Bibirnya yang tipis dan dingin memberikan ciuman kecil di lehernya, walaupun dia mendominasi tetapi tetap terasa lembut.
Mungkin mereka sudah lama berpisah, namun pada saat ini, mereka tidak bisa mengingat apapun dan seakan pertengkaran itu tidak pernah ada.
Vincent tampaknya merasakan keraguan Luna dan dengan lembut membuat Luna secara bertahap merilekskan tubuhnya, tetapi nafasnya menjadi semakin kacau, seperti api yang mengamuk, dan saling membakar menjadi abu. Gila, Vincent bahkan membuat kakinya terasa seperti tenggelam dalam air, Luna kelelahan secara fisik, dan akhirnya pingsan.
Di sebuah ruangan yang gelap dengan tirai tebal ditarik tertutup, hanya menyisakan lampu dinding kuning yang menyala redup di samping tempat tidur.