Waktu menunjukkan pukul sepuluh lebih dua puluh menit, lalu lalang penumpang masih terlihat di Bandara Internasional Juanda.
Tampak Dony dan Riza masih menunggu di lobby satu, kedatangan penumpang.
Kebosanan sudah tampak pada keduanya, hingga membuat kedua pemuda itu menggiring berbagai opini.
"Apa Tuan Sandjaya dan istrinya nggak ke Surabaya ya, Za?" ucap Dony.
"Aku juga punya pikiran begitu, Don." Riza menyuarakan opininya.
Obrolan mereka terhenti saat Johan menelpon Dony.
"Ini Pak Johan telepon, Za. Aku angkat dulu, ya." Dony meminta izin kepada rekannya.
"Yaudah, Don. Jangan lupa bilang kalau Tuan Sandjaya belum kelihatan." Riza mengizinkan.
Dony mengangguk. "Halo, Pak."
"Halo, Don. Kamu tadi telepon saya ada apa?"