"Lan Yunxi, ada apa denganmu?" tanya Su Zanghi membuyarkan lamunan Lan Yunxi yang tengah berdiri di depan aula padepokan. Lan Yunxi menolehkan kepalanya, pria itu menatap Su Zanghi.
"Apa memikirkan-"
"Aku memikirkan ular yang kemarin menyerang Feifei," sela Lan Yunxi dengan cepat. Su Zanghi tertawa kecil mendengar Lan Yunxi yang menyela ucapannya.
"Giok biru sudah diketahui keberadaannya dan saat ini menjadi benda yang paling diburu oleh berbagai Sekte. Di padepokan ini mempunyai satu keping, sepertinya Sekte Xing mulai berulah," jdelas Lan Yunxi.
Su Zanghi menatap langit denga lekat. Giok Biru adalah sumber kekuatan. Pada seratus tahun lalu, Sekte Su dan Sekte Lan menciptakan sebuah kekuatan yang bisa menguasai dunia. Sumber kekuatan itu berupa Giok Biru. Namun karena Giok itu diperebutkan hingga terjadi peperangan yang besar, Giok itu dipecah menjadi tujuh bagian dan disembunyikan. Selama berpuluh-puluh tahun tidak ada yang bisa menemukan Giok itu. Sekte Xing yang terkenal dengan kultivator hitam yang paling semangat mencaru giok itu. Namun sampai saat ini belum berhasil menemukannya.
Akan tetapi, akhir-akhir ini ada teror yang mengganggu penduduk berupa ular-ular kecil yang tiba-tiba masuk dalam rumah mereka. Juga Feifei yang diserang ular tepat di dekat padepokan.
"Aku rasa Xing Zaolin sudah mecium keberadaan Giok biru," ujar Lan Yunxi.
"Dia belum menemukan satu pun giok itu, Lan Yunxi. Mana mungkin dia menangkap sinyal keberadaannya?" tanya Su Zanghi.
"Xing Zaolin punya banyak tipu muslihat. Dia tahu kalau Giok biru itu diciptakan oleh Klan Su dan Klan Lan. Sudah pasti dia menebak kalau Klan Su memiliki giok itu."
"Aku membawa satu," jawab Su Zanghi. Su Zanghi memegangi dadanya yang tesimpan giok biru yang diperebutkan oleh berbagai Sekte.
Selama masa mencari ilmu dan bertapanya, tidak jarang Su Zanghi merasakan giok itu memberikan sinyalnya. Bila satu kepingan giok berdekatan dengan kepingan lain, pasti akan mengirimkan sinyalnya. Namun Su Zanghi belum mencari enam kepingan lain karena ayahnya belum memberikan perintah.
Giok itu bila disatukan bisa digunakan untuk menguasai dunia karena kekuatannya yang tidak bisa ditandingi. Kalau Giok itu berada di tangan orang yang tepat maka kekuatan itu akan digunakan dengan tepat, tetapi kalau giok jatuh pada orang yang jahat dengan menganut kultivasi hitam, pasti akan ada peperangan yang lebih besar. Sekte Su sengaja memecah Giok agar tidak digunakan untuk kejahatan. Namun keputusan itu bukanlah keputusan yang tepat karena dengan pecahnya Giok menjadi tujuh keping, membuat berbagai sekte memburunya dan berlomba ingin mendapatkannya. Bahkan Xing Jinyin sudah membunuh banyak orang untuk mendapatkan Giok itu. Xing Jiyin keponakan dari Xing Zaolin, pria itu sama ambisinya dengan Xing Zaolin dan berusaha mendapatkan Giok dengan berbagai cara, tidak peduli bahwa banyak nyawa orang yang tidak bersalah mati di tangannya.
"Guru, Tuan Su, ada kabar buruk." Seorang pria dari keamanan datang tergesa-gesa menghampiri Su Zanghi dan Lan Yunxi.
"Ada apa?"
"Ada ular raksaksa yang masuk di pemukiman penduduk," jawab pria itu.
Su Zanghi dan Lan Yunxi menatap satu sama lain. Mereka menganggukkan kepalanya dan bergegas untuk pergi dengan membawa pedang masing-masing.
"Hahahah … " Suara tawa terdengar nyaring menghentikan langkah Lan Yunxi yang akan keluar dari padepokan. Lan Yunxi menolehkan kepalanya, pria itu melihat Feifei dan Kai Wenning tengah bercengkrama sembari tertawa di balik batu.
Alis Lan Yunxi menukik tajam dengan mata yang menyorot seolah siap membunuh Kai Wenning.
"Bagaimana obatnya? Manjur, kan? Aku sudah bilang kalau obat buatanku pasti manjur," ucap Kai Wenning mendorong pundak Feifei dengan pelan.
"Manjur banget, beda dengan obat yang diberikan Guru Lan Yunxi," jawab Feifei.
Lan Yunxi mengepalkan tangannya dengan kuat, pria itu meninggalkan Feifei dan Kai Wenning dengan amarah yang ada pada dirinya. Lan Yunxi berjalan tergesa-gesa keluar dari padepokan. Su Zanghi hanya tersenyum simpul dan segera menyusul Lan Yunxi.
Penduduk desa Hilling di dekat Padepokan Ghuzhi merupakan desa dengan padat penduduk. Jaraknya lumayan jauh dengan Padepokan. Harus menyeberagi sungai dan melewat hutan serta bukit bebatuan.
"Tuan Su, mungkinkah pkiran kita sama?" tanya Lan Yunxi.
"Ya, kalau ular biasa pasti penduduk bisa mengatasinya," jawab Su Zanghi. Mereka menyusuri hutan dan melewati bukit bebatuan.
Suara orang berjalan mengikuti terdengar, Lan Yunxi dan Su Zanghi menarik pedangnya. Lan Yunxi menghadap ke belakang. Tidak ada siapa-siapa, hanya bebatuan besar di sepanjang perjalanan.
Lan Yunxi kembali melanjutkan perjalannya tatkala tidak melihat siapa-siapa. Pria itu berjalan dengan pelan. Dari arah belakang, seorang pria bersembunyi di balik batu menampakkan diri. Pria itu mengeluarkan bedang dari dalam tangannya dan melemparnya ke arah Lan Yunxi.
Tingkat kepekaan Lan Yunxi sangat tinggi, pria itu menarik pedangnya dan menangkis serangan dari belakang. Benang berwarna merah menyala itu putus seketika. Su Zanghi menarik pedangnya dan menyerang orang yang tengah menyerang Lan Yunxi dari belakang. Pria itu kembali mengeluarkan benang merahnya yang bisa melukai itu dengan membabi buta. Lan Yunxi menepis benang-benang itu dengan mudah menggunakan pedangnya. Begitu pun dengan Su Zanghi yang mencoba menyerang satu pria bebaju serba hitam. Dia adalah Chen Biyun, salah satu keturunan Chen yang membelot dan ingin mendapatkan Giok Biru. Beberapa kali Su Zanghi bertemu pria itu yang terus mendesaknya memberitahukan letak Giok Biru.
"Kita bertemu lagi, Su Zanghi," ucap Chen Biyun mengambil pedangnya dan mengarahkan pada Su Zanghi. Lan Yunxi melempar pedangnya tepat menangkis pedang Chen Biyun.
Pedang Chen Biyun jatuh tergeletak ke tanah, sedangkan pedang Lan Yunxi kembali ke tangan sang pemilik.
Lan Yunxi tidak menyia-nyiakan kesempatan, pria itu menyabetkan pedangnya ke arah Chen Biyun. Chen Biyun menghindari serangan Lan Yunxi yang membabi buta. Su Zanghi turut andil ikut menyerang Chen Biyun. Chen Biyun belum berhasil meraih pedangnya, pria itu membalas serangan Lan Yunxi dan Su Zanghi dengan mengeluarkan benang merahnya. Benang merah itu Chen Biyun lempar ke tangan Lan Yunxi. Bila terkena bagian tubuh, benang itu bisa melukai sampai dalam. Namun Lan Yunxi pria cerdik, pria itu menangkis serangan Chen Biyun dengan sangat mudah.
Lan Yunxi menengadahkan tangan kanannya, seutas tali berwarna putih ada di sana. Lan Yunxi melemparnya tepat ke arah Chen Biyun, tidak menunggu waktu lama, tubuh Chen Biyun terikat dengan sendirinya.
"Akhhh!" pekik Chen Biyun mencoba melepas tali yang mengikat tubuhnya, tapi tidak bisa terlepas karena semakin ia bergerak semakin tali yang mengikatnya semakin erat.
Lan Yunxi dan Su Zanghi memasukkan pedang ke tempatnya. Kedua pria itu menatap Chen Biyun dengan senyum tersungging di wajah mereka.