Caca sama halnya dengan seorang putri yang disia-siakan, lalu secara kebetulan dipungut oleh CEO aneh seperti Sky saat ini. Sedari kecil Caca hidup di lingkungan panti asuhan yang serba terbatas dan apa adanya. Hal yang paling mendasar dalam hal berbagi, apapun itu sekecil apapun itu, sudah mendarah daging di kehidupan Caca.
Maka dari itu, ketika Suci datang dan mengatakan bahwa ia adalah ibu yang dulu terpaksa meninggalkannya di panti, dan terpaksa berbohong mengatakan kematiannya bersama sang suami. Itu semua terpaksa ia lakukan untuk menghindari diri dari para rentenir karena hutang almarhum ayahnya begitu banyak. Dengan alibi seperti itu, Caca bertekad untuk bekerja keras membahagiakan ibu yang hanya satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini.
Meski kenyataannya perilaku Suci sangat menyakitkan kepadanya, Caca berusaha untuk tetap tenang menerima semuanya. Hingga akhirnya perkara 500 juta ini menjeratnya, dan memaksa dirinya untuk berurusan dengan Sky. Tidak ada pilihan lain bagi Caca sehingga dengan terpaksa harus merendahkan diri untuk dijadikan wanita kedua, yang tak secara tidak langsung pada kenyataannya sama seperti budak Sky. Dengan harus menuruti dan melakukan apa saja yang diperintahkan oleh Sky.
"Kenapa hanya diam saja? Apa kamu tuli? Cium kakiku."
"Tidak tuan Sky, dalam perjanjian tidak ada keterangan saya harus mencium kaki tuan." Caca masih berusaha untuk realistis. Memang ia memiliki hutang kepada Sky 500 juta, tapi itu bukan berarti ia harus meletakkan harga dirinya di tempat yang paling rendah.
Sorot mata Sky seolah-olah sedang menelanjangi tubuh Caca. Perempuan itu kian beringsut melindungi diri, merasa ada yang tidak beres dengan lelaki itu.
Dari sorot mata Sky yang sangat menakutkan itu, sepertinya lelaki itu akan menelan Caca hidup-hidup.
"Jangan memancing amarahku, atau kamu mau membuat perjanjian kita berakhir hari ini juga?"
"Be–berakhir?"
"Iya, berakhir. Dan kamu dengan bebas bisa pergi dari sini sekarang juga."
"Be–benarkah tuan Sky?"
"Tentu saja benar, tapi kamu harus beringsut keluar dari mansion ini. Karena kedua kakimu akan ku patahkan segera."
Deg!
Jantung Caca rasanya akan copot, mendengar kedua kakinya akan dipatahkan oleh Sky. "Sepertinya CEO di hadapanku saat ini adalah CEO yang gila, jadi sebaiknya aku juga harus ikut bersikap gila. Agar aku tidak jadi ikutan gila beneran," gumam Caca dalam hati.
Beberapa detik Caca berusaha mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskan kasar begitu saja. Bahkan Caca juga sempat meremas asal rambutnya seolah sedang mencari sedikit sumber kekuatan.
"Baiklah tuan Sky, akan ku turuti permintaanmu."
Caca langsung bersujud di hadapan Sky, gadis ini benar-benar mencium kedua kaki Sky.
Tak hanya itu, Caca juga tanpa diminta mulai mendekat pada tubuh Sky. Mengendus aroma tubuh laki-laki aneh itu dengan leluasa. Dan dengan lancangnya Caca mencium pipi pria arrogant itu.
"Stop!"
Sky mendorong dada Caca dengan tangannya agar sedikit menjauh dari tubuhnya.
Caca terhenyak, apa hal yang ia lakukan ini salah? Bukankah pada drakor yang ditontonnya kebanyakan, jika laki-laki diperlakukan demikian akan berujung pada hal yang romantis? Tapi kenapa tuan Sky justru berkata stop dan menjauhkan tubuhnya dari Caca.
"Tu-an, apa ada yang salah?"
"Tentu saja salah, saya tidak bisa langsung bersentuhan begitu saja dengan wanita yang hidupnya dari kalangan orang biasa seperti kamu. Berapa banyak bakteri yang menempel pada tubuhmu itu? Membayangkannya saja sudah begitu menjijikan bagiku."
Ya Tuhan, begitu hina kah bakteri yang menempel pada tubuh Caca saat ini? Selain aneh dan arrogant. Ternyata orang kaya bernama Sky ini juga sangat cinta kebersihan.
Suara tepukan tangan sebanyak dua kali menggema. Dengan segera dua wanita paruh baya dengan seragam ala asistan rumah tangga datang. Dan setengah membungkukkan badannya di hadapan Sky.
"Bersihkan dia sebersih mungkin! Pastikan tidak ada bakteri atau kuman yang menempel pada tubuh wanita ini. Segera!"
titah tuan Sky kepada dua wanita itu. Dan dengan segera mendapatkan anggukan serempak dari keduanya.
"Mari nona, kami akan membantu nona membersihkan diri."
"Jangan panggil dia nona. Panggil dia namanya saja, karena dia belum jadi nona di tempat ini. Sana cepat pergi!"
"Lihat saja kamu tuan Sky, aku bisa saja lebih gila dari kamu jika tidak ada tekanan perjanjian 500 juta," gerutu Caca menahan emosinya.
Pasrah, hanya hal itu yang bisa Caca lakukan saat ini. Seperti fasilitas yang pernah ia lihat di salon saat iseng facial dengan Sani dulu. Caca seperti sedang melakukan perawatan mahal. Menicure, pedicure, creambath, lulur, dan mandi susu. Semua rentetan itu Caca lakukan dengan dibantu dua mbak tadi. Yang namanya baru Caca ketahui Lena dan Reni, tak banyak Yang bisa Caca kulik dari keduanya. Karena sorot mata ketakutan dan hanya memilih bungkam jika Caca menanyakan perihal Sky pada keduanya.
Tak hanya itu, rambut Caca yang lurus juga di buat menjadi keriting gantung dan sebelumnya sudah diwarnai dengan warna coklat soft.
"Kenapa warna dan gaya rambutku juga ikut diubah mba?" tanya Caca yang baru menyadari jika saat creambath, ternyata rambutnya juga ikut diwarnai.
"Ini permintaan tuan Sky, Caca. Tuan sangat menyukai wanita berambut pirang dan bergelombang gantung." Hanya itu penjelasan dari Leni. Baju yang sangat sexy dan kekurangan bahan pada bagian sana-sini membalut tubuh Caca. Bahkan kedua mbak juga tak menyangka jika dipoles sedikit, Caca sudah menyerupai ratu dari negeri dongeng.
Lena dan Reni segera keluar dari kamar Caca ketika menyadari kehadiran tuan Sky yang sudah menyilangkan kedua tangannya di dada tak jauh dari pintu.
Sky mulai melangkah mendekati Caca. Dia tak ubahnya seperti predator kelaparan yang hendak memangsa kelinci kecil tak berdaya. Perasaan Caca semakin tidak karuan saat melihat lelaki itu mulai melepaskan kancing-kancing kemejanya satu persatu.
Sky menggunakan telunjuknya mengeksplor bagian tubuh Caca mulai dari leher, turun kebagian belahan dada hingga ke perut bagian bawah. Hal itu seketika membuat bulu kuduk Caca meremang.
"Mmm ... tuan." Caca sekuat mungkin menahan rasa aneh yang baru kali ini ia rasakan selama hidupnya. Saat ia berpacaran dengan Raka, Raka tak pernah menyentuh sedikitpun bagian-bagian sensitif pada tubuhnya.
"Tuan Sky aku ...."
Mulut Caca langsung dibungkam paksa oleh Sky. Dengan hasrat yang begitu menggebu-gebu, Sky melumat habis bibir Caca hingga bengkak dan membuat wanita itu beberapa kali kesulitan untuk bernapas.
"Tuan, apa ... yang kau lakukan? Aku kesulitan untuk bernapas. Sungguh, bukankah tidak lucu jika aku sudah lebih dulu pingsan kerena kehabisan napas lebih dulu."
Lelaki itu tak menjawab. Ia melemparkan kemejanya ke lantai, lantas mendekat ke arah Caca lagi, menaikkan kakinya ke atas ranjang perempuan itu.
"Aku di atas," teriak Caca segera saat Sky baru mengungkung tubuhnya.
Bersambung ....