"Bagaimana saya harus menjawabnya, Tuan?" suara Arsia memutus keheningan singkat yang sempat menyela di antara mereka semua.
"Hm... Kau bisa menjawabnya dengan 'bersedia' atau 'tidak bersedia', Arsia," Mustafa mengarahkan meski terbesit pikiran mengapa calon adik iparnya menanyakan instruksi bagi pertanyaannya yang sederhana.
Sedangkan Salim yang berada di antara calon istri dan kakak sepupunya itu tidak berkomentar apapun namun juga tidak melewatkan detail tersebut. Dia memperhatikan interaksi di antara keduanya dalam diam. Dalam ketenangan terbaik yang dapat diciptakannya untuk dirinya, Salim menunggu untuk mendengar jawaban dari Arsia kepada Mustafa.
Jawaban yang akan diberikan Arsia itulah tempat seluruh perhatian Salim bermuara saat ini, begitu pula dengan kecemasannya. Semuanya bercampur menjadi satu di sana. Terlebih Salim sangat mengenal Mustafa.