Ketika di masa Kesultanan Ottoman, dia adalah Salim Han. Dan dia seorang pangeran.
Ketika di masa sekarang, dia adalah Salimhan Baran. Dan dia seorang tuan muda.
Arsia meraba-raba dalam memorinya. Mencari keberadaan Salim di kedua masa tersebut. Arsia tidak yakin dari mana harus mulai mencarinya. Mungkin dari materi sejarah yang pernah terbaca olehnya. Atau bisa jadi dari liputan media yang pernah dilihatnya.
Lembaran demi lembaran ingatannya terbuka dan berserakan di dalam kepalanya seiring dengan dirinya yang memindai setiap detail garis wajah Salim ke dalam pikirannya. Sayanganya tak ada satupun yang menulis keberadaan Salim di atas lembaran-lembaran ingatannya itu.
'Mungkin aku memang tidak pernah mengetahui tentangnya', batin Arsia yang merasa sedikit kecewa.