Jantung Resty semakin berdetak kencang, ketakutannya beradu menjadi satu dengan kecemasan serta berkecamuk dengan Keterpurukan.
Ia pun memberanikan diri menemui para wanita di ruang tengah, untuk memastikan tak adalah tahu tentang apa yang ia sembunyikan, meskipun hatinya penuh keraguan.
Sesampainya di ruang tengah, ia duduk bergabung dengan para wanita itu.
"Eh Resty, udah balik," ucap Sania sembari melihat sini perut Resty.
"Iya Mbak," jawab Resty.
Resty yang mengetahui gelagat sinis iparnya itu pun segera menegurnya.
"Mbak Sania kenapa lihat perut aku terus?" tanya Resty.
"Nggak apa-apa Rest, tadi Mbak sempet lihat perut kamu rata. Ini kok udah berisi lagi, apa Mbak yang salah lihat ya," ucap Sania.
"Kamu salah lihat kali San," sahut mertuanya.
Sania sengaja memancing iparnya itu, agar sang ipar menegurnya. Dan ia berkesempatan untuk menghakimi sang ipar lewat perkataannya.
"Iya mungkin Mbak salah lihat kali," ucap Resty.