Posisi duduk Vincent mirip dengan desain kursi pijat. Ada tombol di sebelahnya. Dengan menekan ringan, maka bisa duduk di kursi itu. Luna duduk di pangkuannya dengan lengan melingkari lehernya, dan tubuhnya miring ke bawah. Napas panas tersebar di lehernya, dan jakunnya bergerak ke atas dan ke bawah. Dia membuka kancing atas dan tidak bisa tidak melihat ke samping.
Ketika dia melihatnya di mobil untuk pertama kalinya, dia minum alkohol dan dipukul lagi. Dia sangat malu. Dia tidak bisa melihat keindahan dan kecantikannya sama sekali. Dia merasa jelek pada pandangan pertama, tetapi sekarang dia hampir bisa melihat.
Tapi, kapan masalah air liur ini akan diperbaiki?
Ketika mereka tiba di Kota Bali, sudah agak terlambat dari waktu yang diperkirakan. Luna bangun dari sofa, dan Vincent sedang merapikan pakaiannya dengan membelakanginya. Dia merapikan rambut dan pakaiannya yang agak kusut.
Vincent menoleh dan berkata, "Aku akan memilih waktu untuk bangun."