Resty yang pergi meninggalkan Sania dalam keadaan terluka itu pun segera menuju rumah Yana.
Badannya terasa gemetar ia pun segera mencari cara untuk menyelamatkan dirinya.
Ia tak percaya kedua tangannya itu sudah mendorong iparnya.
Sesampainya di rumah Yana, wanita itu segera berkemas mengemasi barang-barangnya.
Yana yang melihat hal tersebut pun menegur sahabatnya.
"Res, kamu ngapain kok ngemasin barang? Kamu mau kemana? Jangan-jangan kamu mau ninggalin aku, ya?" tanya Yana.
Resty terlihat gugup dan masih terlihat gemetar.
"Yan, gawat." tangan Resty memegang Yana.
"Maksud kamu apa, Res? Apanya yang gawat? Apa yang sedang terjadi?" tanya Yana.
Resty menghela nafas dan terlihat masih dalam keadaan panik.
"Yan, aku nggak sengaja dorong mbak Sania sampai dia terjatuh. Aku takut dia keguguran dan mereka akan melaporkan aku ke kantor polisi. Apa yang harus aku lakukan,Yan?" Resty ketakutan dan meneteskan air mata.