Beberapa menit kemudian Marisa dan Namira sudah siap. Lalu mereka berjalan menjemput Clara yang kebetulan kamarnya ada di lantai dua.
Saat Namira dan Marisa ke kamar Clara. Si pemilik kamar ternyata sudah siap. Dia sedang mematut diri di depan cermin besar yang ada di lemarinya.
"Tante Clara sangat cantik. Cocok kalau jadi model," celetuk Namira. Ia lalu cekikikan sambil menutup mulutnya. Orang lain yang melihatnya mungkin akan merasa gemas dengan tingkah anak itu, tetapi sepertinya Clara tidak tertarik sama sekali.
"Terimakasih," ucap Clara dengan singkat. Dia masih belum bisa bersikap biasa biasa saja terhadap anak dari kakaknya itu.
"Sama-sama tante," sahut Namira. Senyumnya sedikit luntur karena kecewa. Istilahnya, tantenya itu tidak asik.
Marisa yang paham situasi itu langsung mencoba mencairkan suasana. Meskipun tidak banyak mengubah keadaan. "Iya benar. Tantemu ini ada potensi besar untuk menjadi model."