"Saya sangat bersedih mendengarnya, Tuanku. Sayang sekali semuanya harus menjadi seperti ini," itulah hal pertama yang dapat dikatakan oleh Batur Bey setelah Salim menuntaskan ceritanya.
Lalu Batur Bey berkata, "Dari yang saya dengar selama ini, putri Esen Bey memang seorang gadis yang cukup temperamental meskipun cerdas. Sayang sekali bila ternyata kecerdasannya dia gunakan untuk hal seperti ini."
Sejenak, Batur Bey tampak kembali tenggelam ke dalam pikirannya. Salim tahu karena saat ini dia melihat ke arah kedua mata sang tabib yang terlihat kembali mengawang.
"Memang sangat tidak terduga, Paman. Tapi mungkin inilah cara Allah untuk memberitahu kepada saya kebenaran mengenai gadis tersebut dan menyelamatkan saya dari keburukannya," ucap Salim yang tetap mencoba untuk bersikap bijaksana meskipun amarahnya jadi terpantik saat menceritakan tentang gadis licik tersebut.
Batur Bey menoleh kepada Salim. "Lalu apa yang Anda lakukan sekarang, Tuanku?" tanyanya peduli.