Salur Bey merupakan pria yang tulus. Ironi yang terdengar dalam suaranya murni merupakan ekspresi dari kesedihannya dan bukan untuk menyindir Sencer Bey. Sebagai seorang Sancakbey di sana yang sekaligus juga merupakan paman dari calon istri Pangeran Salim, apalagi yang dapat dirasakan oleh Salur Bey selain rasa getir setelah mendapatkan kabar dari keponakannya. Hanya karena dia merupakan orang yang bijaksanalah dia tetap memanggil Sencer Bey ke hadapannya untuk mendengarkan dari sisi sang utusan istana.
Salim sendiri justru jatuh iba kepada sang Sancakbey setelah merasakan ketulusan hati pria tersebut. Saat ini mungkin hanya kesedihan yang dirasakan oleh Salur Bey sebab mengetahui bila keponakannya telah dilecehkan. Tetapi bagaimana setelah pria tersebut mengetahui apa yang sebenarnya sudah terjadi? Nampaknya sedih pun terlalu ringan untuk dirasakan.