Behram kemudian melangkah kembali memasuki rumah. Baru saja dia hendak ke kamarnya untuk mengganti kaftannya ketika dilihatnya sang pangeran berjalan ke arahnya susah dengan penampilan yang berbeda. Kaftan mewah yang menunjukkan posisi sang tuan, yang sebelumnya dikenakan oleh tuannya itu, kini sudah berganti dengan kaftan biasa seperti yang dikenakan oleh sipil pada umumnya. Pun begitu, ada satu hal yang tetap saja gagal dilakukan oleh tuannya dan hal itu adalah untuk terlihat seperti orang biasa.
Kaftan yang dikenakan oleh Pangeran Salim sudah kaftan biasa namun wajah ningratnya tidak bisa disembunyikan.
"Kenapa kau tidak bergegas dan malah melihatiku seperti itu, Behram Agha? Kita tidak punya banyak waktu. Sebelum Salur Bey dan juga Esen Bey kembali dari pencarian, kita sudah harus berada di sini lagi," Salim mengingatkan.
"Baik, Yang Mulia. Saya permisi dulu untuk bersiap-siap," Behram mengundurkan dirinya.