Luapan emosi masih terlihat di wajah CEO tampan bernama Farhan.
Guratan amarah masih terukir jelas di kedua matanya.
Kebencian kini mulai merasuki jiwa dan juga hati pria tampan itu.
"Aku nggak boleh biarin Alex deketin Dona begitu saja, aku harus cari cara supaya Alex benar-benar menjauhi Dona," ucap Farhan.
Ia pun segera memanggil Johan ke ruangannya, pria tampan itu segera meraih handphone yang tergeletak di meja kerjanya ia mencoba menghubungi asistennya itu.
"Halo, Pak Farhan. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Johan.
"Jo, kamu ke ruangan saya sekarang, ya." pinta Farhan.
"Baik, Pak. Saya akan segera kesana." Johan segera berjalan keluar dari ruangannya.
Dengan langkah cepat, ia bergegas menuju ke ruangan bosnya tersebut.
"Selamat siang, Pak," ucap Johan.
"Siang, Jo. Duduk." ucap Farhan.
Johan pun duduk di depan Farhan.
