Romansa malam mulai membuai, sesaat setelah senja pergi.
Hembusan angin malam, semerbak menusuk relung kalbu.
Membangkitkan sukma yang sedang terbelenggu pilu.
Terlihat seorang lelaki tampan, duduk termangu dan tampak menikmati rindu yang lama terpendam.
Bak seorang perindu, yang di hinggapi resah dan pilu.
Pria tampan itu adalah Farhan yang sedang memintal rindu untuk nyawa hidupnya yang bernama Dona.
"Kamu ngapain disana, Han?" tanya Sania sesaat mobil terparkir di garasi rumah itu.
"Oh, ada Farhan disitu. Mama nggak lihat," tukas Ibunya.
"Nggak ngapa-ngapain, Kak. Kalian dari mana?" tanya Farhan.
"Kami habis dari rumah Dona. Oh iya, papa sama mas Fachri udah pulang juga. Tumben jam segini udah pulang," tanya Sania sembari melihat kearah jam tangan yang ia kenakan.
"Belum, Kak. Aku tadi pulang duluan, kerjaan aku udah beres. Kalian ngapain ke rumah Dona?" tanya Farhan.
"Kita masuk dulu, yuk. Bicaranya didalam aja, ya," ucap Sania.