Pagi itu merupakan pagi yang cukup sibuk di sekolah. Semua orang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada yang sedang menyontek tugas, ada yang tidur, ada yang olahraga dan ada juga yang sedang berkumpul untuk bergosip.
"Wah satu lagi pagi yang indah di sekolah kita," kata Coco sambil melihat sekitarnya.
Coco merupakan siswa jurusan IPA kelas dua di sebuah SMA yang ada di pinggir kota Jakarta. Memiliki wajah yang cukup ganteng, rambut hitam rapi dan gaya yang culun.
"Iya Co, pagi ini cerah juga ya," kata Yuri sambil tersenyum.
Yuri adalah teman baiknya Coco. Sifat mereka berdua sama tapi yang membedakan mereka adalah wajah Yuri yang lebih ganteng dan juga gayanya lebih keren.
"Gak mungkin bakalan ada yang bisa merusak pagi yang indah ini," kata Coco dengan senyum lebar.
Tiba-tiba saja langit biru cerah yang ada di langit berubah menjadi hitam pekat. Hal ini membuat semua orang terkejut. Lalu tiba-tiba saja keluar sebuah lingkaran cahaya berwarna biru terang. Kemudian keluar sebuah pesawat besar yang berbentuk seperti pisang.
Bukannya ketakutan dan lari. Semua orang justru mengambil handphone mereka dan mulai merekam kejadian aneh itu.
Tak lama keluar lebih banyak lingkaran cahaya berwarna biru di langit dan pesawat besar berbentuk seperti pisang semakin banyak yang keluar.
Pesawat besar yang berbentuk seperti pisang itu kemudian menjatuhkan sebuah bola kecil berwarna hijau dan saat bola itu menyentuh tanah, terjadilah sebuah ledakan yang cukup besar yang mampu menghancurkan dua rumah.
Orang-orang kemudian langsung panik dan mereka pun berlarian untuk menyelamatkan diri mereka.
Kemudian pesawat pisang itu menjatuhkan lebih banyak lagi bola hijau kecil tadi. Ledakan pun terjadi dimana-mana dan membuat area di bawah pesawat pisang itu rata.
Sementara itu di sekolah terlihat semua murid masuk kedalam kelas mereka masing-masing untuk bersembunyi termasuk Coco dan Yuri. Mereka berdua sangat ketakutan sekali dengan apa yang barusan saja terjadi.
"Apa-apaan tadi itu," kata Coco dengan wajah yang panik.
"Udah lu tenang aja," kata Yuri sambil menepuk pundak Coco.
Selain mereka berdua terlihat anak lokal mereka yang lainnya seperti Anton, Dayat, Jefri dan yang lainnya yang sedang bersembunyi di belakang kelas.
"Kalian berdua gak apa-apa?" Tanya Dayat.
Coco lalu berdiri dan ia melihat kearah Dayat."Iya kami gak apa-apa kok."
"Syukurlah kalau begitu," kata Dayat dengan wajah yang lega.
Sementara itu didepan sekolah mereka terlihat ada sebuah pesawat kecil yang berbentuk seperti pisang mendarat. Lalu pintu pesawat itu terbuka dan terlihat ada dua ekor gorila yang berjalan keluar.
Kedua gorila itu terlihat berjalan seperti manusia dan memakai semacam armor yang sama seperti Ironman tapi tidak sampai menutupi kepala mereka. Mereka berdua lalu masuk kedalam sekolah.
Kemudian di dalam sekolah. Terlihat ada seorang anak yang berhasil keluar dari puing bangunan kelas yang runtuh.
"Hah untung gue selamat," kata anak itu sambil mengelap wajahnya.
Ia lalu pergi dari sana dan tak lama saat ia melewati lorong sekolah. Ia bertemu dengan kedua ekor gorila yang saat itu sedang mempersiapkan senjata mereka.
"Apa-apaan nih. Kok ada gorila sih di sekolah," kata anak itu dengan wajah yang terkejut.
Salah satu gorila itu kemudian menembak anak itu dan mengenai kakinya. Seketika kaki anak itu putus dan ia pun teriak kesakitan.
"Kaki gue," kata anak itu sambil memegang kakinya.
Lalu gorila yang satunya berjalan kearah anak itu dan ia pun memegang kepalanya dan menggenggamnya dengan keras sampai pecah.
"Lemah," kata gorila itu sambil tersenyum.
Mereka berdua lalu melihat satu sama lain dan tertawa.
Sementara itu di kelas Coco. Terlihat semua orang yang semakin panik karena mendengar suara ledakan dimana-mana.
"Semuanya jangan takut. Aku akan melindungi kalian semua. Ingat aku ini ketua kelas yang bertanggung jawab," kata Joko.
Coco lalu berdiri dan melihat Joko.
"Gue percaya dengan lu Ko," kata Coco.
"Gue gak yakin," kata Yuri sambil mengangkat tangannya.
Joko lalu melihat kearah Yuri.
"Loh kok lu gak yakin sih. Gue ini ketua kelas kalian. Seharusnya kalian itu percaya dengan gue," kata Joko.
"Gimana ya, lu itu cuma murid SMA biasa. Gak bakalan mungkin lu sendiri bisa ngelindungin kami semua," kata Yuri.
Joko lalu menunjuk kearah Yuri."Percaya dengan gue. Gue ini memang manusia biasa tapi gue ini mampu melindungi kalian dan sebagai ketua kelas yang bertanggung jawab dengan teman-teman sekelasnya."
Coco lalu memegang pundak Yuri dan ia tersenyum."Udah lu tenang aja."
Yuri lalu melihat kearah Coco dan ia pun tersenyum.
Kemudian tiba-tiba saja pintu kelas mereka meledak dengan cukup besar. Akibatnya semua orang di kelas terpelanting ke segala sisi ruangan. Saat ledakan terjadi Yuri dengan cepat menarik Coco ke bawah untuk berlindung di bawah meja.
Tak lama Yuri berdiri dan melihat kesampingnya. Terlihat Coco yang terbaring sambil memegang tangan kanannya.
"Sial tangan gue luka," kata Coco dengan wajah yang kesakitan.
Yuri lalu memegang tangan Coco."Tangan lu kenapa?"
"Kayaknya tangan gue keseleo deh," kata Coco.
"Sini gue liat dulu," kata Yuri.
Ia lalu memeriksa tangan Coco. Selagi Yuri memeriksa tangannya. Coco melihat sekitarnya dan terlihat seisi kelas yang berantakan. Semua temannya terbaring kesakitan dan ada juga yang tak sadarkan diri.
"Tadi itu apa yang meleda?' Tanya Coco.
"Gue juga gak tahu," kata Yuri.
Coco lalu mencoba untuk berdiri dan Yuri menahannya.
"Jangan berdiri dulu. Lu itu masih terluka," kata Yuri.
"Udah gue gak apa-apa kok," kata Coco.
"Iya. Kayaknya lu cuma keseleo dikit aja. Lu jangan terlalu banyak gerakin tangan lu ya," kata Yuri.
Yuri lalu membantu Coco berdiri dan kemudian mereka membantu anak kelas yang lainnya.
Anak kelas yang pertama mereka bantu adalah Joko. Saat itu Joko terbaring tak sadarkan diri sambil memegang meja. Yuri lalu mengoleskan minyak angin di hidungnya dan ia pun langsung berdiri.
"Ah teman-teman awas ada ledakan," kata Joko dengan wajah yang panik.
Yuri dan Coco lalu melihat kearahnya dengan wajah yang datar.
"Lu telat," kata Yuri sambil memukul kepala Joko.
Joko lalu terjatuh lagi ke lantai. Coco terkejut dan ia pun langsung membantunya berdiri.
"Lu apaan sih," kata Coco.
Kemudian tiba-tiba saja Yuri merasakan ada hal yang aneh.
"Loh kok gue merinding ya," kata Yuri sambil memegang pundaknya.
Ia lalu berjalan kearah luar kelas.
Coco yang melihat Yuri langsung menegurnya."Woy Yuri."
Yuri lalu berbalik badan dan melihat kearah Coco.
"Apa apa?" Tanya Yuri.
"Lu mau kemana?" Tanya Coco.
"Perasaan gue gak enak," kata Yuri.
Lalu tiba-tiba saja wajah Coco berubah. Ia terlihat sangat terkejut.
"Loh, lu kenapa?" Tanya Yuri.
Dengan tangan yang gemetaran, ia menunjuk kearah belakang Yuri."Ada gorila."
Yuri lalu berbalik badan dan ia pun terkejut melihat ada seekor gorila yang sedang berdiri menatapnya.
"Apa-apaan nih," kata Yuri.