Chereads / Pemburu Penyihir / Chapter 3 - Hewan kecil yang asing

Chapter 3 - Hewan kecil yang asing

Mereka berdua berjalan mendekat ke arah jebakan itu dan seekor anak serigala yang bertanduk itu memperhatikan mereka dengan sinis dan mengerang kecil selagi masih menggigit bagian bawah tubuh kelinci tersebut.

Paman jake memegang tali jebakan itu dan mengeluarkan pisaunya, dia memotong tali itu dan kemudian dia memegang tali tersebut lalu dia kembali memperhatikan serigala bertanduk itu yang tampak masih gigih menggigit kelinci itu tanpa rasa takut meskipun dia dalam keadaan yang mengambang.

"Apa dia sejenis kucing hutan? Kecil sekali anak serigala ini untuk di bilang 'serigala'," ucap Paman Jake selagi menopang dagunya dengan menyipitkan mata lanjut memperhatikan serigala itu.

Alev yang berada di dekatnya ikut memperhatikan seperti apa yang Paman Jake lakukan, "serigala jenis apa ini Paman? Dia memiliki dua tanduk kecil seperti seekor anak sapi."

"Aku tidak tahu, aku juga baru pertama kali melihatnya," Jawab Paman Jake. Lalu dia mencoba menarik serigala kecil itu untuk melepas kelinci yang digigitnya namun cengkraman gigitannya begitu kuat hingga dia merasa kesulitan menariknya. "Woah! Kuat sekali anak serigala ini," ucapnya kembali yang langsung menghentikan diri untuk mencoba melepas anak serigala itu dari kelinci mereka.

Alev memperhatikan rumput beserta semak - semak di sekitarnya, mencoba mencari tanda - tanda keberadaan sergiala lain yang bersamanya, tapi dia tidak menemukan apapun dan hanya melihat samar hanya ada bekas jejak kecil di sekitarnya.

"Apa yang kamu lakukan Alev?" Tanya Paman Jake heran memperhatikannya.

"Aku rasa sergiala itu sendirian paman, aku tidak melihat jejak lain yang bersama dengannya di sekitar sini," ucap Alev.

Alev kembali mendekati Paman Jake, dan merebut tali itu darinya. Lalu perlahan dia menurunkan tali itu hingga serigala tersebut dapat menyentuh tanah, serigala itu kemudian mencakarnya di saat Alev akan melepas talinya, cakaran itu membuat Alev terkejut dan dengan cepat menarik tangannya menjauh. Lalu serigala itu mundur dengan cepat menarik kelinci yang digigitnya.

"Grrrrrr," suara yang keluar dari anak serigala itu terlihat tidak menakutkan karena suaranya yang begitu kecil.

"Wow! Tenang kawan," ucap Paman Jake saat dia berjongkok mendekat memperhatikan serigala itu.

"Aku tidak berhak mengatakannya, tapi kelinci itu buruanmu. Jadi terserah padamu kalau kamu ingin membiarkan serigala itu memakannya," ucap Paman Jake kembali menoleh Alev yang berada di sebelahnya ikut memperhatikan serigala itu.

"Tidak apa Paman, sangat jarang melihat seekor anak serigala tidak berada di dekat induknya." Jawab Alev pada Paman Jake, lalu dia kembali melihat serigala itu yang tengah memperhatikannya sinis selagi memakan kelinci itu begitu lahap, "Sepertinya kamu kelaparan, tenanglah kami tidak akan merebut itu darimu." Alev mengangkat kedua tangannya menunjukan telapak tangan yang kosong itu namun tanpa dia sadar kalau telah mengalir darah di tangan kanannya.

Paman Jake yang berada di dekatnya beranjak berdiri dan dari sudut itu dia sadar melihat jari Alev yang tengah berdarah, "apa kamu tidak sadar kalau jarimu berdarah karena cakarannya tadi Alev?" Paman Jake menghela nafasnya.

Alev yang mendengar itu membuat dia melihat jarinya, luka itu perlahan membuatnya merasakan perih karena sebelumnya dia tidak merasakan sakit, itu terjadi karena dia tidak sadar kalau cakaran itu telah melukainya hingga membuat otaknya tidak merangsang rasa sakit tersebut.

"Aw! Aku tidak menyangka kalau dia memiliki kuku yang mampu merobek kulitku." Jawab Alev spontan saat dia berulang kali menggoyakan tangannya menahan perih.

Serigala itu sejenak menghentikan dirinya memakan kelinci itu, dia dengan kuat menggigit bagian kaki kelinci tersebut dan menariknya hingga terpisah, lalu dia membawa bagian kaki kelinci itu mendekati Alev. Serigala itu meletakan bagian kaki kelinci itu hadapannya.

"Apa ini sebuah permohonan maaf?" Melihat serigala itu memberikannya membuat Alev tampak tertawa kecil.

Alev mendorong kaki kelinci itu kembali padanya, "aku tidak apa - apa, lebih baik ini untukmu saja. Aku tahu kalau kamu kelaparan dan kamu membutuhkannya, memang sulit jika kamu berbuat tidak bersama dengan kawananmu." Lanjut Alev yang perlahan tangannya mendekati serigala kecil itu, dia mencoba mengelusnya.

Tangannya terhenti, Alev merasa sedikit ragu untuk mengelusnya namun serigala kecil itu sadar akan tangan Alev yang mendekat ke arahnya, serigala itu mendekatkan dirinya dan menggosokan bulu - bulunya pada tangan Alev. Serigala kecil itu kini terlihat lebih ramah dari sebelumnya, hingga membuat Alev melanjutkan dirinya mengelus bulu - bulu serigala itu yang begitu lembut dia rasakan.

Paman Jake yang melihat itu tampak heran, karena serigala itu seperti mengerti apa yang Alev katakan padanya. Tapi ada satu hal yang Paman Jake pahami, kalau Alev tampak mengerti perasaan serigala itu saat melihat dia tersenyum bahagia berhasil mengelus kepala serigala itu yang kini tampak tenang.

"Sepertinya serigala itu mulai menyukaimu, lalu apa yang kamu ingin merawatnya?" Ucap Paman Jake yang tengah menunduk memperhatikan serigala itu tengah menikmati usapan lembut Alev padanya.

Alev menggelengkan kepalanya serta membuka matanya begitu lebar. "Ini bukan sejenis hewan peliharaan Paman! Warga desa cukup takut dengan serigala akhir - akhir ini, karena mereka sering mengganggu ternak, aku yakin kalau mereka nantinya akan takut jika melihat dia. Belum lagi tanduknya!" Alev yang menjawabnya begitu serius.

"Sepertinya kamu benar, aku tidak tahu dia jenis serigala apa, tapi melihat dia memilih kawanannya sendiri membuatku tahu kalau dia memanglah seekor serigala," ucap Paman Jake yang seiring kembali menegakan dirinya.

"Apa maksudmu paman?" Tanya Alev heran melihatnya.

"Serigala itu hewan yang cukup bebas, mereka memilih kawanannya sendiri bukan berdasarkan kekuatan, tapi rasa nyaman yang dia dapat dalam kawanannya itu." Jelas Paman Jake yang mulai berjalan dan melihat langit, "Ayo! Matahari sudah tepat di atas kepala kita, lagipula cukup lama aku meninggalkan buruanku di sungai itu."

"Mmm, oke Paman." Alev kembali melihat sergia itu "Jika yang Paman bilang itu benar pasti kamu akan mengikuti kami. Aku rasa kamu akan lebih kenyang karena dia menangkap rusa yang gemuk." Ucap Alev yang menghentikan dirinya mengelus serigala itu.

Alev kemudian sedikit berlari mengejar Paman Jake dan mengikuitnya dari belakang, Alev yang tidak melihat sergiala itu berada di dekatnya membuat dia menoleh ke kebalakang dan meliihat serigala itu tengah berusaha menarik kelinci itu untuk membawanya.

Alev berjalan kembali ke arah serigala itu, dia tertawa kecil melihat serigala itu yang terlihat kesulitan menarik kelinci yang seukuran dengannya, "baik - baik, kita akan bawa ini juga. Apa kamu memang selapar itu?" dia melanjutkan tawanya selagi dia mengambil kelinci itu.

"Kenapa masih disitu? Apa kamu mau aku menghabiskan daging itu sendirian?" Seru Paman Jake menoleh ke arah mereka berdua.

Alev mempercepat langkahnya menyusul Paman Jake dan terlihat serigala kecil itu kini berlari di sampingnya selagi mendongak melihat ke arahnya dengan ekor kecil yang bergoyang, dia terlihat begitu ceria seperti seekor anak anjing lucu yang bermain dengan majikannya.