Chereads / My Hero Academia : Reborn as Todoroki Shouto / Chapter 3 - Menjadi Bagian di Dunia ini

Chapter 3 - Menjadi Bagian di Dunia ini

Aku Nia, atau lebih tepatnya Nia yang merasuki tubuh seorang anak. Mencari teori bagaimana aku bisa masuk kedalam tubuh husbuku sendiri.

Aku tahu aku tidak bisa kembali, mengingat tubuhku bahkan telah dikuburkan, jadi mustahil untuk bisa kembali. Jadi aku harus pasrah menerima nasib sebagai korban brokenhome dari rumah tangga seorang pro hero nomor dua di Jepang.

Tidak ada system maupun dewa dewi yang membantuku dalam kondisi ini. Yang bisa aku lakukan hanyalah belajar cara menulis kanji Jepang, aku kembali menjadi anak tk.

Jika aku bisa menulis dengan benar, aku mungkin akan menjadi anak ajaib yang bisa menyelasaikan matematika dasar SMP.

Biar kutabok Endeavor dengan nilai sempurna ku.

"Ara, Shouto. Kau sedang belajar?" Suara wanita paruh baya namun masih cantik, bernama Rei alias ibuku sekarang. Mendekati dan tersenyum bangga melihatku 'mencoba' menulis namanya sendiri.

"Hehe, iya bu, aku ingin menjadi pintar." Aku akan memuji skill actingku saat ini.

Juga, ayah sialan itu sedang mengerjakan pekerjaan nya dan tidak akan kembali dalam waktu dekat. Biarlah dia tidak akan pernah kembali selama-lamanya.

Meski kekerasan Endeavor tidak begitu terlihat parah di film. Aku menjadi mengerti mengapa Shouto sangat membenci ayahnya.

Dia benar-benar tidak manusiawi terhadap keluarganya sendiri. Aku sendiri masih heran mengapa Shouto bisa memaafkan setan berkedok ayah ini.

"Yang ini salah." Rei dengan lembut menunjuk huruf Sho yang berantakan.

"Oh." Aku menghapus bagian yang salah itu.

Tubuhku erasa melayang sejenak menyadari bahwa Rei telah mendudukkanku di pangkuannya.

"Sini, biar ibu ajari."

Rei mungkin bukan ibu seperti ibunya didunia nyata, namun satu hal yang sama, kasih sayang seorang ibu tidak pernah direkayasa.

Hari yang indah itu harus dihapuskan. Aku memasang wajah masam mendengar bahwa Endeavor telah kembali.

Aku berdiri dari pangkuan ibuku, mengetahui bahwa jika aku tidak akan datang sendiri, Endeavor pasti akan muncul untuk menarik tanganku dengan kasar dan membuat ibu terluka lagi.

"Aku pergi dulu, ibu." Tersenyum, aku bahkan tidak merasakan perasaan sakit hati terhadapa ayah itu. Ayahku didunia nyata memang tidak tampan ataupun berorot, namun ayahku sangat baik dalam mendidik anaknya.

"Shouto." Rei memanggil dengan khawatir.

Dan yang aku bisa lakukan hanyalah tersenyum kembali. "Aku akan baik-baik saja."

Tentu itu hanyalah sebuah kebohongan, namun kebohongan itu diperlukan agar ibu tidak perlu menangis.

Dan aku sendiri tidak akan menangis.

Aku duduk di ruang pelatihan, mencoba mengingat bagaimana pencak silat yang pernah kulihat di ekskul saat sekolah.

"Kerja bagus, kau datang kesini secara mandiri." Suara Endeavor menyahuti.

Aku memutar bola mata dan mencibir secara internal.

Endeavor menyeringai. "Berdiri dan lawan aku, aku akan menjadikanmu hero hebat yang dapat melampaui All Might."

Bolehkah aku mencolok matanya? Tatapan arogannya itu membuatku ingin melompat dan menjungkirbalikkan manusia dihadapannya.

________

Terluka adalah pernyataan yang meremehkan, aku benar-benar sekarat. Otakku berputar mencari dimana letak kesalahan yang kuperbuat semasa hidup dulu sampai mendapatkan nasib seperti ini.

Mengatakan bahwa rumah ini tidak lebih seperti neraka, aku lebih suka jika aku berada di neraka ke gelapan itu.

Bahkan keluarga disini sudah hancur bahkan sebelum aku atau Shouto mendapatkan quirk. Satu hal yang kutau pasti, aku bahkan hampir tidak pernah berinteraksi dengan saudara lain, terlebih dengan Touya yang menatapku penuh dendam. Ibu sendiri semakin lama semakin menjauhiku.

Sampai aku berdiri ditempat dan garis waktu dimana, ibunya mengatakan hal yang membuat Shouto trauma. Haruskah aku melakukannya juga? Namun segalanya akan bertambah rumit jika aku tidak mau melakukannya.

Mendesah frustasi, aku melangkah masuk kedapur bersiap merasakan luka bakar mengerikan yang akan datang.