Di belakang istana yang tidak terlalu jauh dari istana utama terlihat saat malam hari, seorang putri berumur 18 tahun lagi di siksa oleh selir atau sekarang sudah berganti menjadi ratu kerajaan ini.
Putri itu tidak lain adalah putri Xiona Yuan yang di siksa sebab hanya menyusahkan saja.
Semua pelayan yang melihat hal itu tidak ada satupun dari mereka yang menolong, sebab bukan takut tapi di hasut oleh sang ratu kalau putri Xiona memang tidak berbakat dan tidak memiliki kekuatan apa pun.
"Kali ini kau akan bertemu ibumu!" ucap sang ratu sambil menyeringai senang.
"Saya akan membalaskan semua kejahatan anda! lihat saja kalau saya bisa hidup kembali anda dan semua keluarga anda akan saya hancurkan!" ucap putri Xiona yang sangat menatap tajam sebab ia di perlakukan dengan sangat jahat.
Haha!
Ratu dan para pelayan yang mendengarnya hanya tertawa sebab mendengar hal yang menggelikan seperti itu.
"Nikmati lah!" ucap ratu.
Setelah itu sang putri pun tidak bisa membuka matanya lagi tapi selepas kepergian semua yang menyiksanya, putri Xiona melihat cahaya yang sangat terang sekali.
Lalu terdengar seseorang yang berbicara padanya tapi samar, hal itu membuat putri tidak bisa berkata-kata.
******
Masa Depan
Seorang anak perempuan yang berada di sebuah kamar pun terbangun sebab cahaya matahari yang sangat silau mengenai jendelanya.
Saat anak perempuan itu bangun yang pertama ia lihat adalah kamar yang sangat sempit dan masih bersih walau tidak terlalu banyak cahaya di sini.
"Bukannya tadi aku sudah mati yah?" gumam anak perempuan itu sebab kebingungan.
Lalu anak perempuan itu pun berjalan dan saat melihat bayangannya di cermin, betapa kaget nya melihat wajahnya tidak sama. Setelah itu semua ingatan dari anak perempuan ini pun masuk kedalam ingatannya.
Beruntung dirinya dapat mengendalikan tubuhnya jadi dia tidak berteriak merasa semua memori yang masuk secara tiba-tiba dalam tubuhnya ini.
"Jadi kamu juga di siksa yah." lirih Xiona yang melihat bayangan anak kecil ini di cermin.
"Setelah ini aku akan membalaskan semua penderitaan mu." gumam Xiona sambil menyeringai.