"Om Kevin jangan pergi!"
Sebenarnya Kevin masih bisa mendengar suara Namira yang menangis meraung-raung karena tidak mengizinkannya untuk pergi. Tetapi Kevin sudah memantapkan hatinya untuk meninggalkan rumah Sania. Serta meninggalkan gadis malang itu.
"Maafkan om Kevin ya nak," gumam Kevin ragu-ragu. Namun hanya sebentar. Ia lalu segera berlari menuruni tangga dengan cepat.
Secepat kilat, Kevin membuka pintu mobil, lalu masuk ke dalam kursi kemudi. Ia menghidupkan mesin mobilnya, kemudian gegas meninggalkan rumah mewah peninggalan suami Sania.
Kevin tidak menelepon balik kepada Rina. Yang sudah pasti akan menimbulkan keributan di dalam sambungan teleponnya.
Menembus jalanan malam itu. Kevin mengemudi mobil dengan kecepatan tinggi, seakan tidak peduli dengan keselamatannya sendiri. Yang terpenting baginya adalah sampai di rumah sakit dengan segera. Dan menemui istrinya.