Terlebih sebagai sesama lelaki, semestinya dia menyadari apa yang dirasakan oleh tuannya itu. Bagaimana dia bisa melewatkan detail tersebut?
'Mungkin karena kau sudah terlalu tua, Behram. Karena itu sudah bukan masamu lagi jadi kau telah melupakannya', dia berkata pada dirinya sendiri diikuti dengan helaan nafasnya.
Sang tuan masih muda. Sehat secara rohani dan jasmani. Ditambah kenyataan bila tuannya itu belum pernah menikah. Jadi bukankah sangat wajar bila sang pangeran tertarik secara fisik terhadap Arsia? Terlebih melihat kenyataan bila Arsia secara fisik sungguh berbeda dengan wanita-wanita yang selama ini pernah dilihat oleh sang pangeran.
Arsia, gadis itu cantik dalam perbedaannya. Tanpa rambut dan mata yang berwarna. Tanpa kulit yang putih. Melainkan dengan warna rambut dan matanya yang selegam malam serta kulit coklatnya. Bukankah sesuatu yang normal bila seseorang tertarik dengan sesuatu yang berbeda?