Di sebuah sekolah taman kanak-kanak yang Ada di Turki, semua anak-anak sedang bermain berlarian ke sana kemari, Ada yang main ayunan, perosotan, petak umpet dan berbagai mainan yang biasanya anak-anak mainkan. Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang terjatuh pada saat berlarian dengan temannya, keluar darah dari hidung anak laki-laki itu bibirnya pun pucat.
"Denzel, kamu kenapa Kak?" Seorang guru wanita menghampiri anak laki-laki itu dengan wajah yang terkejut.
Anak yang terjatuh itu adalah Denzel, anaknya Sam. Dengan perasaan panik ibu guru itu langsung membawa Denzel ke sebuah ruangan sambil menggendongnya. Ia membersihkan darah yang keluar dari hidung Denzel, tetapi darahnya tidak mau surut juga.
Kejadian itu membuat cemas semua orang yang melihatnya.
Darah terus keluar membuat tisu yang tadinya putih berubah warna menjadi merah darah. Guru itu langsung mengambil HP Dan menelepon Sam orang tua Denzel dengan panik.
"Hallo Pak, ini gurunya Denzel." Kata ibu guru itu di telepon dengan nada Suara yang panik.
"Iya bu, Ada apa?" Sam menjawab dengan sedikit rasa penasaran Karena tidak biasanya gurunya Denzel menelepon nya di waktu jam belajar, Dan biasanya guru Denzel menelepon Sam kalau Denzel pulang sekolah gak Ada yang jemput.
"Ini Denzel sakit pak, tadi waktu bermain sama teman-teman nya dia jatuh. Bapa harus segera membawanya ke rumah sakit." Kata guru itu sambil mondar-mandir Karena panik melihat Denzel yang semakin lemas.
"Baik bu, saya akan segera ke sana." Jawab Sam dengan hati yang gak karuan karena panik mendapat kabar bahwa anaknya sakit.
Ia menjadikan Denzel satu-satunya alasan bisa menetap dengan Fatma! Hal itu mengesampingkan apapun.
Tanpa pikir panjang Sam langung tancap gas pergi ke sekolah anaknya, ia mengemudikan mobil sangat kencang tidak memikirkan keselamatannya sendiri hanya keadaan Denzel yang ia pikirkan.
Tiba Di sekolah ia langsung menggendong anaknya yang sudah lemas ke dalam mobil, ia langsung membawa Denzel ke rumah sakit terdekat. Sesampainya Di Rumah sakit Denzel langsung di bawa ke IGD untuk diperiksa oleh dokter.
"Bapak tunggu di luar ya, anak bapak akan kami periksa!" Dokter menyuruh Sam untuk tunggu di luar
"Tolong selamatkan anak saya dok!" Kata Sam sambil menangis.
Seorang Ayah yang panik memang sangat terlihat di wajah Sam saat ini. Ia bahkan kesulitan berpikir sekarang.
Sam duduk disebuah kursi rumah sakit, is mengeluarkan HP dari saku celananya Dan ia langsung menelepon Fatma untuk memberitahukan bahwa Denzel sedang sakit Dan sekarang Denzel berada di rumah saki m, tapi Fatma tidak mengangkat teleponnya. Sam pun mengirim pesan kepada Fatma memberitahukan bahwa Denzel sakit.
Sam berpikir untuk menelepon Nana.
"Na Kamu lagi dimana ?" Kata Sam dalam telepon, ia menelepon Nana dengan panik
"Ini Aku lagi kerja, Ada apa Sam ?" Nana balik bertanya
"Denzel masuk rumah sakit Na." Jawab Sam sambil menangis duduk sendirian di kursi rumah sakit sambil menunggu anaknya yang sedang di periksa dokter
"Apa? Di rumah sakit mana Sam?" Tanya Nana kaget mendengar berita itu
"Rumah Sakit dekat sekolahnya Denzel Na." Jawab Sam sambil menangis
Nana langsung meninggalkan pekerjaannya Dan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Denzel. Entah Kenapa Nana sangat sayang kepada anak itu, walaupun baru beberapa kali ketemu.
Di tempat lain Fatma yang lagi bekerja Dan Hpnya Ketinggalan di mobil, waktu ia istirahat ia langsung pergi ke mobilnya dan mengecek HP nya. Tiba-tiba ia melihat panggilan tak terjawab dan sebuah pesan dari Sam. Melihat isi pesan itu Fatma langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui anaknya.
Sesampainya Di rumah sakit Fatma melihat Nana dan Sam berpelukan sambil menangis.
Ia pun langsung menghampiri mereka. Sam dan Nana pun melepaskan pelukan mereka, Dan mereka berdua kaget ada Fatma di Sana yang melihat mereka berpelukan.
"Fat Maaf Aku tadi cuma mau menenangkan Sam." Kata Nana dengan suara yang terbata-bata
"Ia sayang, tadi aku menelepon kamu tapi kamu tidak mengangkat telepon dari aku makanya aku menelepon Nana dan ia langsung kesini." Kata Sam meyakinkan Fatma
"Udah, gak papa Aku ngerti kok." Jawab Nana ia Sedikitpun tidak menaruh Curiga pada Sam dan Nana
"Sekarang gimana keadaan Denzel?" Tanya Fatma kepada Sam
"Dia masih di periksa sama dokter." Jawab Sam
Dokter keluar dari ruangan itu. Mereka bertiga langsung menghampiri dokter.
"Dok gimana keadaan anak saya?" Tanya Sam sambil memegang tangan dokter itu
"Kami belum tau pasti penyakit anak bapa, kami akan cek dulu darah anak bapa. Nanti Kalau sudah keluar hasil lab baru ketahuan penhakit nya pak." Jawab dokter.
Mereka bertiga menangis mendengar pernyataan dari dokter itu, yang mereka harapan Denzel tidak memiliki penyakit yang parah. Merekapun meminta ke dokter untuk bisa melihat Denzel ke dalam.
"Dok apakah kami boleh masuk kedalam." Kata Sam ingin buru-buru melihat anaknya
"Silahkan Pak." Dokter mengizinkan mereka bertiga masuk
Mereka pun masuk, Dan melihat Denzel terbaring lemas Di kasur rumah sakit, tangannya di suntik infusan. Sam langsung memeluk anaknya begitupun Fatma. Nana hanya berdiri mematung melihat keluarga itu, ia kadang merasa bersalah melihat keluarga bahagia itu. Gimana nanti seandainya Fatma tau bahwa suaminya berselingkuh dengan Nana.
"Tante cantik." Denzel memanggil Nana yang sedang berdiri lumayan jauh dari kasurnya
"Sayang, gimana keadaannya?" Nana menghampiri Denzel sambil tersenyum
"Denzel baik-baik saja tante, Denzel kuat." Jawab Denzel dengan wajah yang masih pucat Dan lemas.
"Anak Pinter." Kata Nana sambil mengelus kepala Denzel.
"Na makasih banyak ya kamu Udah sayang banget sama Denzel." Kata Fatma sambil memegang tangan Nana
"Iya sama-sama, Aku sudah anggap Denzel anakku sendiri." Jawab Nana dengan senyuman ke Fatma
Mendengar pembicaraan Nana, Sam yang tadinya menatap Denzel, kini matanya beralih menatap Nana. Ia tidak menyangka orang yang ia cintai sangat menyayangi Denzel dan menganggap Denzel sebagai anaknya sendiri. Ia pun tersenyum mendengarnya.
"Kamu gak lagi kerja Na?" Tanya Fatma
"Hari ini aku Izin dulu gak kerja, Mau disini aja nemenin Denzel." Jawab Nana sambil tersenyum ke arah Denzel
"Asikk." Denzel tersenyum karena senang
"Ahh makasih banget Na, kamu bela-belain gak kerja demi nemenin anakku." Kata Fatma
Tidak lama Fatma pamit Sebentar untuk Pulang, ia Mau mengambil makanan dari rumah untuk di makan oleh mereka di rumah sakit. Sam dan Nana hanya mereka berdua yang kini menemani Denzel di rumah sakit.
Wanita yang baru di kenal Fatma itu, bagaimana pun juga ia terlihat panik sama seperti dirinya. Namun tak ada raut rasa bersalah di wajah Sam melihat dua wanita yang ia genggam hatinya itu sedang mengkhawatirkan putranya.