Masih dari tempatnya berdiri, Behram dengan setia memperhatikan sang tuan dan perubahan yang terjadi pada tuannya seiring dengan semakin detailnya topik pembicaraan di sana. Bahkan menggunakan mata tuanya dapat dengan jelas dilihatnya bagaimana salah satu tangan sang pangeran yang bebas tak memegang ponsel seketika mengepal di atas pangkuan. Wajah sang tuan yang tadinya nampak dipenuhi kekhawatiran kini garis rahangnya mengeras. Belum termasuk aura kuat yang berkobar, menguar mengelilingi tubuh sang tuan. Jelas ada badai api yang sedang terjadi dalam diri Pangeran Salim pasca mendengar keterangan dari kedua orang tua calon istrinya.
'Ya Allah, Ya Tuhanku... Ampunilah kami semua yang berada di sini!'
