Pagi nan elok kembali hadir, malam yang gelap telah digulirkan oleh sang siang dan kini berubah menjadi terang.
Resty tampak resah dan gelisah menghadapi desakan dari sang ipar.
Batinnya tampak lelah, kadang ia ingin protes kepada semesta kenapa hal ini harus terjadi kepada dirinya.
Ia berusaha mencari cari, namun kali ini otaknya tak mampu untuk berfikir.
Seperti biasa, ia meminta bantuan sahabat karibnya.
Beberapa kali ia berusaha menghubungi Yana, namun sahabatnya itu tak merespon panggilannya. Hal itu membuat kepanikan Resty semakin menjadi.
"Aduh Yang, kamu kemana sih," kata Resty sembari mondar mandir di kamarnya.
"Mama kenapa kok jalan kesana kesini?" tanya sang anak.
Tok tok tok tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.
"Bu Resty, Mas Noval ditunggu yang lain di meja makan," teriak Bi Retno.
"Iya Bi sebentar," jawab Resty.