Chereads / Cinta Senja / Chapter 2 - Cobalah

Chapter 2 - Cobalah

"Arrgghht ...."

Teriak Vigo seraya mengacak semua yang dilihatnya, apa yang didengarnya tadi sangat membuat emosinya memuncak.

Wanita yang menjadi pilihannya saja tidak ada yang cocok, apa lagi jika Adi yang memilihkan untuk Vigo, itu tidak akan pernah bisa Vigo terima.

"Wanita mana pun tidak akan bisa terima lelaki kaya ini dengan hati yang tulus, mereka hanya akan menerima lelaki ini hanya karena duitnya saja, goblok"

Bentak Vigo seraya mengusap wajahnya kasar, sudah begitu banyak wanita yang Vigo sukai tapi semua itu tidaklah sesuai dengan keinginan Vigo.

Mereka semua wanita matre yang hanya mengincar kekayaannya saja, mereka hanya ingin menghancurkan hidup Vigo saja.

"Mungkin benar, lebih baik aku pergi dari rumah ini, tanpa bawa apa pun juga dan jadi gelandangan di luar sana"

Vigo diam menatap dirinya di kaca, apa Vigo bisa hidup seperti itu, susah bahkan teramat susah.

"Apa itu satu-satunya pilihan saat ini, aku tidak akan terima perjodohan yang papah katakan tadi, aku akan menemukan pasangan ku sendiri"

Vigo mengepalkan kedua tangannya yang bertumpu pada meja di hadapannya, mungkin itu benar, Vigo akan menemukan wanita yang tulus mencintainya ketika Vigo tidak memiliki apa pun juga.

"Baiklah, kalau hanya ini jalan satu-satunya, akan aku lakukan saja, pergi dari rumah ini dan meninggalkan semua kemewahan yang ada di rumah ini"

Vigo mengusap wajahnya, Vigo memang tidak bisa menemukan pasangan yang cocok untuknya sampai saat ini, tapi bukan berarti Vigo harus menerima perjodohan bodoh itu.

"Vigo"

Vigo menoleh saat mendengar suara Delina, untuk apa wanit itu menemuinya sekarang, Vigo tidak mau ada siapa pun saat ini.

"Mamah masuk ya sayang, boleh ?"

Vigo berjalan dan membukakan pintu, tidak ada lagi Adi disana dan baguslah karena kalau Vigo masih melihatnya, tidak tahu lagi akan seperti apa jadinya.

"Ada apa ?"

"Biarkan mamah bicara sama kamu ya"

"Mamah bicara saja sama papah, gak perlu bicara sama aku"

"Vigo, mamah mohon"

Vigo tak menjawab dan berjalan meninggalkan Delina disana, mau bagaimana lagi Delina memang tidak mungkin mau pergi sebelum bicara dengan Vigo.

Vigo duduk di kasurnya, disusul Delina yang duduk di sampingnya, Delina menyentuh pipi Vigo perlahan.

Merah, itu pasti akibat tamparan Adi tadi, kasihan sekali Vigo karena harus merasakan hal seperti itu dari papahnya sendiri.

"Aku gak apa-apa, gak usah khawatir"

Ucap Vigo seraya menjauhkan tangan Delina dari pipinya, tamparan Adi tidak ada artinya bagi Vigo, amarah Adi juga tidak akan bisa merubah Vigo begitu saja.

"Kenapa kamu tidak menuruti perkataan papah kamu saja Vigo, mamah sudah cukup sedih melihat kalian yang selalu saja bertengkar seperti itu ?"

"Aku harus turuti perkataan papah yang mana, yang mau menjodohkan aku, apa aku sebodoh itu untuk memilih pasangan aku sendiri ?"

"Bukan seperti itu, tapi mungkin saja jika kamu mau menuruti papah kamu, keadaan akan lebih baik, kamu harus percaya jika pilihan orang tua itu tidak mungkin salah"

Vigo menggeleng, kalimat Delina juga tidak bisa diterimanya, kenapa malah membela Adi seperti itu.

Vigo yang akan menjalani semuanya, apa lagi perihal rumah tangga nanti, jadi mana bisa Vigo menerima begitu saja wanita yang tak diinginkannya.

Sekali pun itu pilihan orang tuanya sendiri, tapi Vigo tidak bisa menerimanya begitu saja, Vigo ingin mendapatkan pasangan yang sesuai dengan hatinya saja, bukan sesuai pilihan orang tuanya.

"Sebenarnya, kamu itu mau wanita seperti apa Vigo, mamah lihat wanita yang sama kamu itu cantik-cantik"

"Mereka memang cantik, tapi itu hanya luarnya saja"

"Tapi semua yang mamah lihat sama kamu, itu hanya sebentar saja, berarti kamu itu belum benar-benar mengenal mereka Vigo"

"Alu gak butuh waktu lama untuk mengenal wanita, aku bisa mengenal luar dalamnya wanita itu hanya dalam waktu singkat saja, dan mereka semua itu gak baik mah, apa mamah tidak bisa mengerti itu sama sekali ?"

Delina diam, lalu harus apa Delina sekarang jika keadaannya sudah seperti itu, Delina hanya ingin yang terbaik untuk anak dan suaminya itu.

"Vigo ...."

"Siapa yang akan dijodohkan sama aku ?"

"Anaknya pak Aryo, dia rekan bisnin papah kamu, mamah pernah sekali bertemu sama dia, cantik dan sepertinya dia baik"

Vigo sedikit tersenyum mendengarnya, baru sekali bertemu saja sudah bisa menyimpulkan kebaikannya, Delina memang terlalu mudah percaya dengan semuanya.

"Vigo, mamah minta sama kamu, tolong sekali, tolong kali ini kamu dengarkan papah kamu ya"

"Aku gak mau mah, aku gak mau terima perjodohan itu"

"Kali ini saja sayang, lagi pula papah sama mamah sudah beri kamu kebebasan untuk memilih selama ini, tapi tidak pernah bisa kan, jadi tolong untuk saat ini saja kamu turuti papah kamu ya"

Vigo tak menjawab, rasanya lebih baik Vigo jadi gelandangan saja di jalan sana, dengan begitu Vigo tidak akan tertekan lagi dengan semua keadaan di keluarganya itu.

"Baiklah, sekarang mamah tanya sama kamu, wanita seperti apa yang sebenarnya kamu cari selama ini ?"

"Senja"

Delina mengernyit, senja, sesimple itu jawaban Vigo untuk pertanyaannya.

"Aku mau wanita seperti Senja"

"Senja .... maksudnya gimana ?"

"Senja adalah wanita yang pernah aku kecewakan juga dulu"

Delina diam, yang mana Senja, Delina tidak pernah mendengar tentang Senja, wanita yang dekat dengan Vigo dan diketahui Delina sepertinya tidak ada yang bernama Senja.

"Aku mau dia"

"Kenapa kamu mau dia, saat ada kamu juga kecewakan dia"

Vigo mengangguk, membenarkan semua itu, dan memang Vigo mengakui kesalahannya juga.

"Jadi kenapa kamu menginginkannya lagi ?"

"Karena memang cuma dia yang memiliki ketulusan untuk Vigo"

Delina tak menjawab, mungkin saja Vigo ingin menceritakan semuanya sekarang, dan Delina akan mendengarkannya.

"Aku memang menutup mata untuk ketulusannya, padahal aku merasakan semua itu, tapi aku sengan sengaja terus menerus mengecewakannya, mamah tahu, meski seperti itu tapi Senja masih mau bertahan sama aku"

Delina mengangguk, jadi ada wanita yang tulus mencintai putranya dulu, tapi mau bagaimana lagi jika ulah Vigo sendiri yang membuatnya pergi saat ini.

"Aku akan mencarinya, aku yakin memang Senja satu-satunya wanita yang bisa menerima aku tanpa melihat yang lainnya lagi"

"Kalau seperti itu, kamu harus turuti papah kamu, biarkan saja semuanya berjalan, percaya sama mamah kalau kamu mau mendapatkan yang baik, kamu juga harus baik dulu Vigo"

"Tapi aku gak mau dijodohkan"

"Soal jadi atau tidaknya kalian nanti, itu urusan nanti, yang penting sekarang kamu mau memperbaiki diri kamu sendiri dulu, papah kamu itu hanya mau kamu berubah Vigo"