Kebahagiaan mereka sungguh terlihat mereka benar-benar sangat berkonsentrasi dengan liburan nya. Namun di sisi lain Fatma akhirnya tersadar mengapa suaminya mengiyakan begitu saja ucapan sang Anak untuk berlibur dengan Nana.
Padahal ia tahu betul mereka bahkan baru kenal, pertanyaan itu sekaligus membuatnya penasaran sekarang.
Denzel tampak sangat bahagia, bahkan ia sempat tidur di pelukan Nana, membuat tatapan cinta dari Sam tampak terlihat sekali.
Liburan mereka telah usai. Nana tidak langsung di antar pulang ke hotel oleh Sam, tetapi ia ikut bersama Sam dan Denzel ke rumahnya. Dengan senang hati Nana tidak menolak ajakan Sam dan Denzel.
Waktu perjalanan lumayan melelahkan, mereka tiba di rumah sore hari menjelang malam. Setelah sampai mereka langsung di sambut sama Fatma yang sepulang kerja sudah menunggu anak Dan suaminya pulang. Fatma pun sudah menyiapkan makanan untuk ia Santap bersama Sam dan Denzel.
Fatma terkejut waktu pertama kali ia melihat Nana ikut kerumahnya bersama Sam dan Denzel.
"Kalian sudah pulang?" Tanya Fatma dengan wajah Sedikit terkejut Karena melihat Nana ikut Pulang kerumahnya bersama Sam dan Denzel
"Iya sayang." Jawab Sam kepada Fatma. Ucapan yang tampaknya sudah biasa di katakan Sam pada Fatma.
Nana hanya melirik Sam dikala mendengar Sam memanggil Sayang pada Fatma. Tentunya hati Nana sakit mendengar mulut Sam memanggil Sayang pada Fatma. Padahal ia juga mendapatkan panggilan itu.
"Gimana sayang Liburannya menyangkan?" Tanya Fatma ke Denzel dan ia menghampiri Denzel yang sedang berdiri di samping Nana sambil memegang tangan Nana
"Sangat menyenangkan, apa lagi Ada Tante Nana." Kata Denzel sambil memeluk tubuh Nana.
Nana hanya tersenyum mendengar perkataan Denzel. Tetapi Fatma sebaliknya ia sangat sedih mendengar perkataan anaknya itu. Fatma pun tidak banyak bicara lagi, ia langsung menyuruh Nana, Sam dan Fatma untuk makan. Karena ia sudah mempersiapkan makanan itu di meja makan.
"Kalian pasti lapar kan? Ayo kita makan dulu, aku sudah menyiapkan makanan untuk kalian." Kata Fatma sambil menyuruh Sam, Denzel dan Nana makan.
"Ayo Na duduk." Kata Fatma menyuruh Nana untuk duduk
"Iya Fat." Balas Nana tersenyum dan ia duduk di kursi yang masih Kosong di samping Denzel
"Aku makannya mau di suap in sama tante Nana." Celetuk Denzel sambil merengek
Sebelum mengiyakan permintaan Denzel, Nana melihat dulu ke Arah Fatma Karena ia masih menghargai Fatma sebagi Ibunya Denzel. Fatma pun mengangguk, tandanya membolehkan Nana untuk menyuaipi Denzel anaknya. Sementara itu Sam hanya mendengarkan sambil menyantap makanan yang Ada di piringnya yang sudah Fatma siapkan.
Setelah selesai makan, Nana ingin berpamitan untuk Pulang karena sudah malam.
"Aku Mau pamit Pulang dulu." Kata Nana
"Tante gak boleh Pulang, Tante nginep disini aja." Kata Denzel sedih
"Sayang Tante Nana mau Pulang yah, nanti kapan-kapan dia main bareng kamu lagi." Kata Sam kepada Denzel
"Popoknya Malam ini Tante Nana harus nginep disini, aku mau tidur bareng Tante Nana." Denzel merengek Dan beralih dari tempat duduknya ia langsung memeluk Nana
"Ya udah boleh, tapi Malam ini aja yah." Fatma dengan berat hati mengizinkan Nana untuk menginap di rumahnya. Walaupun sebenarnya dalam hatinya sakit melihat Denzel lebih dekat sama Nana dibandingkan Fatma.
Denzel pun tersenyum mendengar perkataan Fatma. Merekapun pergi ke kamar masing-masing untuk beristirhat. Sam dan Fatma masuk ke kamarnya, Dan Nana bersama Denzel masuk ke kamar Di sebelahnya.
Sebelum tidur Nana menyuruh Denzel untuk menggosok gigi terlebih dahulu, Dan Setelah itu ia mengelon Denzel dengan membacakan dongeng, Tidak lama Denzel pun tertidur. Tetapi entah Kenapa mata Nana tidak ada rasa Ngantuk Sedikitpun, ia hanya memikirkan Sam dan Fatma yang berada di kamar sebelah. Ia terus kapikiran Sam dan Fatma yang tidur seranjang. Sampai Jarum jam terus berjalan matanya masih saja melek.
Pagi telah tiba, ia sama sekali Tidak bisa tidur. Sebelum orang-orang yang Ada di rumah itu terbangun ia buru-buru mau pulang Karena rasanya ia sudah tidak kuat lagi berada di rumah itu. Ia tidak bisa melihat laki-laki yang ia cintai tidur dengan wanita lain. Ia pun dengan pelan-pelan pergi dari kamar Denzel. Dan Di depan rumah seorang satpam menegurnya.
"Mau kemana Non, masih pagi ini?" Tanya satpam yang melihat Nana keluar dari rumah itu dengan wajah yang kesal
"Mau pulang." Ucap Nana singakat tanpa melihat ke arah satpam itu
Satpam itu hanya menggelengkan kepala melihat Nana yang buru-buru keluar dari rumah besar itu.
Sementara itu, Di kamar pada saat Denzel membuka matanya Nana sudah tidak ada di samping anak itu. Denzel mencari Nana ke kamar mandinya tapi tidak ada. Denzel pun pergi ke kamar mami dan papinya untuk mengadu bahwa Nana tidak ada di kamarnya.
"Papi Mami, Tante Nana gak Ada di kamar Denzel." Kata Denzel berlari masuk ke kamar Sam dan Fatma yang masih berbaring di ranjangnya
"Pergi kemana Tante Nana?" Sam langsung terbangun dari tidurnya sambil menggisik matanya dikala mendengar Suara Denzel
"Denzel gak tau Pih, waktu Denzel Bangun Tante Nana Sudah gak Ada." Jawab anak itu sambil menangis ia juga masih ingin perempuan itu berada dengannya. Bagaimana bisa ia pergi tanpa pamit satu kata pun.
Sam langsung pergi kebawah mencari Nana, ia mencari Nana sambil memanggil-manggil nama Nana. Ia mencari kesetiap sudut rumah besarnya itu dan menanyakan ke para pegawai di rumahnya, tetapi Nana tidak ada. Ia pun mencarinya ke depan rumah Siapa tau Nana ada di sana. Tiba-tiba satpam menegurnya.
"lagi mencari siapa tuan?" Tanya satpam ke Sam melihat sang Tuan tampak kebingungan.
"Kamu liat wanita yang kemarin bareng saya dan Denzel gak?" Tanya Sam ke satpam dengan wajahnya yang khawatir memikirkan Nana
"Oh, dia tadi pagi buta pergi buru-buru banget tuan." Jawab satpam itu
"Dia pergi sama siapa?" Tanya Sam
"Dia pergi sedirian tuan." Satpam menjawabnya.
Sam pun langsung berlari mengambil kunci mobil ke dalam rumahnya pada saat mendengar perkataan satpam Nana pergi dari rumahnya. Ia berniat untuk menyusul Nana, ia takut Nana tersesat Karena Nana tidak tau daerah yang Ada di Turki.
Di perjalanan mencari Nana, hati Sam bertanya-tanya Kenapa Nana meninggalkan rumahnya begitu saja tidak bilang-bilang sama dia.
Ia juga merasa bersalah akan permintaan anaknya itu. Ia berpikir tak bisa menjaga perasaan Nana semalam, apa yang akan di pikirkan perempuan itu saat ia tidur di kamar sang putra sementara ia bersama Fatma di kamarnya. Pikiran nya benar-benar membuat ia sakit kepala.