memaksa saya untuk belajar bersama Anda. Tuan Harold lebih baik daripada Anda ketika mengajari saya.'

Adalyn akan menuliskan kekesalannya di atas kertas dengan tulisan yang Ellard ejek mirip tulisan Alien. Gadis itu sudah bisa meluapkan semuanya pada Ellard meski hanya dari tulisan dan jika Ellard menatapnya tajam, Adalyn akan menunduk.

Ellard meremas kertas yang Adalyn sodorkan kemudian melemparnya ke tempat sampah. "Kamu hanya belajar dengannya satu kali. Sedangkan denganku sudah satu minggu berjalan. Tentu saja kamu belum mengetahui sifat asli Harold," lagi-lagi Ellard menggerutu.

'Hari pertama Anda mengajari saya, Anda juga sudah menggerutu dan langsung mengejek saya.'

Ellard mendengus. "Itu karena kamu sangat bodoh."

Adalyn melototi Ellard karena tidak terima dengan ucapan pria itu.

Di sudut ruangan yang sama. Gregori dan Harold menahan tawa mendengar ucapan Ellard, meski mereka tidak tahu apa yang Adalyn coba katakan pada Ellard, tapi mereka sedikit bisa menebak begitu melihat reaksi yang ditunjukan oleh Ellard.

"Saya merasa selalu ingin berada di mansion untuk melihat Adalyn membalas ucapan tuan Ellard," bisik Gregori.

"Mommy pun sama sepertimu, Gregori. Dia seperti mendapatkan hiburan," balas Harold dengan suara pelan dan tenang.

Gregori tertawa pelan, hanya sebentar. Karena pria itu langsung kembali menahan tawanya begitu melihat Adalyn sedang melakukan aksi menakjubkan.

"Astaga!" seru Gregori yang hampir berdiri dari duduknya.

"Dia memang gadis yang luar biasa," gumam Harold, pria itu memberikan reaksi yang berbeda dari Gregori.

Di hadapan mereka, Adalyn menggebrak meja saat Ellard mengejeknya, gadis ajaib itu menggigit tangan Ellard kemudian berlari meninggalkan Ellard yang meringis kesakitan.

Harold berdiri dari duduknya begitu melihat Ellard yang hendak menyusul Adalyn. Pria tampan yang selalu terlihat tenang itu berjalan cepat menghampiri Ellard.

"Lukanya tidak terlalu parah," ucap Harold yang berhasil menghentikan niatan Ellard untuk mengejar Adalyn.

Ellard melihat tangannya yang digigit Adalyn, dahinya berkerut melihat bekas gigitan itu.

"Ada apa?" tanya Harold saat menyadari kalau Ellard menatap bekas gigitan itu.

"Tidak ada," balas Ellard seraya menarik tangannya ke belakang agar Harold tidak melihatnya.

Harold tidak merasa puas, pria itu menarik tangan Ellard kemudian ditatapnya bekas gigitan Adalyn. "Apakah terasa sakit?" tanya Harold, jelas pria itu khawatir meski di balut dengan ketenangan.

"Tidak," Ellard kembali menarik tangannya.

"Tapi kamu terlihat berbeda, Brother."

Ellard melirik Harold dengan tajam saat saudaranya itu hendak kembali menarik tangannya. "Jangan menyentuhku," desisnya, kemudian melangkah meninggalkan Harold.

Ellard berjalan menuju kamarnya, pria itu membanting pintu cukup keras kemudian berteriak di dalam kamar yang tertutup tersebut. Ellard menyugar rambutnya yang memperlihatkan bagaimana frustasinya dia.

"Kenapa gadis itu selalu membuatku menggila," geramnya.

Ellard berjalan menuju jendela, menghirup udara segar dari luar. Dia juga sedang berusaha untuk menjernihkan pikirannya dari kegilaannya pada Adalyn.

Sebenarnya, saat Adalyn menyentuh tangannya untuk kemudian di gigitnya, Ellard merasakan kulitnya seolah terbakar, darahnya berdesir dengan gejolak hasrat yang tiba-tiba mengusainya. Dan saat bibir Adalyn menyentuh kulit tangannya, ia merasakan gairahnya sudah berada di puncak dan sangat ingin menarik Adalyn untuk melampiaskan gairahnya tersebut.

Saat ini Ellard sedang berpikir, kenapa gairahnya mudah sekali terpancing jika berada di dekat Adalyn. Ellard bukan pria polos yang tidak pernah menyentuh wanita, saat sentuhan yang diberikan wanita-wanita lain padanya, Ellard tidak langsung bergairah. Membutuhkan waktu bagi wanita-wanita lain untuk membuatnya bergairah. Sedangkan Adalyn, hanya menyentuh sedikit saja sudah membuatnya menggila seperti sekarang ini, dan dapat dikatakan ini bukan kali pertama dirinya mengalami hal ini. Ia sudah sering bersentuhan tanpa sengaja dengan Adalyn yang akan menghasilkan gairah yang sama.

"Aku harus pergi!"

Ellard berbalik, pria itu berjalan cepat keluar dari kamarnya, lebih tepatnya keluar dari mansionnya. Mengendarai mobilnya sendiri.

Setelah menempuh perjalanan cukup lama, Ellard menghentikan mobilnya di sebuah club malam. Pria itu segera keluar dan langsung masuk ke dalam club.

Ellard menghampiri bar counter dan langsung memesan wine kesukaannya. Meneguk habis beberapa gelas yang diberikan bartender.

"Sial!" Ellard mengumpat begitu menghabiskan wine entah yang sudah gelas keberapa. "Kenapa tubuhku seolah menginginkannya."

Ellard seperti sudah berada diambang batasnya menahan gairah untuk tidak meniduri Adalyn, pria itu bangkit dan berniat untuk kembali pulang lalu memperkosa Adalyn. Namun, langkahnya terhenti begitu seorang wanita menghadang jalannya.

"Sudah mau pergi, Tuan?" tanya wanita itu dengan suara sensualnya.

Ellard sedikit teralihkan dari Adalyn. Pria itu menatap penuh minat pada wanita seksi yang cantik di depannya.

"Aku membutuhkan seseorang untuk menemaniku," ucap Ellard.

Wanita itu mengulas senyum menggodanya, mendekati Ellard kemudian meletakan tangannya di dada bidang pria itu.

"Aku bersedia menemanimu," bisik wanita itu di telinga Ellard.

Ellard tidak merasakan gairah yang sama seperti pada Adalyn saat wanita itu berusaha menyentuhnya. Bahkan saat wanita itu menciumi tubuhnya Ellard masih tidak merasakan gairah itu.

"Tuan, Anda sedang sakit?" tanya wanita itu. Sejak memasuki kamar hotel, dirinya belum melihat milik Ellard berdiri.

"Tidak," Ellard menjawab dengan tegas dan berat. Pria itu bangkit dari atas ranjang kemudian berdiri di samping ranjang. "Aku akan pergi mencari wanita lain yang bisa membuatku bergairah."

Wanita itu terlihat panik, tentu saja dia tidak ingin kehilangan mangsa terbaik seperti Ellard. "Jangan!" wanita itu meloncat dari atas ranjang. "Aku bisa membuat Anda bergairah, Tuan."

Wanita itu berlutut di hadapan Ellard, menggenggam milik Ellard yang belum juga berdiri. Wanita itu mendekatkan wajahnya, membuka mulutnya membiarkan milik Ellard masuk ke dalam mulutnya.

Wanita itu begitu gigih membuat Ellard bergairah. Mengulum bahkan menghisap milik Ellard agar milik pria itu berdiri. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil, milik Ellard masih saja dalam kondisi yang sama.

Ellard mendorong kepala wanita itu agar terlepas dari miliknya. "Kau tidak berguna," umpatnya.

Ellard berbalik, pria itu mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian dipakainya kembali. Sebelum meninggalkan wanita itu, Ellard melempar beberapa dollar ke atas nakas tanpa sedikit pun melirik wanita malang yang masih berlutut di samping ranjang.

"Bukan aku yang tidak berguna, kau saja yang impoten!" umpat wanita itu saat Ellard menutup pintu kamar.