"Sania belum melahirkan bu. Dan ini baru akan dilakukan tindakan dokter," jawab Kevin sambil berjalan di samping brankar Sania.
Namira ingin mendekati ibunya. Namun Sania melarangnya dengan keras. Anak itu sampai menangis ketakutan.
"Mama. Namira ikut mama ya," pinta Namira sambil meraih tangan Marisa.
"Tidak! Jangan dekati aku!" Napas Sania tidak teratur. "Pergi kamu!" usir Sania. Entah setan apa yang sudah merasuki Sania hingga berkata seperti itu.
Namira lalu berlari meninggalkan Sania dan semua orang. Marisa yang khawatir dengan Namira lalu mengejarnya.
Debi, Lisa dan Kevin hanya melihat sekilas pada nasip gadis malang itu. Namun mereka tidak dapat menolong dan tetap fokus pada Sania yang akan melahirkan.
"Namira tunggu bunda," pinta Marisa.
Namira langsung menghentikan langkahnya ketika sudah jauh dari Sania. Dia lalu duduk di kursi besi yang bercat silver.
"Mama jahat bunda. Mama bentak Namira. Bunda lihat kan tadi?" Namira memuntahkan kesalahan hatinya.