Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

ARK-AN

🇮🇩Bagus_Panungtun
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Bumi sudah masuk ke tahun 3000 masehi dan manusia masih eksis di muka bumi, walau sebagian besar bukan lagi manusia biasa. Perang dunia terjadi beberapa kali dalam 1000 tahun terakhir menyebabkan sebagian besar sumber daya bumi habis. Karena pasokan sumber daya menipis maka sekaranglah saatnya MARI BERPETUALANG ANTARIKSA.

Table of contents

Latest Update1
Bumi2 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Bumi

3000 tahun lalu bahkan lebih jauh lagi peradaban manusia pertama yang tercatat sejarah ada di Sumeria telah mengembangkan teknologi dan menatap langit, namun manusia saat itu belum dapat meraih bulan dan bintang yang mereka lihat di langit malam. Lalu pada tahun 1898 seorang guru Rusia, Konstantin Tsiolkovsky mengusulkan gagasan eksplorasi ruang angkasa dengan roket. Untuk ide-idenya, penelitian yang cermat, dan visi besar, Tsiolkovsky telah disebut sebagai bapak modern astronautika. Selanjutnya pada tanggal 16 Maret 1926 seseorang bernama Robert H. Goddard mencapai penerbangan pertama yang sukses dengan roket cair-propelan, roket tersebut dipicu oleh oksigen cair dan bensin, roket terbang hanya dua setengah detik, naik 12,5 meter, dan mendarat 56 meter di ladang kubis. Lalu pada tahun 1961, dengan menggunakan roket A-1 kosmonaut pertama Rusia Yuri Gagarin menjadi orang pertama di dunia yang pergi keluar angkasa. hingga pada tanggal 20 Juli 1969 Neil Armstrong berhasil mendarat di bulan lewat proyek Apollo 11.

Namun manusia tetap saja tidak ingin kalah dari manusia yang lain, mereka berperang, menguasai dan merampas hingga tercetus perang dunia. Mulai dari perang dunia pertama hingga kedua manusia belum juga belajar bahwa perang mengakibatkan kesusahan dan kehilangan baik materi maupun jiwa, hingga seribu tahun yang lalu manusia memulai kembali perang dunia setelah mengalami fase damai dalam beberapa dekade. Perang ini disebut perang "Ten Century War". Hingga manusia mulai kehabisan sumber daya untuk berselisih dan dirampas, pada akhirnya seluruh negara bersepakat bahwa pada tahun 3000 masehi mereka berdamai dan memulai kompetisi baru yaitu mencari sumber daya baru tidak terkecuali untuk pergi keluar angkasa.

"Apa yang sedang dilakukan kakek?" Tanya bocah 5 tahun itu.

"Lagi beresin mesin, kenapa Arkan kemari?" Terlihat kakek tersebut sedang sibuk membetulkan mesin traktor di bengkelnya.

"Aku penasaran kek tentang bagaimana bentuk planet bumi sebenarnya? apakah bulan benar benar berwarna putih dan dapat menyala? Lalu kenapa kumpulan planet yang memiliki suatu poros seperti matahari disebut galaksi?" Anak kecil itu memiliki begitu banyak pertanyaan yang bahkan dianggap sulit dimengerti oleh anak seusianya, tapi itulah anak kecil yang suka bertanya dan ingin tau lebih.

"Hahaha.... Mungkin jika kakek beritahu arkan sekarang bisa saja itu kebohongan yang dibuat buat kakek, jadi..." Kakek tua itu seperti mengharapkan bahwa cucunya tau akhir dari kalimatnya.

"Jadi apa kek? Beritahu arkan cepat."

"Jadi kau harus pergi dan memriksanya sendiri ok!" Ia mengangkat jempolnya dan tersemyum lebar dengan harapan yang besar.

"Woah! Serius Kek, asik berarti arkan akan keluar angkasa" riang dan gembira tidak ada lagi yang dapat di ekpresikan dari anak kecil penyuka antariksa itu.

Hingga 13 tahun berselang dan bumi seperti kehilang niatnya untuk memberi waktu lebih pada manusia. Cadangan logam menipis, bencana alam kian sering teerjadi, dan semua orang benar-benar seperti kembali ke abad pertengahan seperti mengandalkan bertani, mengandalkan pohon untuk membuat rumah. Inilah zaman kemunduran manusia bukan karena kebodohan tapi karena kehabisan sumberdaya. Sisa tank dan logam dari perang terakhir yang membuat dunia dalam kekacauan dibongkar dan didaur ulang sebisa mungkin, itu juga yang dilakukan kakek Trisno atau yang sering dipanggil abah isno itu. Ia bertekad membuat robot dengan terbaik yang dapat dipasangkan Ai terbaik yang pernah ada, ia mencari dan terkadang membuat ulang bagian tubuh dari robot itu.

"Arkan apa kau sudah siap untuk pergi mencari bagian terpenting dari robot ini?" Si kakek menunggu Arkan diatas motor rakitannya.

"Aku siap kek, ayo berangkat! Tapi sebelum itu bisakah aku yang menyetir?"

"Hmmm, baiklah mari kita lihat keahlianmu dalam berkendara. Jika kau tak dapat menunggangi kuda besi 1000cc ini jangan harap dapat menunggangi pesawat luar angkasa nantinya."

Setelah mengunci pintu dan mereka berkendara mencari 2 inti yang diperlukan dalam membuat robot Ai mereka yaitu sumber energi untuk menggerakkan dan menghidupkan robot serta otak alias prosesor robot tersebut.

"Hey kek kita sepakat bukan, untuk mencari reaktor fusi sebagai sumber energi poenggerak?"

"Betul, memang kenapa?"

"Apa kita bisa membuatnya menjadi lebih kecil dan memadatkannya bagai sebuah bintang yang memadat menjadi black hole?"

"Bila belum dicoba maka kita tidak tau haha..." Kek isno terlihat senang namun tidak dengan arkan yang ketar-ketir karena jika gagal sekali maka tidak ada lagi percobaan yang lain karena ia berpikir tidak ada lagi hari esok untuk mereka jika fusi meledak.

"Kenapa jalan disini begitu buruk untuk dilalui, banyak sekali lobang bekas ledakan. Mungkin jika kita hidup di jaman setelah perang dunia 2 yang dikatakan damai dalam sejarah kita mungkin bisa tancap gas hingga kecepatan maksimal dengan motor ini?" Akibat perang banyak lobang dan kerusakan dalam infrastruktur terutama jalan raya.

"Bisa saja tapi saat ini bukan era yang kau sebutkan, katanya motor dengan kubikasi mesin motor ini disebut motor dengan tenaga yang luar biasa sedangkan sekarang ini seperti sebuah sepeda tua." Karena pada era ini manusia menggunakan drone dan motor yang menggunakan turbin jet untuk dapat terbang tidak menggunakan ban lagi.

"Sepertinya sebentar lagi kita sampai pada tempat yang kita tuju lebih baik melihat rambu tanda radioaktif atau nuklir."

"Baiklah, lebih baik kita bersiap menggunakan baju hazmat jika menemukan rambu itu" karena perang besar banyak pembangkit nuklir yang terbengkalai.

"Baik kek."

Bumi semakin tidak baik-baik saja karena pemerintah memberikan kebebasan kepada setiap warganya untuk dapat memanfaatkan fasilitas terbengkalai dengan syarat dilarang menganggap bahwa itu milik pribadi. Sepertinya pemerintah sudah kewalahan untuk membuat situasi membaik karena suasana politik kacau, orang-orang penting lebih dulu merekrut para teknisi dan berbondong-bondong membuat dan pergi dari bumi ke setasiun luar angkasa atau planet-planet yang sudah disiapkan agar manusia dapat bertahan hidup disana. Akhirnya Arkan dan kakeknya menemukan tanda radioaktif dan mereka berhenti untuk menggenakan hazmat suit tipe 1 dan kembali berkendara hingga sampai pada tempat reaktor nuklir ada.

"Disini senyap dan cukup membuatku merinding kek." Pasalnya gedung tersebut terbengkalai di daerah yang cukup terpencil jadi lebih banyak orang yang menghindari terkena paparan radioaktif.

"Mungkin kau benar, tempat ini membuat ku merinding juga."

"Aku akan menyalakan senter dan jalan didepan kakek yang arahkan jalan lewat peta dari belakang."

"Ok" sembari memberi gerakan tangan.

Mereka memasuki gedung dan mulai mengeksplor untuk mencari sumber nuklir, sampai tidak terasa berapa lama mereka ada didalam entak itu menit atau jam. Sampai tiba pada suatu pintu ke ruang pusat kendali.

"Kek apa ini pintu ke ruang kendali? Aku merasa kurang nyaman untuk membukanya." Firasat burukpun mengelilingi pikiran Arkan bahwa bisa saja ada seorang ilmuan gila yang muncul tiba-tiba sambil menodongkan pistol atau menemukan makhluk halus diruangan yang gelap itu.

"Cepatlah, masa begini saja kau takut."

"Tapi...."

"Sudah sudah biar kakek saja yang buka dasar cenggeng."

"Ah kakek kau senang sekali mengataiku seperti itu" sembari kesal namun juga memberikan jalan kakeknya untuk membuka pintu.

"Dasar kau ini, kau jelekan aku tapi disaat yang bersamaan kau tumbalkan juga kakekmui ini. Haduh macam manapula kau ini."

Kakek Isno terlihat lelah dan meghela napas sedangkan Arkan hanya tersenyum dan pura-pura tidak dengar, namun dibalik rasa lelah dan helaan panjang itu ia tetap merasa senang bahwa ia merasa bahwa tetap dapat diandalkan oleh cucunya walau usianya sudah lebih dari 60 tahun. Hingga Kakek Isno membuka pintu seketika juga tidak terjadi apa-apa.

"Lihat, tidak ada apa-apa disini hanya ada debu jadi ayo masuk cepat anak muda" ia menyuruh Arkan maju duluan dan menyenteri untuk mencari tombol dan peta yang mengarah ke berangkas dimana reaktor fusi berada.

"Baiklah aku akan masuk."

Setelah beberapa menit mencari dan akhirnya menemukan peta, kunci, dan kode brankasnya. mereka melewati bebrapa lorong hingga bertemu sebuah pintu yang terlihat begitu tebal.

"Sepertinya ini yang dimaksud berangkas itu Kek."

"Ayo kita buka dan cari reaktor fusi."

Berangkas itu masih dalam keadaan baik-baik saja walau telah terjaadi perang. kunci dan kode sudah dimasukkan hingga terdengar tanda pintu berangkas siap dibuka dan..

"Baiklah siap dibuka Kek!" Dentuman dan irama detak jantuk meningkat dan membuat mereka berkeringat.

"Baiklah dalam hitungan ketiga kita tarik bersama, siap satu.... dua... tiga!