Namira tidak sedang bermain di ruang bermainnya. Dia duduk dengan memeluk lutut sambil menangis tersedu-sedu. Membuat hati Sania rasanya teriris rasanya.
Sania yang sudah berdiri di ambang pintu kemudian mendekati anaknya. Dia masuk lalu duduk berhadapan dengan Namira.
"Kamu kenapa menangis lagi?" tanya Sania. Namun Namira enggan untuk menjawab pertanyaan dari mamanya.
Sania menghela napas. Dia tahu sebenarnya apa yang Namira inginkan, yang ia inginkan hanyalah Kevin. Itu saja.
Sania sudah membujuk Namira untuk tidak memaksa tinggal di rumah Kevin dan menggantinya dengan mainan atau jalan-jalan. Namun tak mempan sama sekali.
"Mama sudah bilang kamu tidak bisa tinggal di sana Namira. Kamu harus menghargai Tante Marisa," ucap Sania.
Namira mendongak. "Memangnya kenapa dengan Tante Marisa? Apa dia tidak menyukai Namira?" tanya Namira menahan emosinya.