1 Tahun Kemudian
seseorang menghampiri diriku yang sedang duduk di taman. "kenapa kau hanya duduk saja ditaman?" aku menoleh kearah sumber suara tersebut "Niel.. aku minta maaf tapi aku..." belum sempat aku menyelesaikan kata kataku tiba tiba Niel menarik tanganku. "Niel kita kemana akan kemana?." Ia membawaku ke sesuatu tempat yang belum pernah aku lihat. "Bagaimana? indahkan?" Aku memandangi seluruh tempat yang sedang aku kunjungi saat ini "iya indah sekali" aku menatap Niel yang sedang tersenyum kearahku, aku menatapnya penuh kebahagian. "Aleta kau itu seperti tempat ini, indah dan juga cantik" mulutku yang sedari tadi memberikan senyuman kecil kini kedua sudut bibirku naik lebih tinggi.
"Niel?" aku dan Niel sontak kaget dengan suara tersebut yang ternyata Axel mengetahui keberadaan kami. "kenapa kau bersama jalang itu?" ucapannya yang membuat Niel menundukan kepalanya. "maafkan aku kak aku..." Aku memotong perkataan Niel yang belum selesai. "jangan Hukum Niel kak, aku mohon?" ucapku penuh belas kasihan "Baik tapi persyaratannya kau harus menurut kepadaku, dan kau Niel!" ia mengeluarkan jari telunjukan dan berkata penuh penekanan "aku akan mengirimu ke Paris untuk berkuliah disana" sirnah sudah kehidupan ku yang berada dibawah perintah seorang Axel. Walau dirinya kini sudah menginjak 16 tahun dan aku 14 Tahun Tapi tetap saja aku merasa diriku ini tidak berdaya atas dirinya.
kehidupan ini semakin suram bagiku terutama Axel menyuruh Niel pergi ke Paris. Dan sekarang aku tinggal bersamanya, aku yakin kehidupan ku akan seperti neraka. Sempat terpikir oleh ku untuk kabur dari rumah tapi tertahan oleh kuasa Axel yang akan mencariku kemana pun aku pergi.
Pagi harinya aku melihat Niel sudah membawa kopernya Dia berpamitan kepadaku dan Axel. Ia memberikanku secarik kertas secara diam diam. Setelah Niel pergi aku buru buru kekamar untuk melihat kertas itu. Aku menangis setelah melihatnya, aku sedih karna dia meninggalkan aku.
Dimalam Hari aku menyiapkan makan untukku Dan Axel. Aku kaget ketika suara bel rumah berbunyi keras, segera aku buka pintu rumah Axel. "Heh ternyata kau tinggal disini bersama Axel?" Ternyata itu Alena yang datang akan menemui Axel. "Silahkan Masuk ucapku seraya ia memasuki rumah Axel.
Axel pergi bersama Alena, aku tidak tahu apa yang akan mereka lakukan. Aku merasa sendiri sekarang tentunya aku sangat merindukan Niel. Entah apa yang sedang dia lakukan disana.
Di rumah Axel aku agak sedikit bebas sekarang walapun aku tetap di jaga oleh beberapa bodyguardnya. Aku pergi keluar rumah Axel untuk mencari udara segar, tentunya aku tidak sendirian aku di temani oleh penjaga Axel.
Aku masuk kedalam sebuah toko kue yang cukup besar. Aku ingin sekali memakan kue itu tapi aku tidak memiliki uang untuk membelinya. "Apa Nona ingin membeli kue itu?" Ucap bodyguard yang menemani diriku "iya, tapi saya tidak memiliki uang" aku merasa bodoh karena aku mengatakannya kepadanya. Aku melihat tangan yang sedang membawa kue, Ia memberikan aku aku kue itu yang terlihat enak dan lezat dimata aku. Aku ingin memakannya tapi aku takut didalamnya akan ada racun karna aku tidak bisa mempercayai bodyguard ku, aku takut ini adalah permainan Axel jadi aku tidak memakannya. "Nona ini ambilah aku harap nona tidak keberatan untuk memakannya."
"Tidak, terimakasih"
"Nona kumohon jangan menolaknya saya membelikan ini memakai Uang yang Tuan Daniel kasih." Aku merasa terkejut mendengarnya ketika bodyguard ku berkata seperti itu
"Baiklah aku akan memakannya"
Flashback
Di depan rumah Alex, Daniel yang hendak pergi dari rumah Axel terhenti melihat salah satu bodyguardnya yang Ia percayai selama ini. "Carlos kemarilah" Daniel memangil Carlos untuk memberikan uang sebagai tanda gaji "Tidak usah Tuan saya sudah menganggap Tuan seperti anak saya sendiri" ini gajimu ambilah aku Tahu keluarga mu pasti membutuhkan ini dan aku juga menitipkan uang ini kepada Aleta, berikan apa saja yang dia mau ini uang hasil tabunganku yang kusimpan dulu." Daniel memberikan uang tabungannya dan segera mengambil kopernya "Baiklah Tuan terimakasih semoga Tuan sukses disana" Daniel langsung membawa koper dan berucap "terimakasih"
Aleta yang hanya diam sambil menatapi kue yang diberikan oleh bodyguard itu "jadi dia mengumpulkan uangnya yang dulu dan semua uangnya sekarang itu menjadi milikku" air mata Aleta jatuh, dan hanya bisa merasakan apa yang dirasakan perjuangan Daniel begitu besar untuknya.
Aleta tertidur karna ia menangis semalaman dan Saat Axel pulang denga Badan Axel yang sempoyongan karna mabuk. "Jalang dimana kau?" Ucapnya dengan suara sedikit parau. Dia membuka pintu kamar Aleta, dia melihat Aleta yang sedang tertidur. Axel membangunkan Aleta dengan Kasar tentu saja Aleta ingin kabur tapi tertahan oleh tanya saat Aleta ingin membuka pintu kamarnya.
"Kak aku mohon jangan lakukan ini lagi pada ku"
"Dasar jalang tidak tau diri" Axel menamparku keras.
"Kau tinggal di rumah ku dan bermesraan dengan Daniel adik tiri ku" Terungkap sudah semua perasaan Axel selama ini ternyata dia mempunyai dendam kepada Niel yang yang selalu mempunyai kasih sayang dari ibu Axel.
"SELAMA INI DANIEL SELALU MENDAPATKAN KASIH SAYANG DARI IBUKU, TAPI AKU TIDAK PERNAH SEDIKIT PUN MENDAPAT KASIH SAYANG DARI IBUKU PADAHAL AKU ANAK KANDUNGNYA TAPI DIA MEMILIH ANAK SAMPAH ITU SEBAGAI ANAK PILIHANNYA"
"Sampai ibu ku meninggal dia menitipkan anak pungut itu kepadaku untuk menjaganya"
"TAPI AKU TIDAK PEDULI DENGANNYA DIA HANYA ANAK SAMPAH TIDAK BERGUNA, SAMPAI KEMARIN DIA KECELAKAAN PUN AKU INGIN DIA MATI TAPI AKU SELALU TERINGAT IBU KU"
"Ibu sialan kenapa aku harus mengingatnya?"
Axel menuju kekasurku menindiku paksa sampai aku menendang dan meronta ronta untuk dilepaskan olehnya tapi kekuatannya begitu besar dari pada biasanya.
"Kakak lepaskan aku, AKU BUKAN JAL*NG" sekali lagi lolos sebuah tamparan seorang Axel kepada diriku.
"Diam kau jal*ng aku akan memperk***mu sekarang juga" suara Axel yang begitu keras aku bisa merasakan emosinya sekarang terbawa oleh kemabukannya. Axel membuka semua yang dikenakan olehku. Hanya suara isakan Aleta yang terdengar di kamar itu karna semua yang di miliki Aleta kini berada di bawa oleh kuasa Axel.
Hancur sudah sudah mimpinya bisa bersatu lagi bersama Niel. Karna apa yang ia jaga selama ini Telah di rengut oleh Axel. Berkali kali ia menahan sakit di bagian tubuhnya yang mungil dan terlebih sakit hatinya ia merasa tidak bisa menjaga dirinya sendiri. Dan dimalam itulah menjadi penyatuan antara dirinya dengan Axel yang kini telah merebut kesuciannya itu.
Aleta terbangun dan mengiangat kejadian semalam berharap semua itu hanyalah sebuah mimpi buruk. Ia melihat sebuah bercak merah di kasurnya yang ternyata itu bukanlah sebuah mimpi.