"ASTAGA, EZQIEL BANGUN !!!" itu suara Linda Sang Bunda. Bagaimana ia tidak marah melihat anak gadis satu-satunya masih tergeletak nyenyak di atas kasur sedangkan jam sudah hampir sempurna menuju angka tujuh.
Meskipun sudah berteriak dengan keras namun tampaknya gadis itu tidak terganggu sama sekali, terlihat dari sikapnya yang tidak bergerak sama sekali.
"Oke baiklah! kalau kamu tidak bangun juga, Bunda akan jual motor kamu itu!" Ancam Bunda kemudian berlalu keluar dari kamar mewah sang putri.
Sontak saja Ezqiel terbangun setelah mendengar ancaman yang keluar dari mulut bundanya. Yang benar saja Bunda nya mau menjual motor kesayangannya, ia begitu susah payah membujuk Papi nya agar dibelikan motor matic warna merah. Bukan nya Papinya tidak sanggup membelikan nya namun Papi nya takut kalau nanti ia kenapa-kenapa saat mengendarai motor.
***
Saat ini Ezqiel sudah tiba di sekolah swasta terbaik di kota Jakarta yakni SMA GARUDA. Hari ini adalah hari pertama ia masuk ke Sekolah itu namun dengan sikap bodoh amatnya, ia tidak peduli kalau nanti akan dimarahi oleh OSIS karena terlambat.
Benar saja, baru saja ia melewati parkiran seorang gadis yang sepertinya seniornya memanggil nya.
"Eh, Lo!"
Ezqiel menoleh dan mendapati anggota OSIS sedang menatapnya tajam.
"Lo tau ini jam berapa?" tanya Anggota OSIS tersebut. Panggil saja dia Siska.
"Jam setengah delapan," jawab santai Ezqiel.
"Gue rasa waktu kemarin lo ngisi formulir pendaftaran, Lo udah tau kan jam masuk sekolah? Dan sekarang Lo datang jam tengah delapan. Apa Lo gak bisa baca tata tertib sekolah ini?" Oceh Siska panjang lebar.
Ezqiel hanya mendengus kesal mendengar ocehan Kakak kelasnya itu. Lagian ini kan masih hari pertama wajar saja kalau ia terlambat.
Melihat Ezqiel yang hanya terdiam, Siska lantas menarik gadis itu ke lapangan di mana anak-anak baru sedang mendengarkan kepala sekolah berbicara.
"Baik, mungkin ini saja yang bisa Bapak sampaikan pagi hari ini semangat terus dan selamat bergabung di keluarga besar SMA GARUDA," ucap Pak Dino selaku kepala sekolah.
Setelah Pak Dino turun, seorang laki-laki naik ke atas untuk melanjutkan acara selanjutnya. Dia adalah Pandu, ketua OSIS SMA GARUDA.
"Selamat pagi semua !!!" Sapanya yang terdengar hangat namun ekspresi nya sangat lah datar.
"PAGI KAKK ...." sahut semua yang berdiri di lapangan.
"Nama saya Pandu, saya di sini sebagai ketua OSIS dan saya harap kalian semua bukanlah beban merah bagi saya. Di sini tidak ada namanya anak emas, mutiara atau apapun itu. Peraturan tetaplah peraturan dan siapapun yang melanggarnya akan dikenakan hukuman sesuai yang berlaku."
"Paham !!!"
"PAHAM KAKKK...." setelah itu pandu turun dan kemudian menghampiri Siska. Matanya sedari tadi tidak nyaman melihat siswi yang berdiri di samping sekertaris OSIS itu.
"Kenapa?" tanya nya.
"Nih anak telat dihari pertama masuk sekolah. Padahal masih murid baru, udah gitu tadi dia ngelawan lagi pas aku tanyain," adu Siska. Terlihat gadis itu masih sangat jengkel pada Ezqiel.
"Dia biar jadi urusan gue!" ujar Pandu kemudian menyuruh Siska kembali pada tugasnya.
Ezqiel tertunduk takut setelah ditinggal Siska. Nyalinya sedikit ciut saat melihat wajah dingin milik Pandu. "Siapapun tolong Ezqiel..." ucapnya dalam hati.
"Nama?"
"Ha?" Bukannya menjawab Ezqiel malah kebingungan. Ia bingung pada siapa Kakak kelasnya itu berbicara.
"Oh, e-emm nama saya Ezqiel Kak" ucap nya saat menyadari mata pandu terarah pada bagian baju sekolah yang biasa terpasang name tag. Namun sialnya ia tidak memakai name tag nya.
"Maaf Kak, saya lupa pakai name tagnya."
"Lari!!"
"Ha?" Lagi-lagi Ezqiel terlihat seperti orang bodoh tak mengerti maksud Kakak kelasnya itu.
"LARI KELILING LAPANGAN LIMA KALI!!!"
Langsung saja Ezqiel menuruti hukuman yang diberikan Kakak kelasnya itu, walaupun dalam hati ia sangat emosi tapi ia tidak memiliki nyali yang terlalu besar untuk membantah apalagi di sini dialah yang salah.
Para anggota OSIS dan beberapa siswa kelas 11 dan 12 yang bukan anggota OSIS melihat Ezqiel berlari mengelilingi lapangan. Sebagian ada yang kasihan dan sebagian lagi ada yang senang terutama para cewek-cewek yang sok patuh pada peraturan. Sedangkan anak-anak baru sedang diarahkan ke ruangan acara untuk mendengarkan arahan selanjutnya.
"Anjir Lo, Ndu! Gimana kalau nanti Adek kelas itu langsung pindah sekolah? Belum aja sehari Lo udah kasi hukuman berat sama dia," ujar Gio yang merupakan wakil dari pandu.
"Ia Ndu, kira-kira juga dong kalau mau ngehukum anak baru," imbuh Fajar.
Fajar bukan anggota OSIS namun dia adalah sahabat pandu dan Fajar ini terkenal dengan sikap buayanya.
"Diam!" ucap Pandu kemudian berlalu pergi.
"Sahabat Lo tuh!" Nyinyir Fajar pada Gio.
"Sahabat Lo juga kalau lo lupa!" Kemudian Gio menyusul Pandu ke ruangan anak-anak baru.
"... 10!"
"Hukuman Lo udah siap, Lo sudah bisa ke ruangan anak-anak baru!" Ujar Siska yang ditugaskan pandu untuk mengawasi Ezqiel.
"Hufhhh... Anjing lah tuh ketos! Ga kira-kira banget ngasi gua hukuman. Untung gue strong. Coba aja tadi kalau gue pingsan, gue akan tuntut nih sekolah!" Ucap nya yang terduduk karena kakinya rasanya ingin patah.
"Hoohhhh... udah lah mending gue sekarang gabung sama anak-anak baru, dari pada ketos anjing itu datang lagi."
Ezqiel mengambil tasnya lalu pergi ke ruangan yang tadi sudah ditujukan oleh Siska.
Tok tok tok!
Ia mengetuk pintu saat hendak bergabung dengan teman-temannya, dengan wajah yang merah padam dan juga emosi ia menatap Pandu dan anggota OSIS lainnya.
"Masuk!" ucap Pandu tanpa melihat Ezqiel.
Ezqiel pun memasuki ruangan itu jangan lupakan kaki yang sengaja ia hentak-he takkan sebagai penyalur kekesalannya.
"Kalau tidak ingin dihukum, jangan buat kesalahan!"
Skat!
Rasanya ia ingin sekali mencabik-cabik mulut Kakak kelasnya itu yang sudah terlalu pedas.
"Ia lah tuh yang paling patuh aturan," habis sudah kesabaran gadis itu. Ia memberanikan diri menatap Pandu dan beberapa anggota OSIS lainnya sebelum ia duduk di samping sahabatnya yakni Wiska.
Wiska adalah sahabat Ezqiel sejak SMP, Ezqiel itu bukan tipikal cewek sombong. Meskipun ia mempunyai segalanya namun ia mau berteman dengan siapapun hanya saja Ezqiel ini sedikit bar-bar dari sahabat nya yang lain.
Pandu menghela nafasnya, ia tidak berniat membalas perkataan Ezqiel atau kembali menghukum gadis itu karena sudah berani menjawab ucapannya.
"Lanjut Gi!" Suruh nya pada Gio. Mood nya sudah hancur setelah bertemu dengan Ezqiel yang notabenenya masih anak baru.
Gio tidak banyak berbicara, ia hanya melanjutkan apa-apa yang belum sempat Pandu umumkan seperti, bahwa besok sudah mulai MOS dan mereka harus membawa alat-alat MOS yang sudah di suruh.