Motor Alvin memasuki area cafe yg kelihatan sederhana, setelah memarkirkan motornya Alvin lantas mengajak Rena masuk ke dalam cafe tersebut.
Mau makan apa Ren?
tanya Alvin kepada Rena.
Ahh nggak Vin, aku masih kenyang.
pesan es teh aja!
sambung Rena.
Ok kalau gitu,
Sahut Alvin sambil melambaikan tangan memanggil pelayan cafe tersebut.
Mbak,
saya pesan es teh manis 2!
Ucap Alvin.
Ok mas,
ditunggu ya!
kata pelayan berlalu pergi.
tak selang beberapa lama pelayan kemudian datang mengantar minuman.
selamat menikmati Mas mbak....
kata pelayan mempersilahkan.
Makasih...
sahut Rena.
Vin.....
Katanya mau ngomongin sesuatu, mau ngomong apaan sih????
kata Rena seraya menatap lekat wajah tampan Alvin.
Yang ditanya justru menunduk dan tersipu malu.
Vinnnnn...
kok malah diam?
ngomong dong!
Alvin mengangkat wajahnya, dan menatap wajah imut Rena, wajah yg selama ini selalu dirindukannya, yg selalu menghangatkan dinginnya hatinya.
Ren.....
aku sayang sama kamu, aku cinta banget sama kamu, udah lama aku menunggu saat saat ini, untuk bisa mengatakan semua ini!!!
Ren.....
aku pengen kamu menjadi bagian dalam hidup aku.....
gimana Ren, kamu mau kan jadi pacar aku????
Alvin menatap Rena penuh harap, sedangkan Rena tertunduk diam membisu, entah apa yg ada dalam pikiran Rena saat ini.
Rena jawab aku!!!
aku butuh kepastian kamu, jangan buat aku nunggu lebih lama lagi,
aku janji aku bakal berusaha bahagiain kamu,
Aku yakin kok Ren, aku pasti mampu.
ucap Alvin berusaha meyakinkan Zerena.
Rena mengangkat wajahnya, menatap tajam mata Alvin dalam dalam, mencari kepastian dan kejujuran disana, iya dia melihat kesungguhan disana, dia melihat kejujuran itu disana.
Rena menarik napas dalam-dalam, dia menimbang setiap kata yg diucapkan Alvin.
Vin.....
maaf aku tidak bisa menerima kamu, aku nggak mau kecewain mama aku Vin, jujur aku juga suka sama kamu tapi aku bisa Vin, nggak bisa....
Tapi Rena, kenapa?
apa salahnya kita menjalin hubungan, itu tidak akan menghalangi cita cita kamu Ren, aku siap nunggu kamu sampai kamu siap nanti jadi pendamping aku.
jadi tolong pikirin lagi Ren, aku nggak nyuruh kamu jawab sekarang, aku nunggu sampai kamu siap!!!
Ucap Alvin sambil menggenggam erat tangan Rena.
Nggak...
nggak Vin, aku nggak bisa, tolong hargai keputusan aku, jangan paksa aku.
Ucap Rena sambil menangkupkan kedua tangannya di depan Alvin.
Tolong antar aku pulang, aku mau pulang sekarang!!!
Rena berdiri mengambil tas sekolahnya,tapi Alvin menarik kembali lengan Rena untuk duduk.
Sabar dong Ren....
kalau memang kamu nggak bisa ya nggak apa apa.
Ucap Alvin.
Tapi untuk hari ini temani aku yah disini, tolong minum minuman kamu dong, sayang kalau nggak diminum mubazir kata nenek aku.
Ucapnya lagi mencoba mengusir kecanggungan diantara mereka.
Rena memanyunkan bibirnya, membuat Alvin semakin gemes melihatnya.
Ya Allah indahnya ciptaanmu, hanya dapat kulihat tapi tak dapat kusentuh,
batin Alvin.
Mau pesan makanan nggak?
kita makan aja dulu sebelum pulang ya?
ujar Alvin kemudian.
Zerena mengangguk pelan.
ok aku makan apapun yg kamu berikan.
ucapnya lirih.
ya udah aku pesan makan ya?
Kata Alvin sekali lagi.
Rena angguk angguk kepala sambil tersenyum manis kearah Alvin.
Alvin memanggil pelayan kembali, dan memesan makanan untuknya dan Rena.
tak seberapa lama makanan pun datang, Pelayan mengatur makana itu di meja mereka, lalu mempersilahkan tamunya menikmati makanannya.
Makan yuk Ren!!!
kita rayakan kelulusan kita,
Kita nggak tau kan besok besok kita masih bisa makan bareng kayak gini Ren.
Emang kamu mau kuliah dimana Vin???
Kan kalau masih kuliah disini, kamu bisa kok nemuin aku.
Kata Rena sambil menunduk malu dengan pipi memerah menahan malu.
Ya udah nanti aku bakalan traktir kamu tiap hari Minggu gimana?,
ucap Alvin.
Rena memutar bola matanya sambil berfikir, "boleh juga makan gratis tiap Minggu".
ucap Rena sambil tertawa lepas.
Emang kamu sanggup Vin, aku makannya banyak lho,
ucap Zerena bercanda.
Nggak apa apa kalau perlu jatah makan aku juga buat kamu,
Aku rela kok Ren!!!?!
ucapnya menggoda Zerena.
Tak terasa waktu bergulir, tapi kedua remaja itu belum beranjak juga dari tempat duduk mereka, mereka bercanda dan bernostalgia mengingat masa masa mereka mulai masuk sekolah dulu.
Rena.....
kayaknya udah sore nih, aku antar kamu pulang yuk,
Lanjut Alvin menimpali.
Hmhm ok kalau gitu yuk, sambung Rena kemudian.
Alvin bergegas membayar makanan yg telah mereka bayar,
lalu mengikuti Rena keluar dari cafe, yuk aku anterin Pulang.
Rena tersenyum sambil mengangguk.
Pegangan yahhh, ntar kamu jatuh cantiknya ilang lho, hehehe...
Alvin bisa bisanya masih menggoda Zerena, setelah ditolak mentah mentah.
Rena mencubit pinggang Alvin,
" Ren geli ini ntar kita jatuh gimana????"
ucap Alvin tertawa geli.
Alvin membawa motornya keluar dari area cafe. dan melaju di jalanan Ibukota yang panas itu.
Vin, berhenti..
berhenti nggak aku bilang!!!
Teriak Rena.
Ada apaan sih Ren, ngagetin aja???
Ucap Alvin karena harus mengerem motornya tiba tiba, karena ulah Zerena.
Alvin aku mau es krim,
kata Rena sambil menunjuk es krim di pinggir jalan, tepat di depan taman dekat rumahnya.
Ya udah....
yuk kita makan es krim bareng.
Alvin menuntun Rena ke tempat Abang Abang penjual es krim itu.
Bentar ya Ren kamu duduk di bangku ini!
Aku beliin kamu es krim bentar.
Rena mengangguk senang, saat Alvin bilang mau membelikannya es krim.
Kamu sukanya rasa apa Renn...
teriak Alvin.
Aku rasa apa aja suka Vin, terserah kamu deh pokoknya,
jawab Rena.
Lho kok banyak banget Vin,
Rena kaget melihat Alvin datang dengan membawa sekantong kresek Es krim Varian rasa, mulai rasa Coklat, Vanilla, cappucino, dan aneka rasa buah.
kita makan yuk sebelum es krimnya meleleh, kata Alvin.
mau rasaaa coklat Vin,
rengek Rena.
Ok nih ambil,
Alvin menyerahkan sebungkus es krim rasa coklat kepada Rena.
Wahhhhhh enak banget makasih ya Vin.
Ucapnya sambil menjilati es krim di tangan kanannya.
Rena lupa menjaga imagenya, dia lupa kalau sedang bersama Alvin,
Rena berjingkrak jingkrak kesenangan sambil menjilat es krim yg berada di tangannya.
Sesekali dia tertawa lepas seperti burung terbang tanpa beban.
Alvin tak lagi melihat Rena yg pemalu, pendiam dan tak banyak tingkah dan bicara.
Yang dia lihat sekarang Rena gadis remaja yg ceria, bahagia, menikmati hidupnya.
Mas kok mangap gitu, pangling ya liat ceweknya cantik gitu????
ucap penjual es krim membuyarkan lamunan Alvin.
Ee ehh nggak kok bang,
Abang apaan sih!!!
Iya saya tau mas sayang banget sama pacarnya,
dia memang cantik mas, manis, kelihatannya juga baik,
paslah buat mas yg ganteng ini.
ujar Si Abang.
Iyaa bang dia memang cantik, manis, baik, tapi hidupnya diselimuti kabut, yang tidak bisa aku tepis, kabut itu terlalu pekat bang, aku belum bisa nyingkirin kabut itu.
Ehhhh bang ini uangnya,
nanti kelupaan.
Abangnya bangkrut gara gara saya.
Ya nggaklah mas, enggak ada kata bangkrut, semua sudah ada yang ngatur mas, rezeki kita, jodoh kita, dan ajal kita.
ya udah saya duluan ya mas,
permisi...
ucap Abang penjual es krim
Makasih ya Bang, semoga rezekinya lancar hari ini.
Ucap Alvin, sebelum Abang penjual es krim itu berlalu.