Sudah beberapa hari berlalu. Marisa membiarkan Sania menggantikan mengerjakan tugasnya sehari-hari. Diantaranya menyiapkan sarapan, keperluan Kevin dan PR Namira. Meski karena hal itu terjadi kekacauan pada proses belajar Namira di sekolah.
Pagi ini secara mendadak Sania ditelepon oleh pihak sekolah bahwa dia harus datang, karena wali kelas Namira ingin membicarakan hal penting kepada Sania selaku orangtua wali murid.
Sania yang sedang bersantai di kamarnya mendadak pikirannya tak lagi santai. "Ah, mereka menganggu waktu bersantaiku saja," gerutu Sania sambil bangkit dari tempat tidurnya. Dia menyambar tas miliknya lalu keluar dari kamar.
Sesampainya di halaman rumah Sania masuk mobil, lalu menyuruh supir untuk mengantarkan ke sekolah Namira.
"Antarkan saya ke sekolah Namira pak." Setelah itu mobil melaju meninggalkan rumah Kevin, dan menuju ke sekolah Namira, menyusuri jalanan yang sedang sepi di komplek perumahan itu.