Perjuangan Elfata
Bianca menggelengkan kepalanya, tidak menyalahkan sang mama. Hanya saja dia merasa kesal dengan keadaannya saat ini. Baru saja akan memulai dengan membuka hati untuk Elfata kini Bianca sudah kembali merasakan sakit.
"Ma, Bianca gak apa-apa kok." ujar perempuan itu. Nona hanya bisa menganggukkan kepalanya. Kemudian berlalu dari hadapan sang putri membiarkan dengan cucunya.
Nona merasa sudah jahat pada Bianca dengan memaksa untuk menikah bersama Elfata.
Setelah melihat raut wajah juga perdebatan antara Bianca dengan Elfata, wanita paruh baya itu baru menyadari jika dia terlalu egois ingin memiliki menantu kaya.
Wanita itu masuk ke dalam kamarnya, begitu pula dengan Bianca terlelap di samping putranya yang demam.
Sementara Elfata, pria itu kini berada di kamar sang mami tercinta, ruangan begitu mewah dengan lapisan emas terdapat di kamar tersebut.
"Mam, apa salah nya dengan seorang janda? Yang terpenting Bianca orang nya baik juga penyayang, mi." sahut laki-laki itu menentang sang mami.
"El, kita itu adalah orang terpandang. Bagaimana jadinya jika mami mempunyai menantu janda. Apa kata orang-orang di luar sana, pemilik perusahaan manufaktur terbesar tapi punya menantu seorang janda." Dahna masih belum bisa menerima Bianca sebagai calon istri dari anaknya.
"Jangan dengerin apa kata orang, mam. Aku bahagia sama dia dan cuma dia yang El mau." Elfata sedikit menekan pada sang mami, bahwa dirinya sangat menginginkan janda tersebut.
"El!" hardik Dahna, wanita paruh baya itu berdiri, tiba-tiba saja pandanganya terasa berputar. Tidak lama Dahna merasakan pusing di kepalanya tersungkur di atas kasur.
"Mam... Mami!!!!!" teriak Elfata. Pria itu merasa khawatir secepatnya membaringkan wanita yang telah melahirkan nya.
Di panggil semua maid, terutama maid tertua di rumahnya. Pria itu sangat menyesal karena telah memaksakan kehendaknya agar sang mami mau menerima Bianca sebagai calon istrinya.
Maid di sana sibuk membawakan obat juga minum, dan memanggil dokter keluarga untuk segera datang ke rumah mereka
Tidak lama kemudian dokter tampan, sahabat Elfata datang ke rumah.
"Gimana, Do." tanya Elfata, setelah pria itu selesai periksa wanita paruh baya terbaring di atas tempat tidur.
"Tidak ada yang serius, El. Mami lo hanya kelelahan saja." jawab Edo. Dokter keluarga.
Raut wajah El berubah tenang, lengannya mengusap dada dirinya pertanda dia bersyukur sang mami tidak harus di rawat atau pun ada hal yang serius.
Edo juga El, keluar dari kamar sang mami. Sementara Dahna di jaga oleh Minah maid tertua di rumah tersebut.
"Meskipun tante Dahna tidak ada yang serius, tetap saja lo harus jaga kesehatannya. Ingat El, mami lo adalah orang yang paling sayang sama lo, lihat papi lo mana sampai sekarang tidak ada kabar dari dirinya kan? Dia sibuk dengan istri dan juga anaknya yang baru." ujar Edo menasehati El, dokter tampan itu sangat dekat dengan keluarga Elfata hingga ia pun tahu masalah mereka.
El menganggukkan kepalanya, mereka berada di depan kolam renang dengan minim pencahayaan. Hanya cahaya bulan di atas langit memancarkan keindahan malam.
El menceritakan bagaimana kejadian pada saat sang mami tiba-tiba pingsan, pria itu juga bercerita bahwa ia sangat ingin segera menikah sama seperti Edo. Dokter tampan itu sudah memiliki istri juga dua anak yang masih batita.
Edo cukup mengerti, mengapa Dahna tidak menerima Bianca yang berstatus janda sebagai calon menantunya. Luka lama di masa lalu membuat perempuan paruh baya itu kini tidak mau terjadi pada sang anak.
FLASHBACK ON
Dahna sedang bermain di halaman belakang rumah bersama putra semata wayangnya. Perempuan itu melihat jika sang suami baru saja pulang dari kantor. Namun, ia keluar kembali seraya menderek mini koper berwarna hitam.
"Pi, papi mau kemana lagi?" tanya Dahna, perempuan itu berdiri,
Menyusul sang suami.
"Aku mau keluar kota, beberapa hari." jawab Leo, dengan cepat pria itu berlalu dari hadapan Dahna. Sudah sejak satu minggu yang lalu Dahna dan juga Leo memang sangatlah sudah tidak harmonis, entah apa yang terjadi pada suaminya tersebut sehingga hubungan mereka tidak terlihat akur.
Dahna hanya bisa diam, melihat punggung sang suami berlalu dari hadapannya dengan mobil mewah yang ia punya. Perempuan itu tidak berpikir apa-apa tentang suaminya, hanya saja ia merasa ada yang aneh terlihat dari gelagat sang suami.
"Apa yang kamu sembunyikan dariku, mas." batinnya lirih. Dahna melihat Elfata berdiri menyaksikan kedua orang tuanya sudah tidak selalu bersama.
Pria kecil itu berlari menghampiri Dahna, memeluknya dengan erat seolah ia tahu apa yang terjadi dengan kedua orang tuanya.
"Mi, papi kok jarang ada di rumah? El kangen sama papi." suara berat anak kecil itu membuat Dahna menjadi tidak tega untuk membohonginya.
Dahna menjelaskan pada sang putra jika ayahnya kini tengah sibuk hingga ia mengharuskan pergi keluar kota. Beruntungnya El tidak seperti anak lainnya yang suka rewel atau pun banyak drama jika ayahnya pergi bekerja ke luar kota.
Di usianya menginjak 10 tahun, pria kecil itu sudah mengerti. Elfata menganggukkan kepalanya.
Hari demi hari mereka menunggu kabar dari Leo, suami sekaligus ayah dari Elfata. Namun, tidak ada kabar dari pria itu. Dahna sungguh menjadi tidak enak hati tidak ada kabar dari suaminya itu hingga ia menghubungi beberapa rekan kantor dari yang ia ketahui.
Mereka seolah menyembunyikan keberadaan suaminya, dengan kompak mereka menjawab tidak tahu akan keberadaan sang suami.
Elfata yang terus bertanya mengapa papinya tidak kunjung datang dan pulang bersama dengan mereka, hingga hari berganti bulan.
Dahna mendapatkan kabar jika sang suami telah menikahi janda muda dengan memiliki satu anak perempuan. Kabar itu Dahna dapatkan dari sekertaris Leo di kantornya.
Leo sudah menikah bersama dengan janda tersebut selama satu tahun, hati Dahna hancur berkeping-keping ia tak menyangka jika pria yang selama ini dia cintai dengan tega menikahi perempuan lain di belakangnya.
Lebih parahnya lagi, Leo menikahi seorang janda dengan satu anak.
Hingga Dahna tidak mau rugi, perempuan itu secepat kilat mengambil alih hak-hak kepemilikan. Mulai dari rumah, mobil dan juga perusahaan Dahna alihkan atas nama putranya Donzello Elfata.
Hingga sampai saat ini, Leo bersama dengan madunya tidak terdengar kabar. Sekertaris Leo memberikan informasi bahwa Leo berada di negara lain bersama dengan janda tersebut.
FLASHBACK OFF
"El," suara purau Dahna, memanggil sang putra.
"Mam, maafkan El ya." dengan tulus pria itu meminta maaf pada sang mami, karena ulah dirinya Dahna menjadi seperti itu berbaring di atas tempat tidur dengan lemas.
Perempuan paruh baya namun masih cantik di usia senjanya itu menggelengkan kepalanya. Ia merasa bukan sepenuhnya salah dia. Hanya saja ia tak ingin mengingat kembali akan kejadian masa lalu yang kelam.
"Bawa Bianca ke hadapan, mami." pintanya, membuat Elfata melotot, shock antara senang dan juga bahagia.