Rindu yang masih menyergap, terus menyeruak dalam sunyi dan gelap. Romansa cinta yang tak kunjung berujung, menimbulkan rangkaian gejolak yang terus merundung.
Tak khayal menimbulkan kegelisahan yang berbalut pilu, menimbulkan luka direlung kalbu.
Diruang kerja, Farhan terlihat tersiksa menahan rindu yang membelenggu.
Pikirannya kembali tertuju pada belahan jiwanya, yang kini tak menghiraukan dirinya.
"Dona, kamu kenapa sih nggak angkat telepon dari aku. Apa aku coba telepon lagi aja, ya." ucapnya.
Telapak tangan dan jemarinya mulai meraih handphone yang tergeletak diatas meja kerjanya.
Komunikasi melalui telepon seluler pun dilakukan.
Sementara di kediaman Dona, tampak para wanita itu masih bercengkrama saling bertukar pendapat dan beradu cerita.
Dering suara terdengar dari handphone yang dipegang oleh Dona. Rupanya, Farhan benar-benar menghubungi Sang wanita.
"Mah, Farhan telepon," ucap Dona mengarahkan pandangan ke wajah sangat ibu.
