_____________________________________________
-Bumi, 19.45, 7 Januari 2019, disuatu tempat yang tidak diketahui-
'Hmn.. ini seharusnya begini.. dan yang ini dihilangkan.. sip, ini pasti akan cocok.. dan upload.' Terlihat seorang pemuda yang sedang mengotak-atik smartphonenya, menulis sesuatu yang sepertinya adalah sebuah Novel.
Setelah menyelesaikan apapun yang dia lakukan, pemuda itu lalu berdiri dan meregangkan tubuhnya, yang tidak pernah dia gunakan untuk berolahraga, membunyikan sendi-sendinya, dia keluar dari kamarnya yang agak berantakan menuju kedapur yang hanya berletak 5 langkah kekanan setelah keluar dari pintunya.
Setelah sampai didapur pemuda itu mencari-cari sesuatu dikantong plastik yang ada diatas samping kiri kompornya dan menemukan bungkusan kecil berwarna hijau bertulis 'soto ayam', metelakkan bungkusan kecil itu kesamping dia kemudian mengambil panci yang tergeletak diatas kompor dan mengisinya dengan air mineral yang ada didispenser, samping kiri pintu kamarnya, setelah merasa cukup pemuda itu kembali kearah kompor, meletakkan panci diatasnya dan memutar kenop kompor dengan 'ctekk' api kemudian menyala.
Pemuda itu menunggu air mendidih sambil menyiapkan mangkok yang dia ambil dirak piring tepat disamping kanan kompor, karenan kompor itu hanya satu tungku, masih ada ruang antara kompor dan rak dimana dia meletakkan mangkoknya dan bungkusan kecil yang adalah mie instan.
Dia kemudian merobek bungkus mie itu dan mengeluarkan bumbunya, mengambil gunting yang tersedia, dia kemudian memotong ujung bungkus bumbu dan menuangkannya kemangkok, setelah selesai dia kemudian membuang bungkusan bekas bumbu kekotak sampah yang ada di bawah samping kanannya.
Setelah selesai dengan bumbu, pemuda itu mengambil gelas dari rak dan menempatkannya disamping mangkok, pemuda itu mengambil sesuatu yang sepertinya adalah kopi dan gula dirak dan meraciknya, 1/2 sendok makan kopi, dan 1/2 sendok makan gula..
Setelah selesai dengan semua itu, terdengar suara air mendidih, pemuda itu kemudian mematikan kompornya dan mengambil panci dengan air mendidih itu, menuangkannya ke gelas secukupnya, dan mengembalikan panci ketempatnya dan menghidupkan kompor kembali, kemudian dia mengaduk gelas kopinya, gerakannya yang halus dan terlatih memperlihatkan bahwa pemuda itu sudah terbiasa dengan kegiatan ini.
Setelah beberapa saat suara air mendidih terdengar kembali, pemuda itu kemudian mengambil mie dan memasukkannya kedalam panci, setelah membereskan meja keramik dibawahnya yang dikotori oleh tumpahan bumbu dan remah mie, pemuda itu mengangkat gelas kopinya dan pergi kekamarnya untuk meletakkannya didalam.
Setelah berada didalam pemuda itu tidak langsung kembali, namun mengecek smartphonnya yang dia taruh diatas kasur lantai tipis, dia tidak menggunakan tempat tidur, karena terlalu banyak memakan ruang.
Setelah beberapa saat memainkan smartphonenya, pemuda itu kembali kedapur, menggunakan sendok bekas kopi, pemuda itu mengaduk mie yang sudah menjadi lembut di dalam panci, setelah merasa bahwa mie sudah matang, pemuda itu mematikan kompornya, mengambil panci dan menuju tempat cuci piring yang ada di samping kirinya, meniriskan air mie sampai hampir habis, dia kemudian menuangkan mie dan sedikit air itu kedalam mangkok, setelah mangkok terisi, pemuda itu meletakkan pancinya di tempat cuci piring.
Pemuda itu kemudian mengaduk-aduk mie sampai bumbu merata, setelah itu dia membawa mangkoknya ke arah dispenser dan mengisi mangkok itu dengan air dingin, setelah terasa cukup pemuda itu kembali masuk kekamar, dan mulai memakan hasil jerih payahnya..
-Disuatu tempat yang jauh dari bumi, waktu tidak diketahui-
Terlihat sebuah benda misterius, melaju dengan kecepatan yang akan mempermalukan kecepatan cahaya, benda itu terlihat seperti rubik, namun tidak memiliki warna lain selain hitam, setiap kotak kecilnya memiliki simbol yang sedikit bercahaya ke unguan, dan ukurannya sekitar 1.5kali lebih besar dari rubik 3x3 normal.
Rubik itu terus melaju kencang seolah telah terlambat dalam janji kencan..
Setelah waktu yang tidak diketahui, terlihat benda langit yang menghalangi jalur rubik itu, benda langit itu berdiameter sekitar 60km yang kecil jika dibandingkan benda langit lain yang telah dilewati rubik itu..
Rubik itu sepertinya tidak peduli karena tidak melambat sama sekali, saat mereka bertabrakan, benda langit itu hancur... atau seharusnya begitu, mengingat kecepatan rubik. Namun sepertinya rubik itu adalah benda mistis yang menentang logika, karena bukannya menghancurkan benda langit itu, rubik hanya menembus dan melewatinya secara langsung, tidak menyebabkan riak sekecil apapun pada benda langit itu..
Minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun telah berlalu setelah kejadian yang menentang logika tersebut, rubik tetap terus melaju, tanpa pernah mengubah arah atau memperlambat kecepatan.
Rubik itu kemudian memasuki sistem bintang baru, yang memperlihatkan beberapa planet mengorbit pada bintangnya. Setelah itu rubik itu memperlambat sedikit demi sedikit sampai akhirnya berhenti, rubik itu berputar ditempatnya, dan mulai mengacak dirinya sendiri, pada awalnya semua sisi rubik itu memiliki simbol yang sama, namun sekarang disetiap sisinya tidak ada simbol yang sama..
Setelah selesai mengacak-acak dirinya rubik itu melanjutkan perjalanannya, namun sekarang tujuannya menjadi jelas, karena rubik itu menuju planet ke tiga yang mengorbit pada bintangnya, Bumi..
-22.30 waktu setempat. Disebuah gedung lantai 10 yang terletak disuatu tempat di bumi-
Seorang pemuda yang menggunakan kacamata dan jas lab berjalan tergesa-gesa, menuju ke ruangan yang berada tepat diujung koridor putih terang ini.
Baru beberapa saat yang lalu satelit mereka menangkap sinyal aneh namun berpola dari ruang angkasa, membuat para pengamat mereka berspekulasi liar, beberapa menyebutkan itu adalah bentuk kehidupan pintar lain yang mencoba berkomunikasi, ada yang menyebutkan bahwa itu adalah fenomena luar angkasa yang langka, dan beberapa yang gila bahkan berkata bahwa itu adalah pesawat ruang angkasa alien yang akan menjajah bumi.
Setelah pemuda itu sampai didepan pintu, dia langsung masuk kedalam tanpa mengetuk. "Tuan andre! satelit kita mendeteksi adanya gangguan gelombang elektromagnetik diluar angkasa, yang menuju ke planet kita!"
Didalam ruangan terlihat seorang lelaki paruh baya beruban, duduk di kursi malasnya dan memainkan game yang ada didalam smartphonenya.
"Apakah sudah dikonfirmasi apa penyebabnya?" Lelaki tua itu menjawab, namun tetap terus memainkan gamenya.
"Belum tuan, jaraknya masih sangat jauh dari bumi, namun diperkirakan akan sampai pada jangkauan radar luar angkasa kita pada 00.00 atau sekitar 1jam 30menit lagi." Pemuda itu merasa aneh karena sepertinya lelaki paruh baya itu tidak terlalu perduli.
"Baik, tetap pantau terus menerus penyebab gangguan itu, kita harus tetap waspada. Setelah kamu mengetahui apa itu kabarkan kepadaku."
"Baik tuan!" Pemuda itu keluar dari ruangan dan menuju ruang observasi, untuk memantau objek/fenomena yang sedang menuju bumi..
Ruangan itu kembali mendapatkan ketenangannya dengan hanya suara game mobile pria paruh baya itu yang terdengar.
*DEFEAT!*
"Huh.. sial, para player noob bodoh itu.."
-00.05, 8 Januari 2019, ditempat yang tidak diketahui-
Pemuda itu tertawa kecil, membaca Novel yang ada dismartphonenya, dia kemudia menyeruput kopi yang sudah dingin karena dibuat beberapa jam yang lalu.
Mengambil bungkus kotak kecil berwarna coklat, pemuda itu kemudian membukanya dan mengeluarkan isinya, yang tenyata adalah rokok, pemuda itu berniat mengambil korek apinya, namun setelah mencari-cari, dia tidak menemukannya, dia kemudian berdiri berputar-putar ditempatnya, matanya menyipit dan berkeliaran kemana-mana namun masih belum menemukannya.
Setelah beberapa saat pria itu menyerah, dan duduk kembali ke tepi kasurnya, namun saat dia duduk dia merasakan sesuatu dipantatnya, memiringkan pantatnya sedikit, tangan pemuda itu kemudian meraih sesuatu yang mengganjal pantatnya yang ternyata adalah korek yang dicarinya, korek itu berwarna merah yang cocok dengan kasurnya jadi pemuda itu tidak menyadari saat mencarinya.
'Heh.. disini ternyata kamu berada.'
Pemuda itu kemudian meletakkan rokok dimulutnya dan menghidupkan korek api, api kecil menyembul dari korek api, pemuda itu mendekatkan rokoknya ke api kecil itu dan menghisapnya, asap putih keluar dari mulutnya setelah rokok itu tersulut.
Pemuda itu kemudian menghisap rokoknya lagi, dan mengeluarkan asap dari hidung dan mulutnya, dia mengerucutkan mulutnya dan kemudian *pop* asap putih berbentuk O keluar dari mulutnya.. sepertinya dia menikmati hidup..
Namun dia tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya setelah ini...
-Luar angkasa-
Rubik itu telah melaju tanpa henti beberapa saat, kemudian itu berhenti tepat didepan benda bulat besar berdiameter sekitar 12.742km.
Rubik itu terdiam sebentar sebelum menuju bagian gelap dari bola besar itu, setelah beberapa saat rubik itu telah tiba diatas rumah sederhana berlantai dua, dan memiliki banyak ruangan, rubik itu kemudian turun dan menembus atapnya sampai pada kamar lantai dua, yang memiliki pemuda berusia sekitar 20 tahun, pemuda itu sibuk dengan laptopnya sehingga dia tidak menyadari rubik yang berada tepat diatas kepalanya.
Rubik itu berputar-putar sebentar diatas kepala pemuda itu sebelum berhenti dan melanjutkan turun kekamar yang ada dibawah, dilantai satu, menembus lantai atau atap? pada prosesnya.
Dikamar itu terlihat pemuda lainnya yang sedang terlihat menggenggam kotak kecil bercahaya redup ditangan kirinya, dan ditangan kanannya pemuda itu memegan sesuatu yang berasap, sepertinya sedang terbakar.
Rubik itu melakukan hal yang sama pada pemuda itu, berputar diatas kepalanya, setelah beberapa saat rubik itu menjadi transparan dan kemudia terjatuh kekepala pemuda itu, pemuda itu kemudian meraskan pusing hebat, kepalanya seperti diacak-acak oleh sesuatu, membuat otaknya meleleh, pemuda itu ingin berteriak, namun tidak bisa menggrakkan tubuhnya, dia merasa lemas sebelum jatuh pingsan kekasur menjatuhkan smartphonenya dan sebatang rokonya yang masih menyala ke atas kasur..
Beberapa saat kemudian pemuda dari lantai atas turun kebawah karena ingin pergi keluar untuk mencari makanan, namun saat dia mencapai lantai satu dia mencium sesuatu yang terbakar, dia mengikuti baunya dan menemukan bahwa kamar dibawahnya menjadi merah menyala karena terbakar oleh api..
-Disuatu tempat yang tidak diketahui-
Kamar mewah begaya abad pertengahan, kamar itu diterangi oleh lampu berlian berwarna putih terang yang tegantung diatap rungan.
Di tengah ruangan itu terdapat tempat tidur yang sedang digunakan oleh seorang anak laki-laki berusia sekitar 15 tahun yang sepertinya sedang tertidur, anak laki-laki itu sangat tampan, memiliki rambut ungu pendek berkilau, memiliki aura kebangsawanan disekitarnya, alisnya seperti pedang yang tehunus, matanya tajam dengan hidung mancung kecil, wajahnya sangat sempurna jika bukan karena perban yang melilit kepalanya dan kulitnya yang putih kepucatan.
Setelah beberapa saat bulu mata anak itu bergetar selama beberapa detik sebelum matanya terbuka, menampilkan pupil ungunya yang berkilau seperti amethys ungu yang indah, yang melambangkan seorang raja.
Anak itu yang telah membuka matanya melirik kanan kiri sebelum kepalanya terasa sakit, dia memegangi kepalanya sebentar sebelum sakit yang melandanya menghilang, menjernihkan semua kebingungannya.
Albert Astraea Ludenberg.
Itu adalah namanya, nama yang diberikan oleh raja kerajaan Ludenberg, salah satu kerajaan terkuat di Midgard, yang sekaligus adalah ayahnya. Albert adalah putra ke-3 kerajaan Ludenberg yang juga dipanggil putra 'cacat' karena Albert menderita penyakit yang membuatnya tidak bisa melakukan kegiatan berat, dengan kata lain tubuhnya lemah, hidupnya lebih sering dihabiskan dengan berbaring ditempat tidur.
Semua jenis tabib terkenal telah didatangkan dari penjuru negeri untuk memeriksa kondisinya saat pertama kali dia dilahirkan, namun para tabib itu tidak mengetahui asal usul kondisi sang pangeran yang membuat tubuhnya lemah.
Para warga kerajaan bahkan berasumsi bahwa pangeran ke-3 dikutuk oleh penyihir jahat saat dikandung, karena ayahnya yang saat itu belum menjadi raja, terknal sebagai pemburu penyihir jahat yang membawa malapetaka keseluruh penjuru kerajaan.
Albert atau begitulah dia dipanggil saat ini, sedang memilah ingatan asing dikepalanya dan mendapatkan kejutan karena itu, dia yang dulunya hanya seorang mahasiswa biasa, dikarenakan sesuatu yang tidak diketahui, telah berenkarnasi kedunia ini yang disebut sebagai Midgard, dunia pedang dan sihir.
Namun entah kenapa dia tidak langsung membangunkan ingatannya, dia menjalani kehidupan sebagai pangeran 'cacat' tanpa mengetahui bahwa dia sebenarnya adalah reincarnator sampai saat dia terjatuh dari tangga dan kepalanya terbentur, yang membuatnya berada dikondisinya saat ini.
(PoV-Albert)
Hahh... ingatan terkhirku adalah membaca fan-fic favorit dan tiba-tiba kepalaku pusing dan *pop* aku terbangun disini dengan ingatan seorang pangeran.. ngomong-ngomong soal fan-fic.. Novelku yang baru 5 chapter.. malang sekali hidupmu MC-ku, kamu bahkan baru dilahirkan.. dan disini aku sebagai penulismu malah mendapatkan kejadian klise sejuta umat..
Sial, klise sekali hidupku, berenkarnasi menjadi pangeran tidak berguna.. jika plot terus maju seperti ini, mungkin aku akan membangunkan kekuatan tersegel dan kemudian menjadi yang terkuat, menambah teman dan wanita dalam prosesnya..
Apakah itu baik-baik saja? Tentu saja tidak! Jika plotnya juga klise, aku akan berurusan dengan raja iblis yang menginvasi dunia.. bukankah itu merepotkan?
Aku baik-baik saja seperti ini, menjadi pangeran yang tidak berguna, bersantai ria dan tidak perlu memikirkan banyak masalah, lagi pula ayahku adalah raja, siapa yang berani menceramahiku? Meskipun keluargaku juga tidak peduli apakah aku ada atau tidak.. bah setidaknya orang-orang masih memandang ayahku..
Namun.. apakah tidak ada cheat renkarnasi? Memiliki tubuh lemah ini tidak nyaman.. memang harus kuakui wajah tampanku mempunyai nilai penuh.. eh apakah ini adalah cheat renkarnasiku? Wajah tampan? Tidak. Tidak. Tidak, tidak mungkinkan? Serius?
Lagi pula apa gunanya tampan namun tidak bisa melakukan apa-apa? Hah.. kurasa aku hanya harus menerimanya, bukannya aku bisa melakukan sesuatu..
*tok tok tok*
Hmm? Siapa ini? Apakah orang tuaku? Tidak, dari ingatanku selain pelayan pribadi tidak ada yang pernah menemuiku, ayah atau ibuku tidak ada yang pernah memperhatikanku, saudaraku? Mehh.. lupakan saja.
Setelah berumur 5 tahun aku diasingkan kesini, istana paling timur di kompleks keluarga kerajaan, istana ini tidak terlalu besar dan hanya memiliki beberapa pembantu, tukang kebun dan penjaga yang bahkan tidak menghormatiku dan selalu membicarakanku dibelakangku.. sial malang sekali hidupku.. yah.. setidaknya mereka tidak terang-terangan menunjukan ketidak sukaan mereka padaku.. masih bisa diterima bukan?
*tok tok tok*
Ah, aku lupa kalau ada yang mengetuk pintuku..
"Masuk.." hah.. lemah lembut sekali suaraku, tidak seperti diriku yang dulu, macho dan gagah..
"Permisi, anda sudah bangun tuan muda? apakah anda baik-baik saja? Adakah yang sakit dimana saja?"
Seseorang yang masuk berumur sekitar 20an memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi mungkin sekitar 160cm, dia menggunakan seragam pelayan gaya victorian hitam dan putih. Rambut birunya dipotong sebahu agar tidak menggangu pekerjaannya, dia memiliki fitur wajah yang bisa dibilang cantik, mata birunya serasi dengan rambutnya, hidung kecil dan bibir tipis, alisnya indah jika bukan karena bekas luka yang memanjang dari pelipisnya, meskipun menurutku itu adalah daya tarik tersendiri.
Dia adalah Anna pelayan pribadiku sejak aku tinggal diistana ini, dia adalah satu-satunya orang yang peduli padaku, bagaimana aku tahu? Yah itu karena kejadian beberapa tahun lalu dimana aku hampir jatuh dari balkon lantai dua, saat itu Anna menarikku namun sebagai gantinya dialah yang harus jatuh, membuatnya terluka dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari, luka yang ada dipelipisnya juga karena itu, memikirkannya sekali lagi membuatku merasa bersalah..
"Tidak apa-apa Anna, aku sudah mendingan, istirahat beberapa hari, dan aku akan sembuh.. terimakasih telah mengkhawatirkanku."
Aku mengucapkan terimakasih yang tulus untuknya, meskipun aku tidak akan mengucapkannya, aku menganggapnya sebagai kakak perempuanku. Dialah yang membesarkanku saat aku belum mengingat kehidupan masa laluku, adapun saudara kandungku? Meh.. terakhir aku melihat mereka mungkin sekitar dua tahun yang lalu? Aku lupa.
"Tidak. Itu adalah tugasku sebagai pelayan pribadimu tuan muda, tidak perlu berterimakasih. Apakah anda lapar? Anda sudah tidak sadarkan diri selama beberapa jam sekarang."
"Ya.. aku sepertinya memang kelaparan.."
"Baik. Saya akan segera menyiapkannya, apakah ada permintaan lain tuan muda?"
"Tidak, tidak ada untuk saat ini."
Anna mengangguk dan pergi dari kamarku.
Apa yang harus kulakukan mulai sekarang? Tetap hidup seperti ini atau.. tentu saja tetap seperti ini adalah hal yang luar biasa, aku adalah seorang yang pasif, aku nyaman dizona nyamanku sendiri. Lagi pula jika aku sudah nyaman di zonaku kenapa aku harus keluar dari itu?
Nah, banyak orang berkata bahwa kamu harus keluar dari zona nyamanmu agar pikiranmu terbuka, agar lebih toleran, lebih kreatif, produktif dan blablabla..
Tapi apa tujuan dari semua itu? Itu adalah agar peluang kesuksesanmu meningkat bukan? Dan siapa aku lagi? Aku adalah Albert Astraea Ludenberg, putra ke-3 kerajaan Ludenberg, salah satu kerajaan terkuat di Midgard, bahkan jika aku tidak bekerja seumur hidup, aku tidak akan pernah kelaparan.
Apa? Bagaimana jika saudaraku naik tahta dan mencoretku dari silsilah keluarga? Nah itu adalah sesuatu yang akan dipikirkan oleh diriku dimasa depan, untuk sekarang aku tidak akan memperdulikannya.
Namun.. memiliki kekuatan sepertinya menarik, lagi pula aku berada didunia pedang dan sihir, bukankah sia-sia jika aku tidak belajar satu dua hal tentang sihir? Siapa tau aku sebenarnya adalah jenius sihir yang bisa menjadi kuat hanya dengan bermalas-malasan? Hehe..
*ckreekk*
Lamunanku terganggu dengan terbukanya pintu kamarku, dan kemudian Anna masuk membawa nampan yang memiliki kaki dikedua sisinya, berisi berbagai macam makanan, dari mulai buah-buahan, sayur-sayuran dan beraneka ragam olahan daging, dilihat dari penampilannya sepertinya sangat lezat..
*kruukk*
Oke, sepertinya perutku juga setuju dengan argumenku.
"Silahkan tuan muda, tolong berhati-hati karena dagingnya masih panas."
Aku saat ini sedang bersandar dikepala tempat tidur, jadi nampan yang dibawa Anna bisa diletakkan didepanku, dengan kakiku berada dibawah nampan, atau sebenarnya meja? Nah apapun..
"Baik, terimakasih Anna, ngomong-ngomong apakah kamu sudah makan?"
"Tidak perlu khawatir tuan muda, saya akan makan setelah tuan muda selesai makan."
Yah seperti itu lah dia, selalu mengutamakan diriku terlebih dahulu sebelum dirinya sendiri. Aku sepertinya harus melakukan sesuatu agar dia tidak terlalu kaku saat berada disekitarku, diriku yang dulu memang mengkhawatirkannya juga, namun sebagai anak normal yang hanya berumur 15 tahun aku tidak tahu apa yang harus kulakukan kepadanya, jadi akhirnya aku tidak melakukan apa-apa, namun sekarang berbeda, dengan pengalaman hidupku dimasa lalu ada beberapa hal yang bisa kucoba, efektif atau tidak yah.. aku tidak tahu! Lagi pula aku tidak memiliki banyak pengalaman dengan wanita.. duh, malang sekali..
"Jadi begitu.."
"Ya, tuan muda."
Sial apakah hanya itu yang kupunya?! Dimana tekadmu tadi? Mengatakan hal-hal besar seolah bukan apa-apa..
Nah mungkin nanti? Setelah aku selesai makan? Bisakah? Nah entahlah!
"Aku sudah selesai Anna, kemarilah mendekat, dan buka mulutmu."
"Eh? Saya baik-baik saja tuan muda."
"Ini perintah Anna, buka mulutmu."
"... baik tuan muda."
Apakah ini baik-baik saja? Eii! apapun.. tapi serius wajahnya saat tersipu sangat manis, manis, dan manis, hal-hal penting harus dikatan tiga kali!
Apalagi saat dia membuka mulut kecilnya untuk menerima benda panas dan keras yang kuberikan padanya.. eh, maksudku daging lembut lo, bukan yang lain.. nah tapi jika dia tidak keberatan.. hehe..
"Apakah enak Anna? Ini coba yang ini, buahnya juga manis, dan sayurannya jangan lupa, ini bagus untuk kesehatannmu."
Aku terus menerus memanjakan pelayanku yang sepertinya menjadi blank, dan hanya mengangguk saat aku memberikan makanan, apakah dia merasa tidak nyaman? Aku jadi merasa tidak enak telah memaksanya..
"Maaf Anna apakah kamu tidak menyukainya? Maksudku saat aku menyuapimu?"
"Ehh. Tidak! Saya menyukainya.. tuan muda.. uuu"
Anna berteriak pada awalnya namun suara menjadi semakin kecil saat melanjukan berbicara.. ahhh.. gula darahku naik..
"Bagus! Kamu telah merawatku sejak kecil, jadi mulai sekarang saat aku makan, aku akan menyuapimu seperti ini, oke?" Aku tersenyum dan memanfaatkan wajah tampanku, membuatku semakin mempesona kurasa?
Hmm, sepertinya benar melihat rona merah dipipinya semakin melebar keleher dan telinganya.. hehe, sepertinya wajahku sangat berguna.. ayo serang saat setrika masih panas!
"Apakah kamu baik-baik saja Anna, wajahmu memerah, apakah kamu sakit?"
Aku menarik Anna mendekat dan menempelkan kening kami, aku bisa merasakan nafasnya yang harum, dan kehangatannya saat kening kami bersentuhan.. jika aku maju beberapa cm lagi aku akan mengklaim bibir tipisnya, namun kurasa itu tidak baik, lagi pula aku bukan seorang pemaksa.. benarkan? Jadi aku melepaskannya setelah menempelkan kening kami, Anna masih terlihat shock, matanya kabur menerawang kekejauhan.. err, apakah aku terlalu berlebihan? Mungkin?
"Anna? Halo, Anna?"
Aku melambai-lambaikan tanganku didepan wajahnya, perlahan Anna mendapatkan kejernihan lagi dimatanya..
"Ah! Y-ya tuan muda.. sa-saya baik-baik saja."
"Bagus kalau begitu, dan aku sudah selesai makan, kamu bisa pergi dan beristirahat."
"Baik tuan muda.."
Anna menundukan kepalanya dan mengambil nampan? Atau meja? Didepanku, dan kemudian berjalan kearah pintu, wajah memerahnya masih terlihat dengan jelas.. sebelum dia keluar aku berkata kepadanya.
"Anna, aku serius tau, tentang menyuapimu saat aku makan, jadi besok jangan lupa oke?"
Anna kemudian berbalik, matanya berkaca-kaca seolah akan segera menangis.. ehh, apakah aku yang membuatnya seperti itu? Sial sepertinya aku terlalu berlebihan..
"A-ada apa denganmu Anna, apakah aku terlalu berlebihan, a-aku minta maaf."
Sial, betapa bajingannya aku membuat wanita cantik seperti Anna menangis, aku terlalu sombong.. aku yang tidak pernah memiliki pengalaman dengan wanita.. bertingkah seolah aku memiliki banyak pengalaman.. jika itu berhasil tidak masalah, namun melihat Anna yang seperti akan menangis membuat hatiku sakit..
Aku kemudian mencoba berdiri namun hanya terhuyung dan terjatuh disekitar tempat tidur, Anna yang melihatku seperti itu kemudian berlari kearahku, nampan yang dibawanya hampir berantakan, untung saja tidak ada yang jatuh..
"Tuan muda! Apakah anda baik-baik saja? Maafkan saya karena membuat tuan muda seperti ini.."
Anna kemudian membantuku berbaring ditempat tidur.. sial memiliki tubuh lemah memang sangat mengganggu.. dan mendengar Anna meminta maaf disaat aku yang jelas-jelas bersalah, membuat hati lembutku mengerang kesakitan..
"Tidak! Anna, aku yang salah, mencoba bangun saat tahu bahwa kondisi tubuhku seperti ini, aku memang bodoh.. Maafkan aku.. aku juga membuatmu tidak nyaman karena perilakuku yang seenak-enaknya padamu, maaf.."
Aku menundukkan kepalaku kearahnya yang membuat Anna lebih panik.
"Tidak. Tidak. Tidak. Tuan muda tidak salah, a-aku hanya merasa kaget karena tuan muda tidak seperti biasanya, ju-juga aku tidak merasa tidak nyaman karena perilaku tuan muda, a-aku menyukainya!"
Eh.. serius? Lalu kenapa kamu hampir menangis?
"Serius?"
"Y-ya tuan.."
"Lalu kenapa kamu hampir menangis Anna?"
"E-eh? Aku tidak menangis! A-aku hanya bahagia.."
Ah? Jadi dia hampir menangis karena bahagia? Hal seperti itu bisa terjadi? Apa yang sebernarnya dilakukan anak ini sehingga hanya menyuapinya membuatnya menangis karena bahagia?
"Jadi kamu hampir menangis karena bahagia? Karena aku menyuapimu? Hanya itu?"
"Y-ya.."
"Hahhh.. syukurlah kalau begitu, kukira kamu menangis karena tidak nyaman Anna. Jika hanya menyuapimu membuatmu bahagia, maka serahkan padaku! Aku akan menyuapi setiap hari mulai sekarang."
"A-apakah itu baik-baik saja tuan muda, s-saya hanya pelayan rendahan, dan anda adalah pang-"
"Behenti! Anna.. kamu adalah orang yang mengurusku sejak aku diasingkan di istana sialan ini, kamu juga satu-satunya yang peduli padaku, jadi jangan menyebut dirimu 'hanya pelayan rendahan' oke? Kamu adalah orang yang paling spesial bagiku, jadi jangan seperti itu lagi ya.."
Ah! Bukankah itu pernyataan cinta?! Sial, malu sekali.. apakah Anna menyadarinya? Dan.. sepertinya dia menyadarinya!! Arghh.. apakah wajahku memerah? Bagai mana ekspresiku saat ini? Sial aku ingin bersembunyi...
"Anu.. Anna?"
"Hehehe, orang yang paling spesial bagi tuan muda.. hehehe..."
Gawat, sepertinya Anna masuk kedunianya sendiri.. tapi syukurlah, dia terlihat senang, ji-jika dia melihatku dengan mata jijik apa yang harus kulakukan? Ugh.. memikirkannya membuat perutku mual..
*ehemm*
"Ahh, tuan muda.. saya minta maaf! saya akan segera kembali dan membereskan peralatan makan dan segera beristirahat!"
Anna kemudian berjalan? Atau berlari? Keluar dari kamarku. Huhh, itu bisa dianggap sukses bukan? Yah.. sepertinya begitu? Nah lupakan..
(PoV-Anna)
"...kamu adalah orang yang paling spesial dihidupku Anna..."
Hehehe, tuan muda.. mengatakan itu padaku setelah selesai makan malam, itu membuatku sedih sekaligus bahagia.. sedih karena aku hanya pelayan rend- ups.. tuan muda melarangku untuk mengatakannya.. pokoknya aku sedih karena aku hanyalah warga biasa jika dibandingkan dengan tuan muda, aku tidak akan bisa selalu bersamanya.. tuan muda akan menemukan cintanya cepat atau lambat, lagipula meskipun memiliki tubuh yang lemah, tuan muda sangat tampan.. dan aku bahagia karena aku mendengarnya dari tuan yang kulayani sekaligus ku-ku-kucin-cin-cintai.. ahem..
Aku tahu perasaanku salah, aku dulu membesarkan tuan muda seperti adikku sendiri.. namun lama kelamaan aku tidak bisa memandangnya sebagai adik lagi, selama aku bersamanya aku perlahan-lahan menganggap tuan muda sebagai lelaki.. lagi pula adik tuan muda juga semakin membesar.. ehem.. intinya aku sangat senang~
Aku berharap bisa bersama tuan muda selamanya...
(PoV-Orang ketiga)
-Disuatu tempat dikompleks kerajaan Ludenberg-
Sebuah istana mewah yang ramai dengan pekerja lalu lalang kesana kemari. Sepertinya mereka sedang mempersiapka sebuah pesta.. pesta besar, karena meskipun sudah larut malam, lampu-lampu tamannya masih terang benderang menerangi para pekerja, ada yang sedang merapikan pagar dari tanaman, ada yang sedang membawa pot guci yang terlihat mahal dengan hati-hati dan ada juga yang membawa lukisan yang terlihat sangat indah.. itu pasti sangat mahal..
Ditengah semua pekerja itu terlihat seorang pemuda tampan, yang jika dilihat lebih dekat memiliki sedikit kemiripan dengan Albert.. mungkin sekitar 19? Atau 20? Yang meneriakkan perintah kepada para pekerja.
Disamping pemuda itu terlihat sosok paruh baya dengan pakaian pelayan yang memiliki dua ekor lancip dibelakangnya, pria paruh baya itu tidak terlihat tenang, dan sepertinya ingin mengatakan sesuatu, namun sebelum pria paruh baya itu berkata apa-apa pemuda disampingnya bertanya padanya.
"Apa yang ada dalam pikiranmu Sebas? Tidak seperti dirimu, yang biasanya tenang."
"...jika saya diizinkan berbicara pangeran.. mengapa anda harus turun tangan untuk pesta perayaan ini? Bukankah sudah cukup jika pekerjaan kasar ini diserahkan kepada para pelayan?"
Patrick Asteria Ludenberg, putra pertama raja, sekaligus putra mahkota. Saat ini sedang mempersiapkan acara perjamuan untuk ulang tahun ke 13 adik perempuannya, Alvina Justitia Ludenberg yang adalah putri pertama raja.
"Yah.. bukankah sudah jelas? Ini adalah perayaan ulang tahun adik kecil tercintaku, aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membuatnya bahagia, adik lelakiku juga berusaha keras untuk memilihkan hadiah untuknya, tentu saja aku tidak boleh kalah."
"Namun bukankah ini terlalu berlebihan tuan? Ini sudah larut dan sudah saatnya untuk anda beristirahat, pekerjaan anda sebagai putra mahkota juga membuat anda terlalu bekerja keras, istirahat juga penting agar anda tidak jatuh sakit."
"Nah kamu benar.. jika aku jatuh sakit siapa yang akan memanjakan adik kecilku tercinta? Terimakasih Sebas telah mengingatkanku, kupikir aku akan pulang keistanaku dan beristirahat sekarang."
'Huhh, meskipun kedengarannya agak salah.. nah lupakan, siapa yang tidak tahu putra mahkota Ludenberg sangat mencintai adik perempuannya..'
"Ya. Itu sudah menjadi kewajibanku untuk mengingatkan anda pangeran."
"Oke, aku akan menemui ibun- nah sepertinya ibunda telah tertidur.. mungkin besok? Baik. Ayo kembali Sebas."
"Sesuan perintahmu pangeran."
-Disuatu tempat di istana kerajaan-
"Sayang apakah menurutmu gaun ini lebih cocok untukku? Atau yang ini? Hmm~"
Seorang wanita besenandung bahagia saat memilih gaun yang terlihat sangat indah berhiaskan permata warna-warni.
Wanita itu terlihat sangat cantik, wajahnya bersinar saat dia tersenyum, rambut ungunya dipasangkan dengan pupil yang juga berwarna ungu membuatnya mempesona, pria didepannya juga terlihat sangat bahagia melihat istrinya begitu senang.
Pasangan itu adalah raja dan ratu negara Ludenberg ini, sang ratu bernama Selena Demeter Ludenberg, sedangkan raja bernama Adelard Gaia Ludenberg XV, mereka saat ini sedang mendiskusikan pakaian yang akan merka pakai di acara ulang tahun putri pertama mereka.
Karena Alvina adalah satu-satunya putri mereka, mereka selalu memanjakannya lebih dari kakak-kakaknya, jadi mereka berencana habis-habisan pada acara-acara seperti ini yang berhubungan dengan Alvina.
Seperti tahun lalu contohnya, raja bahkan sampai menurunkan pajak tahun itu sebesar 5% hanya untuk merayakan ulang tahun putrinya yang ke 12, yang sebenarnya ditentang keras oleh para mentrinya, namun raja bertindak bodoh dan tidak mendengarkan keluhan mereka.
Raja Ludenberg berbeda dari raja-raja kerajaan lain, dimana mereka tidak memiliki suara mutlak terhadap pemerintahan negara. Raja Ludenberg sebaliknya memiliki dominasi mutlak terhadap kerajaannya, meskipun terkadang ada pejabat yang memberontak, raja tetap tenang dan hanya memerintahkan bawahannya untuk menyingkirkan pejabat itu.
Ludenberg adalah kerajaan seperti itu, itu berhasil karena setiap generasi raja adalah penyihir lingkaran ke-9 atau pendekar pedang tingkat grandmaster, jika itu adalah raja lain maka sudah pasti raja itu digulinglan dari tahtanya dan dieksekusi oleh pemberontak!
Ludenberg bukan salah satu kerajaan terkuat hanya dalam nama, bahkan kaisar dari satu-satunya kekaisaran Midgard harus bertindak sopan didepan raja Ludenberg, lagi pula penyihir lingkaran ke-9 atau pendekar pedang tingkat grandmaster sangat langka di Midgard.
"Keduanya cocok untukmu sayang, kamu akan terlihat sangat cantik dengan keduanya."
Adelard berkata dengan lemah lembut, dia sangat mencintai istrinya, lagi pula untuk mendapatkan tangannya dia harus memenangkan duel melawannya terlebih dahulu.. ya.. ratu kerajaan Ludenberg adalah pendekar pedang tingkat grandmaster.. serius keluarga ini terlalu banyak memiliki ahli..
"Hehe.. kamu bisa saja sayang, kalau begitu aku akan memakai yang warna ungu untuk acara ulang tahun putri kita besok."
"Ya.. itu pasti akan sangat cantik.. ngomong-ngomong sayang.."
"Ya?"
"Kita belum melakukannya selama seminggu penuh sekarang, jadi bisakah kita melakukannya malam ini?"
Raja Ludenberg yang terkenal tidak takut apapun dan sombong, saat ini sedang menatap istrinya dengan mata berkaca-kaca dan mulai memohon...
"Ara~ apakah kamu ingin melakukannya malam ini sayang~"
Selena menggoda suaminya yang menatapnya seperti anak anjing yang tidak diajak bermain oleh majikannya selama seminggu.
"...yaa."
Adelard berkata dengan penuh kerinduan, suaranya membawa keiinginan yang tak terbantahkan, membuat siapapun yang mendengarnya merinding.. kecuali ratu tentunya..
"Hahaha, lalu tunggu apa lagi?! Dimana kerahmu dasar bajingan? Apakah kamu melupakannya? Kerah yang diberikan oleh tuanmu ini?"
"Ya! Tuan! Anjing ini telah melupakan kerahnya! Tolong hukum anjing menjijikan ini dengan cambukmu yang menawan tuan~"
Dunia orang dewasa memang berbeda.. apakah Ludenberg benar-benar baik-baik saja?
_____________________________________________
A/N: Bagai mana menurutmu? adakah yang harus saya tingkatkan? atau saya ubah? silahkan berikan komentar untuk itu jika sempat.
btw chapter ini memiliki 4544 kata, saya menulis jumlah kata karena sepertinya keren..