Mawar tidak pulang semalam, dia memilih untuk tidur di hotel setelah melayani Purnomo. Pagi ini dia ingin seperti orang kaya, sarapan enak di hotel mewah. Setelah dia selesai mandi, dia segera turun ke restoran.
"Wahh!!! Semua makanan ini terlihat enak!!" seru Mawar.
Mawar sedang berdiri di depan menu prasmanan yang tersedia di hotel. Berbagai hidangan tersaji diatasnya seperti, daging steak, roti croisant, spageti, kepiting lada hitam dan masih banyak lagi.
Mawar mengambil 3 steak daging, 2 gelas jus jeruk dan tidak lupa nasi. Dia sangat tidak sabar untuk merasakan makanan tersebut.
"Bagaimana cara makannya? Susah sekali daging ini dipotong!!" gumam Mawar.
Bodohnya, Mawar tidak mengambil pisau peralatan makan untuk menu daging. Dia hanya mengambil sendok dan garpu. Karena daging sapi yang begitu tebal serta alot memerlukan pisau untuk memotongnya, akhirnya dia memilih untuk menggigitnya saja.
Para tamu hotel melihat kelakuan Mawar yang sangat kampungan itu menertawakannya. Mawar hanya makan dan seru sendiri menguyah makanannya yang alot itu.
Setelah selesai sarapan Mawar berjalan-jalan di area hotel, dia tidak berhenti kagum dengan keindahan bangunan hotel bintang 5 itu sampai puas. Kemudian dia kembali ke kamar untuk mengambil barangnya yang tertinggal di kamar, barulah dia check-out dari hotel.
Mawar berjalan keluar hotel, lalu dia mengeluarkan kartu kredit yang berada di kantong bajunya.
"Apa benar benda ini bisa membeli apapun?" gumam Mawar.
Bangunan Hotel itu terdapat di area kota yang berdiri beberapa mall mewah di samping kanan kirinya. Mawar baru sadar dia sudah dibawa menginap di hotel kota lumayan jauh dari kampungnya. Jika ditempuh dengan menggunakan mobil sekitar 2 jam dari kampung Mawar.
Mall yang berjajar itu terdapat jendela serta pintu kaca sehingga pakaian bagus dan barang lainnya terlihat jelas dari luar. Mawar pun tersenyum kegirangan, lalu dia masuk ke Mall tersebut.
Tanpa pikir panjang dia memilih baju sesuai ukurannya, sepatu, tas yang dia sukai. 60 menit sudah dia menghabiskan waktu untuk membeli baju. Setelah itu dia menuju kasir, lalu petugas kasir menghitung barang belanjaan Mawar.
Mawar merasa panik di depan kasir, dia menunggu dengan cemas berapa harga dari semua barang tersebut. Jika ternyata kartu itu tidak bisa digunakan, betapa malunya dia karena sudah berani mengambil barang mahal yang dia sendiri tidak mempunyai uang sepeser pun.
"Total belanjaannya 5 juta Mbak," ucap kasir itu tersenyum.
Hah!!! Mahal sekali!!
Aku coba dulu lah pakai kartu ini, batin Mawar.
"Saya mau membayar menggunakan ini, Mbak," jawab Mawar tersenyum ragu.
"Baik mbak," sahut kasir.
Kasir menerima kartu dari Mawar, dia memasukkan kartu tersebut ke mesin EDC. Setelah selesai dia memprosesnya, lalu kasir menyuruh Mawar untuk memencet PIN kartu kredit tersebut.
"Silahkan masukan PIN-nya, Mbak," pinta kasir dengan senyum.
"PIN?? PIN itu apa mbak?" tanya Mawar kebingungan.
"Kode akses untuk menggunakan kartu kredit Mbak, dia berupa angka sejumlah 6 digit," jawab kasir, dia merasa curiga dengan Mawar karena tidak mengetahui cara menggunakan kartu kredit.
Kasir memandanginya cukup lama, dia meremehkan Mawar hanya dengan melihat penampilannya yang kampungan.
6 angka!! Sebentar aku ingat sempat menulis sebelumnya, batin Mawar.
Mawar pun merogoh kantong bajunya, dia mengambil selembar kertas, kertas itu tertera nomor telepon Purnomo dan di bawahnya ada 6 digit angka yang dimaksud. Kemudian Mawar memasukkan 6 digit angka ke mesin EDC tersebut, lalu kasir mengambil mesinnya dan transaksi berhasil.
Aku tidak mengira!! Ternyata aku salah sangka dengan penampilannya yang norak itu, dia punya uang juga. Mungkin dia baru pertama kali menggunakan kartu kredit. Aku harus lebih ramah lagi, batin kasir.
"Silahkan barang belanjaannya, Mbak. Terimakasih sudah berbelanja di gerai kami, kami menunggu kunjungan anda yang berikutnya,"
Ucapan kasir yang berlebihan itu menjadi penutup transaksi tersebut. Mawar sangat senang, dia bisa berbelanja dengan kartu itu. Setelah selesai dengan urusan pembayaran, dia keluar dari toko tersebut sambil menenteng tas barunya lalu dia teringat untuk membeli sebuah Handphone.
"Ahh!! Iya beli Handphone!!! Duhhh!! Aku sudah tidak sabar. Hihiii," gumam Mawar.
Mawar pun mencari gerai yang menjual khusus benda pipih canggih itu dengan bertanya ke satpam Mall yang kebetulan lewat, dia diarahkan jalannya.
Mawar sudah menemukannya, dia tidak berhenti kagum untuk melihat banyak Handphone yang tertata rapi dan bagus.
"Silahkan Mbak. Mbak mau beli tipe HP yang bagaimana?" tanya SPG gerai tersebut.
"Yang paling baru dan bagus, Mas," jawab Mawar bersemangat.
"Baiklah Mbak, silahkan tunggu dan duduk dulu. Saya akan segera datang dengan ponsel yang anda inginkan," jelas SPG.
Mawar pun segera mencari tempat duduk, setelah Mawar datang banyak pengunjung yang datang untuk membeli HP juga. Semakin lama semakin penuh, dia bersyukur masih bisa mendapatkan pelayanan yang pertama.
SPG itu sudah kembali membawa HP, lalu dia menyerahkannya ke Mawar. SPG menjelaskan cara kerja ponsel tersebut, lalu Mawar juga disarankan untuk membeli nomor. Setelah Mawar memilihnya, SPG itu memasukkan simcard ke dalam ponsel.
SPG itu mempersilahkan Mawar untuk membayar ke kasir, dan segera saja Mawar pergi ke tempat tersebut. Setelah 20 menit usai, dia kembali ke tempat SPG berada tanpa sengaja ada seorang wanita yang menabraknya.
"Maaf Mbak, saya sedang terburu-buru!!" ungkap wanita itu sambil membereskan barang belanjaan Mawar yang terjatuh.
"Ihhh!! Kalau jalan pakai mata dong!!" bentak Mawar.
"Maaf Mbak," ucap wanita itu lagi, perhatian dia teralihkan dengan kartu kredit yang tergeletak di lantai, lalu dia mengambilnya.
Mawar segera menyambar kartu kredit tersebut, lalu pergi meninggalkan wanita tersebut. Namun, wanita itu masih jongkok tidak berpindah dari tempatnya sambil mengernyitkan dahi.
"Anita!! Cepat!!! Aku harus menghadiri acara rapat anggaran!!"