Chereads / Gleenwich In The Sky / Chapter 1 - Chapter 01

Gleenwich In The Sky

Kumo_Shoujo
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 1.9k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter 01

Ugh...

Kepalaku pusing, dimana ini? Apa yang terjadi? Eh? Siapa aku? Kenapa aku gak mampu mengingat apapun?

Topi? tongkat? Apa ini milikku? Aku mengenakan jubah aneh, apa aku seorang penyihir? Kalau begitu, topi dan tongkat ini milikku?

Aku memandang sekeliling, gak ada petunjuk apapun. Semakin aku memikirkan tentang diriku, kepalaku semakin sakit, seolah ada sesuatu yang menekan kepalaku rasanya kepalaku seperti mau meledak.

Aku mengambil topi itu lalu memakainya. Aku juga mengambil tongkat yang tergeletak di sebelahku, aku bisa merasakan getaran yang familiar dari tongkat itu, apa itu berarti tongkat itu milikku?

Baiklah sekarang dimana aku? Tempat ini semacam gereja tua dengan sebuah menara menjulang tinggi, dan selusin nisan berjejer dibelakangnya. Lalu, beberapa pohon mati membuat suasana malam ditempat ini terasa mengerikan.

Tunggu tempat ini? Rasanya aku pernah kesini sebelumnya. Rasanya memang samar-samar namun rasanya aku sudah pernah ketempat ini.

Beberapa kali aku telah mengelilingi tempat ini, tapi sepertinya tempat ini terkurung oleh sebuah penghalang yang sangat kuat. Aku sudah mencoba menerobos penghalang itu, namun saat tanganku bersentuhan dengan penghalang itu, penghalang itu bereaksi, menimbulkan gelombang kejut yang membuatku terlempar beberapa kaki kebelakang, yah untungnya itu tidak menyebabkan luka serius padaku, ku ijinkan kamu untuk memuji ketahananku dalam hal ini.

Huh, ini sudah lama. Harusnya ini sudah pagi, tapi kenapa bulannya masih tetap berada di atas kepala? Ini aneh bukan? Aku sudah sangat lama disini tapi entah kenapa rasanya waktu seperti terhenti disini.

Sekarang bagaimana? Aku gak mau menghabiskan hidupku di tempat seperti ini. Tempat ini penuh dengan energi sihir, aku bisa merasakannya. Bahkan tanah disini akan kembali seperti semula setelah aku mencoba menggalinya.

Bagaimana ini? Ini benar-benar buruk, apa aku terjebak disini? Kira-kira siapa yang menjebakku? Aku benar-benar tidak punya petunjuk akan hal ini.

Apa aku gak punya petunjuk apapun? Aku mencoba memeriksa jubahku, tapi tidak ada apapun selain sebuah bross dengan sebuah permata hijau besar. Di belakang bross itu terdapat tulisan, namun aku tidak bisa membacanya, tulisannya sebagian sudah rusak, dan menyisakan huruf AF lalu IN dibelakangnya.

Huh, ini rumit dan yang lebih rumit aku kehilangan ingatanku, kurasa tidak sepenuhnya. Hanya saja, aku melupakan hal-hal penting, seperti namaku, bagaimana aku bisa disini, dan apa yang terjadi padaku.

Baiklah, kurasa tidak ada gunanya memikirkan hal seperti itu, mungkin setelah aku keluar dari sini aku bisa mengingat semuanya.

Ada sebuah bangku di dekat air mancur, untuk sementara aku akan beristirahat di sana. Lagipula, aku sangat lelah, setelah aku terbangun, entah berapa lama waktu yang aku habiskan, kurasa ini waktu yang cocok untuk istirahat.

"Mew.."

"Hey"

Eh? Apa barusan aku mendengar sesuatu? Aku ngantuk, jadi aku gak yakin suara itu benar adanya atau cuma hayalanku.

"Hey"

Lagi? Suara lembut seorang wanita? Ini nyata. Aku tidak sedang bermimpi, kali ini aku yakin ada orang lain selain diriku.

Aku segera bangun dari tidurku, kepalaku masih pusing, tapi apa boleh buat. Baiklah, aku akan mencari sumber suara itu.

"Hey, sudah bangun"

Suara itu dekat, seperti berada di sebelah ku. Tapi tidak ada apapun disini.

"Siapa itu"

"Hey, di sini"

Dimana? Aku gak melihat apapun. Gak ada siapapun disini selain aku.

"Di sini, dibawah kakimu"

Di bawah? Gak ada siapapun, hanya seekor kucing yang memakai topi yang mirip dengan topiku. Tunggu, jangan bilang kucing itu?

"Hey, aku disini"

"Huwaaaa"

Eh? Apa-apaan itu? Bagaimana bisa kucing bisa bicara seperti manusia? Apa ini gila? Tunggu, kucing itu mendekat ke arahku, tunggu, tunggu jangan mendekat ke arahku. Jujur kau menakuti ku.

Uwaah.. Aduh, kakiku tersandung sehingga aku terjatuh. Ini sakit, tapi kucing itu masih mencoba mendekatiku, bagaimana ini? Apa harus ku pukul dengan tongkat ini.

"Tunggu, jangan mendekat"

"Kau kenapa? Ini aku Milli"

Apa? Milli? Aduh, kepalaku kembali berdenyut. Apa dia mengenalku?

"Apa kamu mengenalku"

"Tentu saja, bukankah kita telah menjadi rekan sejak lama"

Rekan? Tunggu aku gak mengingat apapun, tapi sepertinya aku memang pernah mendengar nama Milli.

"Maaf, aku tidak begitu mengingatmu"

"Sudah kuduga"

Huh? Jadi dia tau apa yang terjadi?

"Sebenarnya apa yang terjadi disini? Siapa kamu? Tempat apa ini? Dan siapa aku?"

"Um.. Bagaimana aku memulainya ya...."

Milli kemudian menceritakan semua yang dia ketahui.

Namaku Gleenwich biasa dipanggil Gleen. Seperti dugaan ku sebelumnya, aku adalah seorang penyihir. Aku dikenal dengan julukan penyihir langit. Menurut Milli, julukan itu diberikan oleh guru kami.

Milli merupakan rekanku, dia sudah bersamaku sejak lama. Namun, darimana asal kami, dia tidak mengingatnya. Yang dia ingat, dia penyihir yang dikenal dengan julukan penyihir kekosongan.

Menurutnya, dulu dia adalah seorang gadis namun entah mengapa saat dia terbangun dia berubah menjadi seekor kucing.

Lalu, tempat ini, menurut Milli tempat ini bernama menara langit, tempat dimana waktu telah berhenti. Milli sendiri tak tahu bagaimana kami bisa berada disini, tapi yang dia ingat, kami bertujuan untuk mendaki menara ini. Kurasa, kami bisa kembali seperti semula setelah mencapai puncak menara. Setidaknya begitulah yang kami yakini.

"Huh, sekarang bagaimana?"

"Kita harus mendaki menara itu"

"Apa tidak ada cara lain?"

"Tidak, aku sudah berulang kali mencari jalan keluar, tapi tidak menemukannya, satu-satunya yang bisa kita Kunjungi adalah gereja itu"

Benar sih, aku juga sudah mencoba berulang kali untuk keluar tapi aku tidak bisa. Tunggu? Bukannya gereja itu terkunci? Tapi dia bilang satu-satunya yang bisa dikunjungi adalah gereja itu, kurasa dia punya cara tersendiri.

"Tapi, gereja itu dikunci apa kau punya cara?"

"Bukankah kamu bisa membukanya?"

"Tidak"

"Jangan bilang kalau kamu lupa cara menggunakan sihir"

"Hehe"

"Dasar, harusnya aku tahu ini, baiklah aku akan mengajari, ingat ini baik-baik ya"

Milli kemudian menyentuh kepala ku, disaat bersamaan sesuatu mengalir masuk kedalam kepala ku. Kepala ku seperti tersambar sesuatu, tapi dibalik itu, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, pengetahuan atau semacamnya seperti mengalir membanjiri kepalaku, entah kenapa itu terasa sangat nikmat.

"Aaahhhhh"

"Hentikan itu bodoh, jangan mengeluarkan suara erotis seperti itu"

"Heh? Maaf"

"Ya, kau tau, aku sangat senang"

"Soal apa"

"Soal dirimu"

"Maksudmu?"

"Ya, kau masih Gleen yang ada dalam ingatan ku. Gleen yang suka menggoda pria dengan suara erotis dan tubuh seksi"

Heh? Memangnya aku punya karakter seperti itu? Tapi, kalau Milli yang bilang, kurasa itu benar. Lagipula, tubuhku memang seksi dan wajahku juga cantik. Aku punya mata biru seperti berlian dan rambut berwarna perak. Kau tau, jika aku seorang pria, mungkin aku akan langsung jatuh cinta pada bayanganku sendiri.

"Ya, sampai kapanpun aku tetaplah aku"

"Syukurlah, aku senang, kupikir kepalamu akan ikut rusak karena hilang ingatan"

"Apa maksudmu itu?"

Dia menanggapinya dengan tertawa, kurasa itu hanya bagian dari leluconnya. Kurasa kami sering melakukan ini bersama dulunya. Kuharap, setelah mendaki menara, ingatan kami bisa kembali.

"Baiklah, kau tau kan cara membuka kunci ini"

"Ya, aku akan mencoba membukanya"

Baiklah, ini dia aku akan membuka kunci gereja ini. Kuncinya dilengkapi oleh sihir yang sangat kuat, tapi kurasa itu bukan masalah buatku, lagipula aku sudah ingat bagaimana membukanya.

Pertama, rasakan energi sihir pada kunci itu, selanjutnya, aku perlu membaurkan energi sihir ku dan energi sihir yang terkandung pada kunci ini.

Baiklah, sudah selesai, selanjutnya lihat formasinya. Ini dia, sebuah lingkaran dengan pola yang rumit muncul di pintu gereja itu.

Selanjutnya, lakukan seperti apa yang diajarkan oleh Milli. Rasakan sensasi serupa. lalu modifikasi pola itu. Pola itu memiliki suatu susunan seperti puzzle, jadi untuk membuka paksa kunci itu, aku harus menyusun puzzle itu.

Baiklah, sudah terbuka. Ternyata, meski terlihat sederhana, namun membuka kunci seperti itu cukup menguras tenagaku.

"Baiklah, kita masuk Gleen"

"Baik"

Cahaya putih yang sangat menyilaukan mata menyeruak ketika aku membuka pitu itu. Namun, aku kembali merasa familiar dengan hal ini, apa aku sudah pernah mengalami ini sebelumnya? Ataukah hanya sebuah dejavu? Aku sendiri juga tidak tahu.