"Mungkin bila binatang liar atau hewan buas yang masuk masih lebih baik. Tapi ternyata..." gadis itu menghentikan ucapnya. Suaranya mulai tersendat. Ketakutan seolah sedang bergerak melahapnya.
"Apakah yang Ananda lihat?" mendapati keponakannya yang terdiam, Salur Bey bertanya hati-hati.
Jari-jari gadis itu semakin kuat mencengkeram kaftannya. Suaranya tercekat saat dia menjawab, "Sencer Bey, Salur Bey... Sencer Bey telah membobol masuk ke dalam rumah ini melalui bagian belakang rumah."
Otomatis wajah Behram tertekuk begitu mendengar kebohongan si gadis. Jelas bila mendengar sesi putri Esen Bey akan lebih banyak menguras kesabaran dan kewarasannya dibandingkan saat dia mendengarkan keterangan dari ayah gadis itu.
Seperti sekarang contohnya. Gadis itu baru beberapa detik membuka mulutnya namun sudah berhasil membuat hati Behram kesemutan.