Sesampainya dirumah Hendra, Rayhan mengetuk pintu rumah temannya tersebut. Tidak lama setelah itu pintu terbuka dan memperlihatkan sosok wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu Hendra.
"Eh Rayhan, cari Hendra ya?" ucap ibu Hendra tersenyum kepadanya.
"Iya tante," jawab Rayhan sopan bersalaman dengan beliau.
"Ayo masuk, langsung ke kamarnya aja tadi orangnya masih tidur," ucap ibu Hendra menyuruh dia masuk ke kamar Hendra.
Ibu Hendra memang sudah kenal Rayhan, karena Rayhan dan teman-temannya yang lain sering main ke rumah Hendra. Rayhan membuka pintu kamar Hendra dan melihat temannya yang sedang tidur dengan mulut setengah terbuka. Dia pun membangunkan Hendra menggunakan kakinya.
"Bangun woi udah siang!" ucapnya menendang kaki Hendra pelan.
Setelah beberapa kali dia bangunkan, akhirnya Hendra pun membuka matanya. Dia menggelengkan kepala melihat Hendra yang justru terkekeh kepadanya sambil mengucek kedua matanya yang baru bangun tidur.
"Jadi survey lokasi gak, malah asik molor!" kesalnya melihat Hendra yang bukannya langsung mandi malah asik bersandar di ranjang.
"Tunggu bentar aku mandi dulu, kalau mau ngrokok asbaknya di bawah meja tuh," ucap Hendra masuk ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Sambil menunggu Hendra selesai mandi, Rayhan duduk di shofa yang ada di kamar temannya tersebut. Dia mengambil satu bungkus rokok dari dalam tas kecil yang dia bawa setelah itu mengambil asbak di bawah meja.
Dia berjalan ke balkon kamar Hendra yang memang berada di lantai dua. Dia duduk di salah satu kursi yang ada disana setelah itu menghidupkan satu batang rokok dan menghembuskan asapnya ke udara.
Rayhan memang seorang perokok. Meski begitu, dia hanya sesekali merokok tidak seperti teman-temannya yang satu hari bisa menghabiskan satu bungkus rokok. Meski mereka perokok, mereka tidak pernah sama sekali merasakan yang namanya minuman keras.
Setelah menghabiskan satu batang rokok, Rayhan kembali ke kamar Hendra. Dia melihat Hendra yang sudah selesai mandi dan sedang bersiap untuk pergi.
"Yang nanti kita survey udah DP ndra?" tanyanya kepada Hendra.
Yang memakai jasa foto Rayhan dan teman-temannya memang biasanya DP terlebih dahulu. Itu mereka lakukan karena bulan ini jadwal foto Rayhan dan teman-temannya bisa dibilang cukup padat, sehingga para pelanggan rela memberi uang DP terlebih dahulu untuk memakai jasa foto mereka.
Rayhan dan Hendra berangkat ke rumah orang yang akan mengadakan acara pernikahan untuk survey lokasi, agar nantinya mereka bisa langsung ke lokasi dan tidak harus mencari lokasi terlebih dahulu. Survey lokasi sendiri biasanya dilakukan oleh Radit dan Firman, namun kedua temannya itu sedang sibuk sehingga Rayhan yang terjun sendiri bersama Hendra.
Sesampainya di lokasi, mereka yang sudah ditunggu pun masuk ke dalam rumah calon pengantin pria yang menyewa jasa mereka. Mereka mengobrol santai sambil menikmati hidangan yang disediakan.
Rayhan dan Hendra pamit pulang ketika menjelang Maghrib. Mereka mencari Masjid terdekat untuk mengikuti sholat berjama'ah. Tidak lama setelah menemukan Masjid terdekat, terdengar adzan Maghrib berkumandang. Mereka berdua pun mengambil wudhu setelah itu masuk ke dalam Masjid untuk sholat berjama'ah.
Setelah selesai mengikuti sholat berjama'ah, Rayhan berjalan ke parkiran tempat motornya berada. Tidak lama setelah itu Hendra yang sudah kembali memakai sepatunya pun datang menghampirinya.
"Kemana nih ndra?" tanyanya kepada Hendra.
"Nongkrong ke angkringan biasa aja lah, nanti Radit sama Firman paling juga nyusul kalau di chat," jawab Hendra yang dia angguki.
Rayhan pun melajukan motornya ke angkringan tempat biasa mereka nongkrong. Dia dan teman-temannya memang lebih sering nongkrong di angkringan. Selain karena lebih murah, mereka juga lebih bebas nongkrong dan makanannya tidak kalah enak dari di kafe.
Sesampainya di angkringan yang masih cukup sepi, Rayhan dan Hendra menghampiri mas Agus yang tak lain adalah penjual angkringan langganan mereka.
"Mas Agus, aku es teh satu ya," ucap Rayhan kepada mas Agus.
"Aku sama mas," ucap Hendra.
"Siap, gelar tikar sendiri ya, baru buka soalnya jadinya belum sempat gelar tikar, itu tikarnya ambil di bawah meja," ucap mas Agus yang mendapat anggukan dari Rayhan dan Hendra.
Angkringan mas Agus memang buka setelah Maghrib, sehingga mereka datang terlalu cepat. Rayhan mengambil piring dan memilih beberapa sate yang ada diatas meja. Dia mengambil beberapa sate usus, sate telur puyuh, dan sate ati ampella. Tidak lupa dia mengambil dua bungkus nasi kucing karena perutnya sudah cukup lapar.
Setelah menggelar tikar sebagai alas tempat duduk, mereka duduk lesehan di depan sebuah ruko menghadap jalan raya. Mereka berdua pun menikmati makanan yang mereka ambil. Tidak lama setelah itu Firman dan Radit datang berboncengan menggunakan motor Firman. Kedua temannya itu pun menghampiri mas Agus untuk memesan minuman setelah itu menghampiri dia dan Hendra dengan piring yang berada di tangan mereka.
"Darimana kalian? Tumben boncengan," tanyanya kepada kedua temannya yang baru datang.
"Itu si Radit manja banget minta dijemput!" cibir Firman yang ditanggapi kekehan oleh Radit.
Mereka berempat pun menikmati makanan sambil mengobrol menghadap ke jalan raya. Tidak jarang mereka melihat pasangan cowok cewek yang berboncengan di jalan. Maklum saja karena sekarang adalah malam minggu, sehingga banyak sepasang kekasih yang menghabiskan malam minggu mereka bersama pasangannya.
"Dari tadi pada boncengan semua yang lewat, kamu kapan ndra boncengan sama cewekmu?" tanya Firman sekaligus mengejek Hendra.
"Kamu sendiri kapan?" tanya balik Hendra yang membalas ejekan Firman membuat dia dan Radit tertawa.
Mereka berempat memang sama-sama jomblo semua. Namun jangan salah, ketiga teman Rayhan merupakan seorang playboy semua. Hanya saja mereka tidak mau terikat dalam hubungan pacaran.
Tidak lama setelah itu ada dua orang wanita yang datang ke angkringan mas Agus. Rayhan yang melihat ketiga temannya saling pandang pun hanya menggelengkan kepala, karena dia sudah tahu apa yang akan dilakukan ketiga temannya tersebut.
Ketiga temannya melakukan suit dengan tangan yang berbeda harus meminta nomor salah satu wanita tersebut. Hendra yang kalah pun berjalan menghampiri kedua wanita yang sedang duduk di salah satu kursi.
Mereka bertiga duduk di tempat mereka sambil melihat Hendra yang sedang berbincang dengan dua wanita tersebut. Tidak lama setelah itu Hendra mengeluarkan ponselnya dan meminta nomor salah satu wanita tersebut. Namun mereka melihat wanita tersebut justru mendorong Hendra tidak mau memberikan nomor ponselnya kepada temannya tersebut.
Mereka bertiga tertawa melihat Hendra yang kembali dengan tangan kosong. Mas Agus yang melihat mereka pun ikut tertawa sambil menggelengkan kepala.
"Baru kali ini aku lihat Hendra ditolak cewek!" ejek radit membuat mereka semua tertawa.
Hendra yang menjadi bahan tertawaan teman-temannya pun mendengus kesal. Rayhan yang melihat Hendra malu karena menjadi bahan tertawaan mereka pun menepuk pundak temannya tersebut.
Setelah puas menertawakan Hendra, mereka mengobrol santai seperti biasa. Mereka berempat yang merupakan jomblo semua pun cuek saja ketika semakin lama semakin banyak pasangan kekasih yang datang ke angkringan mas Agus. Mereka mencibir mas Agus yang mengejek mereka karena tidak membawa pasangan sendiri.