Aroma kesegaran mulai tercium, tetesan embun mulai bertaburan di dedaunan dan di tanah.
Farhan tampak mulai membuka kedua matanya, meskipun berat.
Wajar saja ia sulit membuka mata, hampir semalaman ia tidak dapat memejamkan mata.
Hati dan pikirannya terganggu oleh prasangka yang ia tuduhkan untuk Alex dan mantan kekasihnya.
Meskipun itu masih sebatas dugaan yang belum bisa ia buktikan kebenarannya.
Pagi ini, ia kembali mencoba menghubungi Alex, namun dokter tampan itu tetap tidak mengangkat teleponnya.
Mungkin di belahan sana, Alex masih terlelap dalam tidurnya. Mengingat perbedaan zona waktu antara London dan Jakarta.
"Sial, lagi-lagi dia nggak angkat teleponku. Apa jangan-jangan dia udah tahu nomorku dan dia sengaja nggak angkat telepon aku." gerutu Farhan.
Suara ketukan pintu terdengar di telinga Farhan.
Tok tok tok…
"Farhan, ayo sarapan. Ini sudah siang, kamu nggak ngantor?" teriak sang ibu dari balik pintu.