Chapter 2 - Bagian 1

Rindou x Name

.

.

.

Hampir seminggu Rindou mengganggu [name] setelah pertemuannya,  bahkan dia sampai hafal nama gadis yang diganggu nya. Risih?  Tentu saja, Itulah yang dirasakan si gadis. Rindou sendiri tidak peduli atas tindakannya asalkan [name] mau membantunya.

Rindou juga mengganggu [name] di tempat dia berkuliah,  dari mulai berbisik-bisik di telinganya ketika dia belajar, melempar peralatan tulisnya bahkan sampai mengejeknya didepan dosennya.

Hingga sampai puncaknya,  [name] benar-benar emosi pada Rindou didepan seluruh mahasiswa lain ketika diluar jam kuliah. Mahasiswa lain yang melihatnya menatapnya aneh bahkan sampai berbisik-bisik menganggap nya gila karena [name] terlihat berbicara sendiri dimata mereka.

"Bagaimana penawaranku? Masih berlaku loh!" Ucap Rindou tidak perduli.

Mencoba menenangkan diri, [name] mulai membuat keputusan.

"Baiklah,  tapi tidak bicara disini." Kesal [name] sambil melihat orang-orang yang menatapnya aneh pada dirinya.

Mereka berdua beranjak pergi ke rooftop kampus. Disana nampak sepi dan jarang dikunjungi mahasiswa lain,  sehingga aman untuk berbicara dengan Rindou.

"Ok!  Aku akan membantumu tetapi kau jangan mengangguku ditempat umum sialan! " Kesal [name]

"Ya memang seharusnya begitu kan!" Cibir Rindou.

"Pemaksa sialan!"

"Aku punya nama nona!  Panggil aku Rindou bukan sialan."

"Terserah!  Sekarang apa yang harus aku lakukan."

"Tentu saja kau harus menemui kakakku. "

[Name] sungguh kesal dengan permintaan Rindou, dia pikir semudah itu menemui saudaranya itu. Kenal juga tidak yang ada malah dia disebut orang gila tidak tau diri.

"Ck..  Kau pikir semudah itu bicara dengan orang yang baru ku kenal."

"Ya terserah, yang jelas kalau berhasil kakakku akan membayarmu dengan uang yang cukup besar karena berhasil menyampaikan pesan penting dariku. Kalau tidak ya kamu mungkin akan mati ditangan kakakku atau rekan-rekanku."

"Heh?  Kok bisa begitu?" Protes [name].

"Bisalah! Kakakku adalah eksekutif Bonten sama sepertiku."

"Ha?  Tu.. Tunggu apa kau bilang? Eksekutif Bonten? Kau bercanda kan?"

"Aku? Bercanda?" Rindou tertawa, menurutnya ini lucu.

"Apa sih yang kau tertawakan, sia... eh Rindou san!" Kesal [name]

"[Name], [name] aku serius. Aku salah satu anggota eksekutif Bonten, Haitani Rindou. Coba kau cek saja informasi tentang Bonten yang tersebar di media internet." Senyum Rindou mengejek.

[Name] masih tak percaya, karna dia jarang membuka internet ataupun menonton televisi karena kesibukan kuliah dan kerja part time nya. Tetapi dia tahu tentang nama Bonten adalah organisasi kriminal hanya dari mulut ke mulut dari orang-orang sekitarnya.

Alangkah terkejutnya, ketika dia mengecek informasi dari internet tentang anggotanya. salah satunya tertera nama Haitani bersaudara, disana foto Rindou terpampang berserta nama lengkapnya sebagai buronan seantero Jepang.

[Name] terdiam dan merinding setelah tahu itu.  Tentu saja dia ingin kabur dari roh orang yang bernama Haitani Rindou dihadapannya dan tak mau berurusan dengan anggota kriminal sekelas Bonten.

"Aku serius [name]  walaupun wujudku berbentuk roh tapi aku bisa menghabisimu kalau kau tak mau membantuku." Ucapnya menekan [name].

[Name] makin merinding dibuatnya,  Rindou sangat bersungguh-sungguh mengatakan itu. Aura membunuhnya begitu kuat terpancar di diri Rindou dan itu tidak baik untuk kelangsungan hidup [name] sendiri.

[Name] hanya bisa meneguk ludahnya,  takut dan merasa terancam. Mau tidak mau dia menyepakati permintaan Rindou yang menurutnya sangat memaksa.

"Ba.. Baiklah aku akan membantu. Tapi aku tidak tahu harus bagaimana." Ucap [name] merasa ciut dihadapan  Rindou.

"Huh! Kau hanya perlu Ikuti intruksiku."

"Baiklah." mengangguk setuju.

"Bagus,  jadilah anak yang baik. Aku akan menunggu dirumahmu untuk rencananya." Ucapnya yang menghilang dari hadapan [name].

Seketika [name] merosot duduk bersandar dipembatas rooftop. Dipikirannya, dia benar-benar sial harus bertemu roh Rindou ini.

"Benar-benar sial! Tuhan kenapa aku harus bertemu roh tersesat dari anggota bonten?" gumamnya miris.

[27-02-2022]