Sebelah alis Salim sedikit terangkat. Itu merupakan reaksi alaminya yang dibuat kagum oleh cepatnya perubahan ekspresi putri Esen Bey. Sayangnya bukan kagum dalam artian positif namun sebaliknya.
Salim dapat menangkap rasa jengkel gadis itu meskipun hanya sekelebat, yaitu ketika sang ayah menoleh padanya. Ekspresi jengkel si gadis terlalu tipis sehingga tidak dapat dengan mudah dilihat oleh siapapun. Kemudian dalam sekejap ekspresi kejengkelan itu berubah menjadi kesedihan yang kini dapat dengan nyata dilihat oleh semua orang yang ada di ruangan itu. Entah gadis itu menukar mimiknya dengan cepat atau mendorong rasa kesalnya menjadi kesedihan, yang pasti kini Salim tahu bila putri Esen Bey itu akan bertahan sampai akhir dalam menutupi kebohongan yang dimainkannya.
Ya, dengan mimik sedihnya itu si gadis tengah kembali berperan sebagai pihak yang disalahi.