Tiga jam setelah Marisa pergi dari rumah sakit, Rina bangun. Ia membuka matanya yang masih berat dan melihat Edi duduk di kursi yang ada di sampingnya.
Rina merasa lega karena ada Edi di sampingnya. Ia lalu mencoba untuk duduk. Edi dengan sigap membantunya.
"Aku haus, aku ingin minum," pinta Rina sambil mengelus lehernya yang terasa kering.
"Tunggu sebentar. Aku akan ambilkan untukmu," sahut Edi. Ia lalu mengambil segelas air putih, kemudian meminumkan kepada Rina.
Rina mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dia mencari keberadaan Marisa. Karena tak menemukannya dia kemudian bertanya kepada Edi.
"Di mana Marisa?"
Edi gugup. Jantungnya seperti berdegup lebih kencang. Namun mencoba untuk tenang. "Marisa sudah pulang, katanya ada urusan penting," jawab Edi.
Rina memakluminya, karena menganggap ucapan Edi jujur, padahal dia sedang menyembunyikan sebuah kebohongan yang besar.
Dia lalu mengedarkan pandangannya lagi untuk mencari tas miliknya.